Jayapura, EKOIN.CO – Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, kembali menegaskan komitmennya dalam menyikapi berbagai aspek penting pembangunan dan kehidupan keagamaan di Papua dalam sepekan terakhir. Sejumlah peristiwa penting mulai dari ajakan spiritual, penghargaan pemerintah daerah, hingga pengelolaan anggaran pemilihan kepala daerah menjadi sorotan utama.
I. Ajakan Beriman Nyata pada Umat Kristen
Penjabat Gubernur menyampaikan pesannya pada Perayaan Pentakosta II Lingkungan A di Gedung Negara, Senin (9/6/2025). Ia menekankan bahwa iman harus dijalani, bukan sekadar menjadi label. “Apakah kita hanya umat KTP? … hadir karena panggilan Tuhan, bukan hanya rutinitas atau kewajiban agama,” serunya . Ia mengajak masyarakat untuk turut rukun dalam tantangan zaman, tetap sabar dan taat, serta bekerja dengan setia: “Lakukan bagian kita dengan setia, selebihnya biarlah Tuhan yang bekerja,” lanjutnya.
II. Penghargaan Regional Champion Index ke–2
Ramses Limbong menerima penghargaan bergengsi dari InfoBank Media Group pada 16 Mei 2025 atas kinerja dan sinergi interlembaga di Jawa. Penghargaan tersebut diakui sebagai wujud penguatan ekonomi dan sosial Papua melalui Bank Papua sebagai BUMD. “Saya mengucapkan terima kasih kepada InfoBank Media Group… Ini merupakan penghargaan bagi seluruh rakyat Papua,” ujarnya. Ia menyoroti peran serta semua pemangku kepentingan dalam mewujudkan pembangunan merata dan berkelanjutan .
III. Rasionalisasi Anggaran PSU Pilkada
Pada 14 Mei 2025, Ramses menyampaikan bahwa anggaran PSU Pilgub Papua semula Rp 189 miliar digeser untuk efisiensi lewat rasionalisasi APBD tahun 2025. Ia menggandeng KPU dan Bawaslu untuk melakukan review dan menyisir pengeluaran tidak efektif di dinas terkait. “Kita bisa sisir di dinas terkait… agar roda pemerintahan tetap berjalan,” ungkapnya. Anggaran final akan diumumkan setelah penetapan NPHD oleh KPU dan Bawaslu.
IV. Sinergi antara Iman dan Pembangunan
Ramses mengajak agar pembangunan dimulai dari hati yang bersih, guna menghasilkan sikap, pikiran, dan kata yang positif. Ia menyebut mindset baru sangat diperlukan agar kesejahteraan benar-benar dirasakan seluruh lapisan masyarakat Papua Pendekatan ini memadukan aspek spiritual dan tata kelola pemerintahan yang transparan dan efisien.
V. Reaksi dan Respons Masyarakat
Masyarakat dan tokoh agama merespons positif pesan dari gubernur. Beberapa peserta Pentakosta menyatakan kehadiran mereka bukan sekadar formalitas, melainkan panggilan rohani. Ucapan terima kasih juga datang dari jajaran Bank Papua dan pejabat lainnya yang merasakan semangat sinergi paska perolehan penghargaan.
VI. Dukungan untuk Bank Papua
Penghargaan InfoBank menjadi momentum memperkuat peran bank daerah. Ramses meminta Bank Papua meningkatkan kinerja, memperkuat layanan keuangan, dan mendukung pembangunan sosial-ekonomi lokal.
VII. Pengawasan dan Transparansi Anggaran
Dalam pengelolaan PSU, gubernur mengutamakan strategi efisiensi dengan melibatkan semua pihak terkait. Model ini diharap meningkatkan akuntabilitas dan menjaga layanan pemerintahan tetap berjalan lancar.
VIII. Tantangan Realisasi PSU
Anggaran Rp 189 miliar ternyata dapat ditekan dan disesuaikan dengan kebutuhan riil. Namun, tetap ada pemantauan agar kualitas penyelenggaraan pemilihan tak terganggu.
IX. Integrasi Iman dalam Tata Kelola
Gubernur berkali-kali menekankan bahwa pembaruan Papua bermuara dari kondisi hati. Integritas dan kesadaran moral dianggap prasyarat untuk menjadikan Papua maju dan sejahtera.
X. Konsistensi Sambut Tugas Keagamaan
Ramahnya hubungan antara pemerintah dan lembaga keagamaan Papua terlihat nyata saat perayaan Pentakosta. Kehadiran gubernur jadi sinyal kerukunan antarumat beragama yang terus dijaga.
XI. Daya Gema Pesan Moral
Pesan pastoral “iman nyata” di hari Pentakosta direspons sebagai panggilan bertindak sosial dan etis. Umat diajak tak hanya beribadah, tapi juga hadir dalam kehidupan publik penuh tanggung jawab.
XII. Harapan di Balik Penghargaan
Apreasiasi oleh InfoBank dijadikan titik tolak percepatan kerja sama antar pemangku kepentingan. Ia ingin agar semua pihak berkolaborasi, bukan berkompetisi semata, demi Papua yang lebih baik.
XIII. Optimisme Pembangunan Daerah
Rasionalisasi anggaran PSU meskipun berpotensi mengganggu operasional, namun dikendalikan agar pemerintahan tetap berjalan optimal. Ini mencerminkan manajemen risiko yang matang.
XIV. Peningkatan Kesadaran Elit Lokal
Pesan gubernur meminta pejabat tidak netral dibahas serentak di daerah lain. Ini menunjukkan kesadaran meningkatnya tuntutan akuntabilitas birokrasi di Papua.
XV. Penguatan Gaya Kepemimpinan
Penjabat Gubernur menunjukkan gaya kepemimpinan tegas namun humanis: menyentuh spiritual, mengukir prestasi, sekaligus menjaga efisiensi anggaran.
XVI. Dampak Keagamaan dalam Publik
Pijakan iman di momen Pentakosta ini diharapkan menular ke sektor sosial dan pemerintahan – menyatukan etos kerja spiritual dan profesionalisme.
XVII. Pendidikan Etika Pemerintahan
Prinsip “kerja dari hati”, meneguhkan integritas pejabat dan masyarakat seraya membangun tata kelola publik berlandas moral.
XVIII. Komitmen Tanpa Seremonial
Rasionalisasi bergeser dari sekadar formalitas; gubernur mendorong substansi: anggaran dipotong agar esensi pelayanan masyarakat tetap terjaga.
XIX. Sinergi Interlembaga Lokal
Penghargaan InfoBank di Jakarta menunjukkan kerja keras kolaborasi pemerintah, bank daerah, dan lembaga keuangan dalam memajukan Papua.
XX. Pelajaran Akuntabilitas APBD
Kisah pengelolaan anggaran PSU bisa menjadi studi kasus tata kelola APBD yang lebih transparan dan efisien.
XXI. Peran Tokoh Lokal
Penghargaan ini juga mencerminkan peran tokoh daerah dan pejabat yang menggandeng reputasi baik Bank Papua demi kepentingan bersama.
XXII. Momentum Evaluasi SSC
Gubernur memanfaatkan momentum penghargaan sebagai katalis untuk peninjauan seluruh skema kerja dan tata kelola daerah.
XXIII. Pesaing dan Respons Politik
Rasionalisasi anggaran PSU berpotensi menjadi sorotan politik menjelang pemilihan berikutnya. Namun, Ramses memprioritaskan urgensi publik.
XXIV. Rasionalisasi vs Kinerja
Keseimbangan efisiensi dan kelangsungan pemerintahan menjadi pusat strategi; “diseleksi” agar anggaran tetap berjalan.
XXV. Simpul Pesan Keagamaan
Umat Kristen Papua didorong menjadikan iman sebagai pegangan sosial dan pemerintahan, tidak sekedar ritual.
XXVI. Refleksi Amanah Publik
Gubernur menekankan bahwa jabatan bukan status, melainkan tanggung jawab moral dan profesional kepada masyarakat.
XXVII. Pelibatan Semua Komponen
Ramses menekankan pentingnya semua pihak: tokoh agama, lembaga, ASN, dan masyarakat makin proaktif, bukan hanya pasif.
XXVIII. Sinergi Lintas Sektor
Program Bank Papua didukung lintas sektor; penghargaan InfoBank memberi efek domino pada sektor perbankan dan pembangunan.
XXIX. Iman Menguatkan Pembangunan
Perpaduan pesan keagamaan dan manajemen anggaran jadi indikasi pendekatan pembangunan Papua yang lebih manusiawi.
XXX. Konsolidasi Internal
Rasionalisasi PSU membantu memprioritaskan pengeluaran efektif, sekaligus menjaga stabilitas pemilihan kepala daerah.
XXXI. Strategi Keuangan Daerah
Review bersama KPU dan Bawaslu membuktikan bahwa pengelolaan PSU tidak dilakukan sepihak tetapi berdasar audit bersama.
XXXII. Tugas Moral Pejabat
Gubernur juga mengingatkan pejabat agar bekerja jujur, hati-hati, dan tidak memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi.
XXXIII. Zona Kondusif Pilkada
Dengan anggaran yang rasional, gubernur berharap pelaksanaan Pilgub Papua berjalan lancar tanpa hambatan anggaran.
XXXIV. Pembelajaran Publik
Kebijakan ini membuka peluang bagi masyarakat dan pers untuk terus memantau efektivitas belanja daerah.
XXXV. Tantangan Kontemporer
Papua menghadapi tekanan pembangunan, moral, dan tata kelola; Ramses memilih strategi menyelaraskannya secara bertahap.
XXXVI. Kepemimpinan Inspiratif
Ramses tampil sebagai figur yang membaurkan spiritualitas, tanggung jawab, dan teknik manajemen pemerintahan modern.
XXXVII. Kepercayaan Publik dan Persepsi
Penghargaan nasional dan keseriusan anggaran ditujukan untuk membangun kepercayaan publik pada pemerintahan sementara ini.
XXXVIII. Monitoring dan Evaluasi
Setelah NPHD ditandatangani, penghitungan anggaran PSU akan diawasi agar tetap sesuai tujuan efisiensi dan efektivitas.
XXXIX. Solidaritas di Tengah Tantangan
Gubernur menegaskan bahwa Papua berdaya jika semua elemen – iman, pemerintah, dan masyarakat – berkolaborasi.
XL. Transformasi Hati dan Sistem
Dari hati yang bersih akan lahir kata dan tindakan tepat, serta tata kelola anggaran yang lebih baik ke depan.
Saran & Kesimpulan:
Pemimpin diharapkan mengintegrasikan nilai spiritual dan tata kelola publik agar kebijakan terasa adil dan manusiawi.
Sinergi antara pemerintah daerah, lembaga keagamaan, dan masyarakat penting dalam mendorong kesejahteraan.
Rasionalisasi anggaran PSU perlu diiringi pemantauan ketat agar pelayanan publik tetap terpenuhi.
Penghargaan regional dapat dijadikan pijakan untuk memperluas kolaborasi lembaga dan memperkuat sektor keuangan daerah.
Pendekatan hati, iman, dan integritas menjadi fondasi kuat membangun Papua yang lebih baik.(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v