JAYAPURA, EKOIN.CO - Masalah sampah semakin mendesak di Papua, khususnya di wilayah Jayapura dan Wamena. Kondisi ini terungkap melalui berbagai laporan dan data resmi yang menunjukkan tumpukan sampah harian mencapai puluhan ton.
Masalah pengelolaan sampah ini telah berlangsung lama, namun belakangan menjadi sorotan serius. Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jayapura mencatat volume sampah mencapai 100 ton per hari pada awal Februari 2025 . Dari angka ini, mayoritas diangkut, tetapi 3 ton per hari masih tertinggal di Kota Jayapura karena keterbatasan armada dan petugas kebersihan .
Penumpukan di Pasar Pharaa Sentani
Penumpukan sampah di Pasar Pharaa Sentani, Kabupaten Jayapura, menjadi sorotan utama sejak April 2025. Warga melaporkan sampah berserakan di tiga titik sekitar pasar selama tiga bulan berturut-turut. “Sampah menumpuk kayak bukit… menimbulkan bau yang sangat menyengat hidung,” ungkap Obby, salah seorang warga . Kepala Dinas LH Kabupaten Jayapura, Abdul Rahman Basri, membenarkan problem tersebut adalah tanggung jawab pengelola pasar dan Disperindagkop. Pihaknya menyediakan bantuan truk dan berencana melibatkan TNI-Polri untuk bersih-bersih .
Tekanan di Wamena
Kondisi tidak jauh berbeda terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Anggota DPRD, Charles Richardo Huby, mendesak OPD terkait agar segera turun tangan. “Keluhan warga tidak bisa diabaikan begitu saja,” ujarnya dalam rapat pada 21 Maret 2025 . Sebelumnya, DLH setempat juga mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan karena musim hujan meningkatkan risiko banjir akibat saluran drainase tersumbat.
Aksi dan Edukasi Lingkungan
Menjawab tantangan ini, muncul sejumlah gerakan lokal. Anak muda Jayapura menginisiasi “Grebek Sampah” di Sentani, berhasil mengumpulkan 433 kg sampah dalam 1,5 jam pada 1 Februari 2025 . Gerakan ini menegaskan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat. Gamel, pendiri Rumah Bakau Jayapura, menekankan pentingnya kesadaran generasi muda untuk tidak hanya menunggu tindakan pemerintah.
Hari Peduli Sampah Nasional
Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tanggal 21 Februari 2025 di Jayapura dijadikan momentum kampanye. Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong, dalam sambutannya di Ex‑Venue Dayung PON XX menyatakan, “Saya mengajak seluruh warga untuk lebih peduli terhadap sampah dan menjaga kebersihan lingkungan,” Acara tersebut melibatkan aksi “grebek sampah” di Jembatan Youtefa, dan berhasil mengumpulkan lebih dari 2 ton sampah
Plt Kepala DKLH Provinsi Papua, Aries Toteles Ap, menekankan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama: individu, keluarga, komunitas, dan pemerintah. Ia juga mengingatkan agar sampah tidak mencemari tanah, air, dan udara karena mengancam kesehatan dan ekosistem .
Kendala Pengelolaan
DLH Jayapura mengonfirmasi kekurangan armada adalah kendala utama. Hanya tersedia 23 truk pengangkut sampah yang harus melayani seluruh Kabupaten Jayapura . Masyarakat didorong untuk memilah sampah dari rumah dan membuang di tempat serta waktu yang ditentukan, yakni pukul 19.00–05.00 WIT.
Upaya Inovatif
Organisasi seperti Papua Green Initiative mengedepankan solusi teknologi: penggunaan drone pintar untuk pemantauan limbah plastik di sungai dan pesisir. Program ini juga menerapkan prinsip 5R dan bermitra dengan sekolah dan komunitas pesisir untuk meningkatkan kesadaran guna mencapai nol limbah plastik pada 2025 .
Dampak dan Risiko
Tanpa intervensi cepat, sampah dapat mengakibatkan pencemaran air, pantai, dan sungai, memicu penyakit serta bencana banjir. Kegiatan pembakaran ilegal semakin memperburuk kualitas udara dan meningkatkan risiko gangguan pernapasan.
Kesiapan dan Kolaborasi
Kolaborasi lintas sektor – pemerintah, TNI-Polri, komunitas lokal, lembaga pendidikan – dinilai sangat penting. Strategi terpadu diperlukan agar program tidak hanya bersifat simbolis tetapi berkelanjutan.
Rencana dan Prospek
Beberapa inisiatif tengah dikaji, termasuk pembangunan sistem pengolahan ramah lingkungan, daur ulang, dan potensi pemanfaatan sampah sebagai energi terbarukan . Ini diharapkan jadi solusi jangka panjang.
Kesimpulan dan Saran
Tingkatkan armada pengangkut dan fasilitas pengelolaan sampah untuk menekan volume yang tersisa.
Perluasan edukasi dan partisipasi masyarakat adalah kunci agar perilaku buang sampah sembarangan bisa ditanggulangi.
Penggunaan teknologi dan kampanye 5R hendaknya didukung penuh untuk mencapai target pengurangan limbah plastik.
Dukungan aktif dari semua elemen – OPD, TNI-Polri, komunitas – harus berjalan simultan.
Kebijakan penegakan aturan dan sanksi lokal perlu diperkuat agar budaya bersih lingkungan tertanam kuat.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
(*)