Jakarta, EKOIN.CO – Bank Mandiri mencatatkan kinerja solid pada kuartal pertama tahun 2025 dengan pertumbuhan kredit konsolidasi mencapai Rp1.672 triliun atau tumbuh 16,5% secara year-on-year (YoY). Capaian tersebut diungkapkan Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, dalam Paparan Kinerja Triwulan I 2025 yang digelar di Jakarta pada Selasa (29/4).
Pertumbuhan tersebut merupakan hasil dari strategi akselerasi penguatan ekosistem wholesale dan perluasan penyaluran kredit berkelanjutan yang dijalankan oleh perseroan sejak awal tahun. Menurut Darmawan, sinergi bersama mitra strategis dan partisipasi dalam program pemerintah telah berperan besar dalam perluasan akses layanan keuangan kepada masyarakat di berbagai wilayah.
“Sebagai bagian dari BUMN, Bank Mandiri memiliki peran strategis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Kami berkomitmen untuk menjaga kinerja tetap sehat, memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak, dan mengoptimalkan ekspansi bisnis di seluruh wilayah,” ujar Darmawan.
Performa positif ini tercermin dari pertumbuhan kredit yang merata di seluruh Indonesia. Strategi ekspansi inklusif yang dijalankan berhasil mendorong peningkatan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) di atas rata-rata industri. Darmawan menambahkan, “Selama kuartal pertama 2025, pertumbuhan Bank Mandiri tersebar merata di seluruh wilayah Tanah Air dan juga mencatatkan pertumbuhan kredit dan DPK di atas rata-rata pertumbuhan industri.”
Dari sisi sektor yang dibiayai, Bank Mandiri memfokuskan pembiayaan pada sektor prospektif dan tahan banting seperti konstruksi dan infrastruktur, energi, makanan dan minuman, serta sektor padat karya. Kredit korporasi tumbuh sebesar 20% YoY atau meningkat Rp102 triliun menjadi Rp608 triliun. Sementara itu, kredit komersial naik 21,4% YoY menjadi Rp296 triliun.
Bank Mandiri juga menunjukkan komitmennya terhadap sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kredit untuk sektor ini tercatat naik Rp11 triliun secara tahunan menjadi Rp136 triliun pada kuartal pertama 2025. Hal ini memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai pendukung utama ekonomi berbasis kerakyatan.
Selain pertumbuhan yang tinggi, kualitas kredit juga terjaga. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) secara bank only berada di angka 1,01% pada Maret 2025. Perbaikan juga terlihat pada biaya kredit atau Cost of Credit (CoC), yang menurun ke level 0,71% dari 0,99% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami terus memperkuat penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kredit, sekaligus mengoptimalkan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan seiring dengan percepatan ekspansi di berbagai sektor,” jelas Darmawan.
Penguatan manajemen risiko juga menjadi bagian penting dari strategi ekspansi Bank Mandiri. NPL coverage ratio tercatat di angka 299%, mencerminkan ketahanan finansial yang kuat. Dalam kesempatan yang sama, Darmawan menambahkan, “Penguatan manajemen risiko menjadi fondasi utama kami untuk memastikan pertumbuhan Bank Mandiri tetap berkelanjutan dalam jangka panjang. Kami optimis, dengan manajemen risiko yang kuat, Bank Mandiri tidak hanya mampu menjaga ketahanan bisnis di tengah berbagai dinamika, sekaligus membuka banyak peluang untuk tumbuh lebih optimal dalam mendukung kemajuan ekonomi Indonesia ke depan.”