Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) kembali menggelar kegiatan tahunan Creative Infrastructure Financing Day (CreatIFF) 2025 pada Rabu, 3 Juni 2025, di Jakarta. Acara ini merupakan inisiatif Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum (DJPI).
Kegiatan tahun ini dikemas dalam format Bincang Infrastruktur dengan tema “Menjawab Tantangan Pembiayaan Kreatif di Tengah Optimalisasi Anggaran”. CreatIFF diharapkan menjadi wadah sinergi antar pemangku kepentingan untuk mendorong inovasi pembiayaan infrastruktur.
Menteri PU, Dody Hanggodo, dalam sambutannya menegaskan pentingnya membangun ekosistem pembiayaan infrastruktur yang akuntabel dan menarik bagi investor. Hal ini, menurutnya, menjadi kunci agar pembangunan tidak bergantung sepenuhnya pada anggaran negara.
“Saya mendorong seluruh jajaran di Kementerian PU, khususnya DJPI untuk terus mengkaji dan mengembangkan berbagai skema pembiayaan kreatif, seperti KPBU, blended finance, sekuritisasi aset dan skema lainnya yang potensial,” tegas Menteri Dody saat membuka acara.
Menurutnya, menciptakan sistem pembiayaan yang transparan dan kondusif akan membuka peluang investasi dari sektor swasta, baik domestik maupun internasional.
Dukungan terhadap Asta Cita dan Target PU 608
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Dody juga menekankan bahwa penyelenggaraan CreatIFF 2025 merupakan bagian dari kontribusi nyata Kementerian PU dalam mendukung visi nasional Asta Cita.
Melalui program strategis bertajuk ‘PU 608’, Kementerian menargetkan tiga sasaran utama: efisiensi investasi dengan ICOR kurang dari 6, pengentasan kemiskinan hingga 0%, dan pendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun.
“Pencapaian sasaran PU 608 ini akan menjadi kontribusi nyata Kementerian PU dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 disertai dengan dukungan pembiayaan yang handal serta inovatif,” ujar Menteri Dody.
Program PU 608 diproyeksikan akan menjadi landasan kuat untuk mempercepat pembangunan infrastruktur strategis nasional, dengan efisiensi dan akuntabilitas sebagai prinsip utama.
Inisiatif CreatIFF sendiri telah dimulai sejak tahun 2022 dan terus mengalami penyempurnaan format serta cakupan pembahasannya.
Forum Diskusi dan Katalisator Pembiayaan
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur, Rachman Arief Dienaputra, mengatakan bahwa CreatIFF merupakan forum penting untuk merespons tantangan pembiayaan infrastruktur nasional.
“Di tengah keterbatasan anggaran pemerintah, acara ini diharapkan menjadi wadah diskusi untuk mencari solusi konkret dalam mendukung target pembangunan nasional secara berkelanjutan,” ujar Dirjen Rachman.
Ia juga menambahkan, selain diskusi, CreatIFF diharapkan menjadi katalisator bagi pembentukan skema pembiayaan yang inklusif, inovatif, dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Menurutnya, keterbatasan fiskal tidak boleh menjadi hambatan pembangunan. Sebaliknya, harus menjadi peluang untuk membangun kolaborasi lintas sektor yang lebih kuat.
Dalam lima tahun terakhir, Kementerian PU telah memfasilitasi 16 proyek KPBU, termasuk proyek strategis seperti Jalan Tol JORR Elevated Cikunir–Ulujami dan SPAM Regional Jatiluhur I.
Target Pembiayaan Kreatif 2025–2029
Untuk periode 2025–2029, DJPI menargetkan percepatan implementasi pembiayaan kreatif di berbagai sektor, termasuk sumber daya air, bina marga, dan cipta karya.
Dirjen Rachman menyampaikan, “Kita sedang menyiapkan pipeline proyek dengan pendekatan KPBU dan skema inovatif lainnya agar pembiayaan tidak hanya mengandalkan APBN.”
CreatIFF 2025 juga menjadi sarana bertukar pengalaman dan strategi pembiayaan antar pemangku kepentingan, baik dari sektor publik maupun swasta.
Dengan tantangan fiskal yang semakin kompleks, Kementerian PU berupaya memastikan kesinambungan pembangunan melalui pembiayaan yang lebih cerdas dan adaptif.
Partisipasi Sektor Swasta dan Lembaga Strategis
CreatIFF tahun ini turut menghadirkan sejumlah narasumber penting dari sektor strategis. Di antaranya adalah Rosan Roeslani, CEO BPI Danantara Indonesia, yang membahas peran lembaganya dalam pembiayaan infrastruktur.
Turut hadir Ir. Jisman P. Hutajulu, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, yang memaparkan pengembangan proyek energi terbarukan dan sinergi pemanfaatan aset lintas kementerian.
Dari sektor swasta, hadir pula Dhony Rahajoe (KADIN), Rivan Achmad Purwanto (PT Jasa Marga), dan Budi Hartono (PT Baja Titian Utama) yang memberikan perspektif bisnis mengenai peluang dan risiko dalam skema KPBU dan blended finance.
Para pembicara sepakat bahwa kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta perlu diperkuat agar proyek infrastruktur strategis bisa terealisasi tepat waktu dan berdampak luas.
Acara ini juga menjadi ajang networking antar pemangku kepentingan untuk menjajaki kolaborasi pembiayaan proyek-proyek strategis nasional.
Mendorong inovasi dalam skema pembiayaan infrastruktur merupakan langkah tepat yang harus diambil pemerintah untuk menghadapi keterbatasan fiskal. Namun, hal ini harus dibarengi dengan tata kelola yang transparan dan pengawasan yang ketat agar kepercayaan investor tetap terjaga.
Pemerintah juga perlu terus melibatkan sektor swasta dan lembaga keuangan nasional maupun internasional dalam proses penyusunan dan pelaksanaan proyek. Forum seperti CreatIFF berpotensi besar menjadi titik temu berbagai kepentingan dengan orientasi pembangunan berkelanjutan.
Dalam jangka panjang, ekosistem pembiayaan kreatif yang sehat akan menjadi pilar penting dalam mencapai Indonesia Emas 2045. Namun, semua itu memerlukan konsistensi kebijakan, kepemimpinan yang tegas, serta kolaborasi lintas sektor yang solid.(*)