Jakarta, EKOIN.CO – Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan menghadiri Sidang Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat, mulai Selasa, 9 September 2025. Agenda diplomasi ini menjadi salah satu titik penting dalam perjalanan politik luar negeri Indonesia, setelah sebelumnya Prabowo melakukan kunjungan resmi ke Tiongkok pada awal bulan ini. Ikuti update terbaru di WA Channel EKOIN.
Sidang PBB jadi agenda diplomasi utama
Keikutsertaan Indonesia dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80 dipandang strategis. Forum ini mempertemukan para pemimpin dunia untuk membahas isu global, mulai dari keamanan internasional, ekonomi, hingga perubahan iklim. Bagi Indonesia, momen ini menjadi sarana memperkuat posisi di kancah internasional.
Prabowo akan menyampaikan pidato di depan Majelis Umum, sebuah kesempatan yang secara tradisi selalu dinantikan oleh negara-negara anggota. Pidato tersebut diharapkan mencerminkan komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia dan mendorong kerja sama global.
Partisipasi Indonesia dalam sidang kali ini juga menunjukkan kesinambungan peran negara dalam diplomasi multilateral. Dengan agenda besar yang dibawa, sidang PBB diprediksi akan menjadi panggung penting bagi Prabowo untuk menegaskan arah kebijakan luar negeri.
Dari Tiongkok ke New York
Sebelum menuju New York, Prabowo baru saja menyelesaikan rangkaian kunjungan kerja ke Tiongkok. Ia menghadiri peringatan 80 tahun kemenangan rakyat Tiongkok, sekaligus bertemu Presiden Xi Jinping untuk membicarakan kerja sama bilateral.
Kunjungan tersebut memperkuat hubungan kedua negara yang selama ini erat, terutama dalam bidang perdagangan, investasi, dan pertahanan. Setelah kembali ke Jakarta pada 3 September, persiapan keberangkatan ke Amerika Serikat langsung dilakukan oleh jajaran Kementerian Luar Negeri.
Kehadiran Prabowo di PBB menegaskan fokus pemerintah dalam menjaga keseimbangan hubungan diplomatik, baik dengan Asia maupun Barat. Strategi ini menjadi ciri khas kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan mengutamakan dialog internasional.
Sidang PBB ke-80 dijadwalkan berlangsung dari 9 hingga 23 September 2025. Indonesia menempatkan agenda global ini sebagai sarana memperjuangkan kepentingan negara berkembang serta memperluas pengaruh di ranah internasional.
Partisipasi Prabowo dalam sidang PBB mencerminkan arah diplomasi Indonesia yang semakin terbuka. Kehadiran di forum global menegaskan komitmen pemerintah untuk aktif dalam perumusan kebijakan internasional.
Langkah ini juga memperlihatkan konsistensi Indonesia dalam mendorong isu strategis, seperti keamanan, stabilitas ekonomi, dan perubahan iklim. Diplomasi menjadi instrumen penting dalam memperkuat posisi Indonesia di dunia.
Agenda PBB membuka kesempatan untuk memperluas jejaring sekaligus memengaruhi arah pembahasan isu global. Kehadiran Prabowo dipastikan menjadi sorotan banyak negara, terutama dalam konteks peran Indonesia di ASEAN dan G20.
Dengan strategi diplomasi yang dinamis, Indonesia dapat memainkan peran lebih besar dalam menjaga perdamaian dan mendorong kerja sama lintas negara. Sidang PBB memberi peluang memperkuat identitas Indonesia sebagai bangsa yang menjunjung dialog.
Masyarakat pun diharapkan mendukung langkah pemerintah dalam memperkuat diplomasi. Kesadaran publik akan pentingnya keterlibatan di level global menjadi modal bagi Indonesia untuk tetap relevan di panggung dunia. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v