Jakarta, EKOIN.CO – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyalurkan bantuan hewan kurban sebanyak 578 ekor sapi ke seluruh wilayah Indonesia. Hewan-hewan tersebut didistribusikan ke 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota menjelang Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah.
Penyaluran hewan kurban ini menjadi bentuk kepedulian terhadap masyarakat, khususnya kelompok kurang mampu. Proses distribusi dilakukan secara terkoordinasi agar hewan sampai dalam kondisi sehat dan layak potong.
Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan bahwa penyembelihan berjalan sesuai syariat Islam dan prinsip kesejahteraan hewan. Seluruh kegiatan diawasi langsung oleh jajaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
“Ini bukan tugas ringan. Kita harus pastikan bahwa hewan kurban dalam kondisi sehat, dipotong secara benar, dan dagingnya aman serta layak dikonsumsi,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementan, Agung Suganda, dalam keterangannya pada Sabtu (7/6/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa pelaksanaan kurban Iduladha 1446 H/2025 M harus sesuai prinsip kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan (Kesrawan).
Penekanan pada Standar Syariat dan Kesehatan
Agung menekankan pentingnya tanggung jawab petugas pemantau hewan. Mereka harus memastikan seluruh tahapan penyembelihan dan penyaluran dilakukan secara benar dan dilaporkan ke pusat.
“Kita harus memastikan bahwa hewan kurban diperlakukan secara baik sejak sebelum dipotong, saat pemotongan, hingga penanganan produk dagingnya. Semua proses harus menjunjung tinggi standar kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan,” ujarnya.
Pakar peternakan dari IPB University, Supratikno, turut menyoroti aspek etis dalam penyembelihan. Ia menekankan pentingnya memperhatikan prinsip ikhsan dalam seluruh proses kurban.
”Lima prinsip kesejahteraan hewan harus dijadikan pedoman utama, dimana hewan harus bebas dari lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan, bebas dari rasa sakit dan cedera, bebas dari rasa takut dan stres, serta bebas mengekspresikan perilaku alaminya,” jelasnya.
Pernyataan tersebut memperkuat upaya pemerintah untuk mendorong masyarakat menjaga etika dalam berkurban.
Penerimaan oleh Masyarakat
Warga juga menyambut baik bantuan tersebut. Salah satunya Maulana, perwakilan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Ash Shalihin, Jakarta Utara, yang mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan.
“Kami pastikan proses penyembelihan akan terdokumentasi dengan baik dan penyaluran daging dilakukan secara adil kepada masyarakat yang berhak,” ungkapnya.
Bentuk dokumentasi dan pelaporan menjadi bagian dari pengawasan pelaksanaan kurban di lapangan, untuk memastikan keadilan dalam distribusi.
Kementan sendiri memusatkan pengawasan pada dokumen kesehatan hewan (SKKH), pemeriksaan sebelum dan sesudah pemotongan, serta legalitas tempat pemotongan.
Aspek Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) juga menjadi landasan teknis dalam pelaksanaan penyembelihan.
Data Ketersediaan Nasional
Berdasarkan proyeksi Ditjen PKH, total ketersediaan hewan kurban tahun ini mencapai 3.217.397 ekor. Angka ini terdiri atas 784.668 sapi, 34.840 kerbau, 1.438.452 kambing, dan 959.437 domba.
Angka tersebut melebihi kebutuhan nasional yang diproyeksikan sebesar 2.074.269 ekor. Rinciannya mencakup 703.348 ekor sapi, 913.444 kambing, 443.023 domba, dan 14.454 kerbau.
“Selain cukup secara kuantitas, aspek kesehatan dan kesejahteraan hewan juga menjadi prioritas agar hewan kurban yang tersedia memenuhi syarat syariah dan kesehatan,” ujar Agung.
Ia memastikan bahwa semua lini distribusi, dari pusat hingga daerah, telah mendapatkan arahan untuk menjaga kualitas dan kelayakan.
Kementan mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk menjalankan proses kurban dengan hati-hati, bertanggung jawab, dan transparan.
Pesan Kemanusiaan dari Mentan
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman juga berpartisipasi dalam kegiatan kurban. Tahun ini, ia menyumbangkan 62 ekor hewan kurban ke berbagai wilayah di Indonesia.
“Kita ingin berbagi pada saudara-saudara kita yang kurang mampu. Kami pernah merasakan apa yang dirasakan saudara-saudara kita. Kami lama hidup susah, jadi itu selalu mengingatkan kami bahwasanya saudara kami selalu ingin berbagi pada saudara kita,” ujarnya.
Hewan kurban dari Mentan didistribusikan ke wilayah seperti Jakarta, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Sasaran utamanya adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi.
Langkah ini menunjukkan bahwa momentum Iduladha dimanfaatkan oleh pemimpin negara untuk menunjukkan solidaritas dan berbagi secara nyata.
Kegiatan ini menutup rangkaian distribusi nasional hewan kurban sebagai wujud kepedulian sosial dan nilai-nilai kebangsaan.
Pemerintah dan panitia kurban lokal disarankan untuk meningkatkan digitalisasi sistem pelaporan dan dokumentasi pelaksanaan kurban, agar setiap proses dapat dipantau dengan transparan oleh masyarakat luas. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan dan akuntabilitas dalam pelaksanaan bantuan publik.
Pelatihan intensif mengenai kesejahteraan hewan bagi panitia kurban, khususnya di daerah-daerah, perlu digalakkan setiap tahun. Hal ini untuk memastikan bahwa standar penyembelihan tidak hanya dipahami secara teori, tetapi juga dilaksanakan secara nyata.
Masyarakat penerima manfaat juga disarankan untuk berpartisipasi dalam pelaporan jika terdapat pelanggaran atau penyimpangan dalam proses distribusi dan penyembelihan. Keterlibatan publik akan memperkuat pengawasan sosial dalam kegiatan ibadah kurban.(*)