Jakarta, EKOIN.CO – PT Modernland Realty Tbk. (MDLN), pengembang properti nasional, membukukan capaian signifikan pada kuartal pertama tahun 2025. Perusahaan berhasil mencatat laba bersih konsolidasian sebesar Rp 761,3 miliar, membalikkan kerugian yang dialami pada periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 270,2 miliar. Di waktu yang bersamaan, marketing sales juga meningkat tajam menjadi Rp484 miliar, naik 54 persen dibandingkan kuartal I 2024.
Peningkatan ini didukung berbagai faktor, salah satunya adalah keberhasilan perusahaan dalam menyelesaikan program buyback and exchange offer atas surat utang global yang diterbitkan melalui Modernland Overseas Pte. Ltd. Langkah tersebut berbuah manis, dengan penurunan beban obligasi luar negeri sebesar US$104,3 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun.
“Penyelesaian buyback memberikan dampak positif terhadap posisi keuangan Perseroan. Selain memperkuat struktur modal, langkah ini juga menurunkan beban bunga, sehingga memperluas ruang pertumbuhan usaha,” ungkap Fetrizal Bobby Heryunda, Corporate Investment & Strategy Director PT Modernland Realty Tbk.
Kontribusi terbesar terhadap marketing sales diperoleh dari proyek township Jakarta Garden City (JGC) di kawasan Cakung, Jakarta Timur, dengan pencapaian Rp 173,6 miliar. Proyek ini tetap menjadi andalan segmen residensial MDLN.
“Penjualan JGC tetap solid. Ini mencerminkan daya tahan segmen menengah-atas terhadap tekanan ekonomi,” ujar Danu Pate, Corporate Secretary General Manager PT Modernland Realty Tbk. dalam keterangan resminya, Jumat (2/5/2025). Ia menambahkan, “Minat konsumen terhadap kawasan dengan fasilitas lengkap dan aksesibilitas tinggi masih sangat kuat.”
Selain proyek JGC, kawasan industri Modern Cikande Industrial Estate di Serang, Banten, turut mencatat penjualan signifikan. Total penjualan lahan mencapai Rp 234,5 miliar, melonjak tajam dibandingkan dengan performa sepanjang tahun 2024. Kinerja ini menjadi indikasi bahwa permintaan lahan industri tetap tinggi, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan fasilitas produksi dan logistik di kawasan Banten.
Namun demikian, Danu juga mengungkapkan adanya tantangan baru di tengah pencapaian tersebut. Ia menyoroti ketidakpastian pasar yang dipicu oleh pengumuman terbaru terkait kebijakan tarif internasional. “Kebijakan ini mendorong investor untuk mengambil pendekatan wait and see. Akibatnya, investor kini lebih berhati-hati dalam mengevaluasi waktu yang tepat untuk melakukan investasi, seiring dengan perkembangan kebijakan perdagangan global yang terus berubah,” terangnya.
Dari segmen lain, MDLN juga mencatatkan kinerja stabil di sektor hospitality, dengan pendapatan sebesar Rp 40,2 miliar. Meski tidak sekuat sektor residensial dan industri, angka ini menunjukkan permintaan yang konsisten terhadap layanan berbasis gaya hidup dan hiburan.
Danu menyampaikan bahwa pencapaian pada kuartal pertama tahun ini menunjukkan perbaikan fundamental yang kuat dan membuka jalan bagi pertumbuhan lanjutan sepanjang tahun 2025. Strategi perusahaan kini difokuskan pada percepatan penjualan proyek-proyek eksisting, serta persiapan pengembangan kawasan baru.
“Dengan landbank yang kuat dan pipeline proyek yang beragam, kami yakin dapat menangkap peluang pasar di tengah tren pemulihan ekonomi,” tutup Danu.