Jakarta, EKOIN.CO – Dalam ajang bergengsi World Expo 2025 di Osaka, Bank Indonesia kembali menunjukkan komitmennya untuk membawa produk UMKM Indonesia menuju panggung global. Melalui forum bisnis bertajuk “Sustainable Lifestyle and Products: Indonesia’s Commitment to a Green and Ethical Future”, BI memperkuat peran Indonesia sebagai pusat industri halal dan berkelanjutan di kancah internasional.
Acara ini tak hanya sekadar memperkenalkan produk lokal, tetapi juga menjadi momentum penting untuk mendorong kolaborasi strategis antara pelaku usaha Indonesia dan Jepang. Forum ini menjadi bagian dari rangkaian Bank Indonesia Special Week, di mana BI menghadirkan produk-produk unggulan yang berorientasi pada pasar halal dan ramah lingkungan, sebagai upaya memperluas jaringan pemasaran UMKM ke pasar global.
Pada 13 Mei 2025, forum tersebut menjadi ajang penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat industri halal dunia. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, dalam sambutannya menegaskan bahwa ekosistem halal berbasis inovasi dan keberlanjutan akan menjadi pilar utama pengembangan UMKM. “Kami percaya inisiatif ini akan membuka jalur baru bagi UMKM Indonesia, memperkenalkan alternatif ke pasar Jepang, dan memberikan umpan balik berharga untuk memperkuat daya saing produk,” ujar Destry.
Forum ini berhasil mencatatkan penandatanganan empat nota kesepahaman dengan total nilai mencapai Rp7,8 miliar. Kesepakatan tersebut terdiri dari:
- Aranaspice dan Koh Juku untuk komoditas kakao senilai Rp4,25 miliar.
- Wastraloka dan Stoneman Co. Ltd untuk produk fashion senilai Rp1,17 miliar.
- Agung Bali dan Kawabe Naomitsu untuk home décor senilai Rp288 juta.
- Joglo Ayu Tenan dan Alyssa untuk produk asesoris senilai Rp100 juta.
Tidak hanya itu, Sila Tea secara resmi membuka kantor representatifnya di Jepang. Langkah strategis ini bertujuan memperluas jangkauan pasar teh artisan Indonesia di kancah internasional dengan investasi dan transaksi senilai Rp20 miliar.
Duta Besar Indonesia untuk Jepang, H.E. Heri Akhmadi, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyatakan kesiapan Indonesia menjadi mitra strategis Jepang dalam memperkuat rantai nilai halal dan produk berkelanjutan global. “Kami melihat potensi besar dalam kolaborasi ini untuk mendorong UMKM Indonesia agar semakin kompetitif di pasar internasional,” ungkap Heri Akhmadi.
Selain penandatanganan nota kesepahaman, acara juga diisi dengan diskusi panel bertajuk “Scaling Halal Lifestyle and Sustainable Products: Unlocking Opportunities in the Global Market” yang menghadirkan studi kasus kolaborasi teknologi Jepang dengan produk UMKM Indonesia. Sesi business matching pun digelar dengan melibatkan 10 calon buyer internasional dari Jepang dan negara sekitarnya serta 30 UMKM binaan BI.
Bank Indonesia juga memperkenalkan produk dari 52 UMKM binaan, termasuk anggota Industri Kreatif Syariah (IKRA) Indonesia, sebagai bagian dari strategi memperkuat halal value chain sekaligus memperluas eksistensi produk lokal di pasar global.