Jakarta – Dalam pertemuan strategis di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemristekdikti), Menteri Brian Yuliarto menyambut Duta Besar Mongolia untuk Indonesia, Enkhtaivan Dashnyam, guna memperkuat kerja sama bilateral di bidang pendidikan tinggi, riset, dan teknologi. Pertemuan ini menjadi langkah konkret dalam memperluas kolaborasi akademik, termasuk pertukaran pelajar, dosen, serta pemanfaatan program beasiswa.
Menteri Brian menegaskan komitmen Indonesia dalam mendorong diplomasi pendidikan. “Kami ingin mendorong kolaborasi lebih erat antara universitas di Indonesia dan Mongolia melalui penelitian bersama, program mobilitas, serta pertukaran dosen dan profesor. Kami juga siap mengirimkan profesor dari Indonesia untuk mengajar di Mongolia sebagai bagian dari diplomasi pendidikan,” ujarnya. Sebagai tindak lanjut, Indonesia menawarkan beasiswa doktoral bagi pengajar Mongolia, memperluas akses pendidikan tinggi di kawasan Asia.
Dubes Enkhtaivan menyambut positif inisiatif tersebut. “Kami melihat potensi besar dalam kerja sama ini. Indonesia adalah mitra penting bagi Mongolia, khususnya dalam bidang pendidikan dan teknologi. Kami mendukung penuh inisiatif pertukaran pelajar, dosen, serta pemanfaatan program beasiswa seperti KNB,” ungkapnya. Ia juga berencana menjajaki kunjungan ke kampus-kampus di Indonesia untuk mempelajari praktik terbaik pendidikan tinggi.
Kolaborasi ini sejalan dengan lima prioritas riset nasional Indonesia, meliputi ketahanan pangan, energi berkelanjutan, ketersediaan air bersih, hilirisasi industri, dan digitalisasi. Sejak hubungan diplomatik dibuka pada 1956, kerja sama kedua negara terus berkembang, dengan pendidikan sebagai penggerak utama.