Jakarta, EKOIN.CO – Sebagai langkah konkret mendorong ekspor, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) menyelenggarakan kegiatan pitching produk alat musik, alat olahraga, dan mainan anak. Acara ini dilaksanakan secara daring pada dua sesi, Selasa (19/5/2025) dan Jumat (23/5/2025).
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama Ditjen IKMA dengan Kementerian Perdagangan. Tujuannya adalah mempertemukan pelaku industri aneka dalam negeri dengan jejaring perdagangan Indonesia di luar negeri seperti Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan Atase Perdagangan.
“Seluruh upaya tersebut diarahkan untuk membantu pelaku industri aneka dalam memperluas akses pasar sekaligus meningkatkan daya saing produk industri dalam negeri di kancah global,” ujar Dirjen IKMA Reni Yanita dalam siaran resmi di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini menghadirkan perwakilan ITPC dari berbagai negara, antara lain dari Inggris, Belanda, Spanyol, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, Taiwan, dan Chile. Mereka hadir untuk memberikan masukan sekaligus membuka peluang kemitraan.
Para pelaku industri yang terpilih mempresentasikan keunggulan produk mereka di hadapan perwakilan dagang. Mereka juga diberikan ruang untuk menggali informasi mengenai permintaan dan preferensi pasar di masing-masing negara tujuan ekspor.
Peluang Ekspor yang Menjanjikan
Reni Yanita menekankan bahwa forum pitching ini memberi keuntungan strategis bagi pelaku industri. Mereka tidak hanya mengenalkan produk, tetapi juga memahami karakter konsumen internasional dan membangun jejaring bisnis.
“Para peserta pitching tidak hanya memperoleh kesempatan untuk memperkenalkan produk unggulannya, tetapi juga mendapatkan wawasan strategis dari para perwakilan perdagangan mengenai kebutuhan pasar dan peluang kerja sama yang bisa dijajaki lebih lanjut,” jelasnya.
Sebanyak tujuh perusahaan dalam negeri ikut serta dalam forum ini. Dari subsektor alat musik ada PT Wildwood, PT Kawai Indonesia, dan PT AKT Indonesia. Sementara alat olahraga diwakili PT Inkor Bola Pacific dan CV Shiamiq Terang Abadi. Untuk mainan anak, hadir CV Indah Jaya Toys dan PT Chateda.
Direktur Industri Aneka Ditjen IKMA, Reny Meilany, menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan ini dipilih berdasarkan kesiapan ekspor mereka. Kesiapan tersebut mencakup mutu produk, kapasitas produksi, hingga semangat ekspansi pasar.
“Kami mengundang perusahaan yang telah menunjukkan kesiapan untuk ekspor, baik dari sisi kualitas produk, kapasitas produksi, maupun semangat untuk menjangkau pasar global,” ungkap Reny Meilany.
Jejaring Dagang dan Kepercayaan Pasar Global
Pihak Ditjen IKMA berharap, kegiatan ini akan membuahkan kerja sama bisnis yang konkret. Umpan balik dari perwakilan ITPC dinilai penting dalam merancang strategi pasar ekspor yang sesuai dengan kondisi negara tujuan.
“Kami berharap kegiatan ini dapat membuka pintu kerja sama bisnis yang konkret antara pelaku IKM dan mitra potensial di luar negeri,” ujar Reni. Ia menambahkan, preferensi pasar ekspor sangat beragam, sehingga pelaku industri perlu menyesuaikan diri.
Dalam sesi diskusi, beberapa perwakilan dagang menyoroti perlunya sertifikasi mutu internasional dan penyesuaian desain produk dengan selera pasar negara tujuan. Hal ini menjadi catatan penting bagi pelaku industri untuk terus berbenah.
Selain itu, mereka juga menyarankan adanya kehadiran fisik atau showroom kecil di negara tujuan ekspor untuk membangun kepercayaan. Ini bisa dijembatani melalui kerja sama dengan ITPC atau perwakilan dagang.
Dorongan Pemerintah dan Optimisme Industri Aneka
Pemerintah melalui Ditjen IKMA akan terus memberikan pembinaan bagi pelaku industri. Pendampingan dilakukan melalui pelatihan, sertifikasi, dan fasilitasi pameran internasional guna memperkuat daya saing produk.
“Kami percaya bahwa produk industri aneka Indonesia memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan produk global,” kata Reny Meilany. Ia menegaskan, kolaborasi dengan Kementerian Perdagangan merupakan bentuk sinergi nyata.
Menurutnya, pasar global saat ini sangat terbuka terhadap produk inovatif, edukatif, dan berstandar internasional. Ketiga subsektor ini dinilai paling adaptif terhadap tren tersebut, dan memiliki peluang besar menembus pasar ekspor.
Dengan keberhasilan pitching ini, pemerintah optimis akan terjadi peningkatan ekspor dari subsektor alat musik, alat olahraga, dan mainan anak dalam waktu dekat. Dukungan regulasi dan promosi akan terus diperkuat demi mendorong laju industri aneka.
Pemerintah perlu secara berkala mengadakan forum serupa sebagai sarana bertemunya pelaku usaha dengan jejaring global. Tidak hanya dalam bentuk pitching, tetapi juga kunjungan dagang dan promosi langsung ke negara-negara tujuan ekspor potensial. Sinergi antar kementerian sangat diperlukan agar program ini berdampak jangka panjang bagi pertumbuhan industri nasional.
Pelaku industri juga disarankan untuk terus meningkatkan kualitas produk dan memahami kebutuhan pasar global. Sertifikasi internasional, inovasi produk, dan fleksibilitas dalam produksi menjadi kunci untuk bersaing secara global. Forum pitching dapat menjadi cermin kesiapan industri aneka dalam merespons permintaan pasar yang dinamis.
Kesuksesan kegiatan ini menjadi indikasi bahwa sektor industri aneka, jika difasilitasi secara tepat, dapat menjadi motor penggerak ekspor Indonesia. Pemerintah dan pelaku usaha harus terus menjaga momentum ini untuk menciptakan iklim industri yang tangguh, ekspansif, dan berdaya saing tinggi di kancah internasional.(*)