Jakarta, EKOIN.CO – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara resmi membuka pameran pertahanan terbesar di kawasan Asia Tenggara, Indo Defence 2025 Expo & Forum, pada Rabu, 11 Juni 2025 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta.
Acara pembukaan dimulai pukul 09.00 WIB dengan kehadiran barisan kehormatan yang terdiri dari 1.500 siswa, unit drumben, serta para kadet Universitas Pertahanan. Kehadiran Presiden Prabowo disambut secara militer dan penuh penghormatan.
Usai mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyampaikan laporan pembukaan. Ia menjelaskan bahwa pameran tahun ini mengusung tema “Defence Partnerships for Global Peace & Stability”.
“Diikuti oleh 1.180 peserta eksibisi, dengan konfirmasi kehadiran dari 42 negara sahabat melalui 659 perusahaan asing dan 521 produsen di dalam negeri,” terang Sjafrie dalam laporannya di hadapan Presiden dan para delegasi.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa ajang ini penting untuk membuka peluang kolaborasi dan memperkuat industri pertahanan nasional serta mempererat hubungan antarnegara sahabat.
Dukungan untuk Kemajuan Teknologi Pertahanan
“Expo ini dimaksud untuk memberi kesempatan bagi industri pertahanan dalam negeri, industri pertahanan negara-negara sahabat, dunia akademisi di Indonesia, semua unsur-unsur pimpinan politik dan kemasyarakatan, dan tentunya generasi muda Republik Indonesia, untuk mengikuti perkembangan teknologi dan sains khususnya di bidang pertahanan,” ucap Presiden Prabowo dalam sambutannya.
Sebagai simbol peresmian, Presiden melakukan pemindaian telapak tangan di layar digital. Aksi tersebut langsung mendapat tepuk tangan dari peserta, delegasi internasional, serta para pelaku industri yang hadir.
Turut hadir dalam acara pembukaan tersebut Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, para pimpinan lembaga negara, menteri kabinet, serta perwakilan dari negara-negara sahabat yang menjadi peserta forum ini.
Acara ini tidak hanya menjadi tempat promosi teknologi pertahanan, tetapi juga ajang diplomasi militer serta kolaborasi riset antarnegara yang memiliki kepentingan serupa dalam membangun perdamaian dunia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati turut menghadiri pembukaan dan memberikan dukungan atas penyelenggaraan forum tersebut, yang menurutnya menjadi landasan penting dalam membangun sistem pertahanan nasional yang kuat.
Visi Riset dan Keamanan Nasional
“Acara ini menjadi momen penting untuk mendorong kolaborasi dan menciptakan sistem pertahanan yang lebih modern dan tangguh,” tulis Sri Mulyani melalui unggahan Instagram resminya pada hari yang sama.
Presiden Prabowo dalam pidatonya menegaskan pentingnya penguatan sistem pertahanan sebagai fondasi kesejahteraan nasional. Ia menyampaikan bahwa bangsa yang tidak berinvestasi dalam pertahanan akan kehilangan kedaulatannya.
“Keselamatan suatu bangsa harus dijamin oleh pertahanan suatu bangsa. Tidak ada bangsa yang waras yang menghendaki perang. Tapi sejarah manusia mengajarkan bahwa suatu bangsa yang tidak mau investasi terhadap pertahanannya sendiri biasanya kedaulatannya dirampas, biasanya kemerdekaannya dirampas, biasanya bangsa itu menjadi bangsa budak,” ujarnya.
Pesan ini disampaikan dengan tegas kepada seluruh peserta dan undangan, sebagai pengingat bahwa pembangunan pertahanan bukan hanya tanggung jawab militer, melainkan seluruh elemen bangsa.
Menkeu Sri Mulyani pun mengajak seluruh stakeholder, termasuk kalangan swasta dan akademisi, untuk mendukung kemajuan sektor ini demi menciptakan Indonesia yang aman dan mandiri.
Pameran Indo Defence 2025 dijadwalkan berlangsung selama empat hari, mulai 11 hingga 14 Juni 2025, dengan agenda seminar, demonstrasi teknologi, hingga forum diskusi bersama para ahli.
Pameran Indo Defence 2025 menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat posisi strategisnya di sektor pertahanan global. Kehadiran para pemimpin negara dan pelaku industri menjadi bukti pentingnya peran Indonesia dalam mendorong perdamaian dunia melalui kemitraan teknologi.
Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan negara-negara sahabat dalam forum ini diharapkan mampu mempercepat penguasaan teknologi pertahanan yang relevan dengan tantangan geopolitik masa depan. Dengan begitu, Indonesia bisa lebih siap menjaga kedaulatan dan kepentingan nasionalnya secara mandiri.
Ke depan, pelibatan generasi muda, institusi riset, serta dunia pendidikan harus menjadi prioritas utama agar inovasi di sektor pertahanan bisa terus tumbuh. Melalui sinergi tersebut, ketahanan nasional akan berdiri kokoh, dan cita-cita menuju Indonesia Emas 2045 dapat tercapai dengan stabilitas yang terjaga.(*)