JAKARTA EKOIN.CO – Nama Didit Herdiawan Ashaf mendadak menjadi sorotan publik usai Presiden Prabowo Subianto melantiknya sebagai Kepala Badan Otorita Pengelola Pantai Utara Jawa. Penunjukan ini langsung terkait dengan proyek strategis nasional tanggul laut atau Giant Sea Wall yang akan membentang di sepanjang pantai utara Jawa.
👉 Gabung WA Channel EKOIN untuk update berita terkini.
Pelantikan Didit digelar pada Senin, 25 Agustus 2025, di Istana Negara, Jakarta. Keputusan Presiden Nomor 76/P/2025 menjadi dasar penunjukan tersebut. Proyek tanggul laut dinilai sangat penting karena menyangkut keselamatan jutaan warga dari ancaman rob dan kenaikan permukaan air laut.
Didit tidak sendirian dalam memimpin lembaga baru ini. Ia akan didampingi dua wakil kepala, yakni Darwin Trisna Djajawinata, yang sebelumnya menjabat Direktur Operasional dan Keuangan PT SMI, serta Suhajar Diantoro, mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri. Kehadiran mereka diharapkan memperkuat tata kelola proyek.
Karier Didit Herdiawan dan Perannya di Tanggul Laut
Didit Herdiawan lahir di Bulukumba, Sulawesi Selatan, 13 September 1961. Ia menempuh pendidikan di Akademi Angkatan Laut (AAL) dan lulus pada 1984. Karier militernya terbilang cemerlang, dari perwira kapal perang hingga menduduki jabatan tinggi di TNI AL. Pernah menjadi Ajudan Presiden (2004–2009), Pangarmabar, Asops Kasal, hingga Wakasal.
Pada 2017, Didit dipercaya menjadi Kepala Staf Umum TNI, kemudian menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan pada 2019. Selepas purnatugas, ia tetap aktif di pemerintahan dengan menjadi Asisten Khusus Menteri Pertahanan Bidang Matra Laut. Latar belakang ini membuatnya dinilai mumpuni dalam memimpin proyek tanggul laut.
Sejak 21 Oktober 2024, Didit menjabat Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan (Wamen KKP) mendampingi Sakti Wahyu Trenggono. Kiprahnya semakin dikenal luas karena konsisten mendorong program kelautan berkelanjutan. Pengalaman ini dianggap relevan untuk menakhodai proyek raksasa di Pantura.
Publik menilai pemilihan Didit oleh Presiden Prabowo bukan keputusan mengejutkan. Sosoknya dianggap tegas, disiplin, dan memiliki rekam jejak panjang dalam urusan maritim. Proyek tanggul laut memang membutuhkan figur dengan kredibilitas tinggi untuk menjembatani koordinasi lintas kementerian dan daerah.
Tantangan Proyek Tanggul Laut di Pantura
Proyek Giant Sea Wall atau tanggul laut Pantura sudah lama menjadi wacana nasional. Rencana ini sempat tertunda selama beberapa dekade karena keterbatasan dana, perizinan, dan sinkronisasi kebijakan. Baru di era Presiden Prabowo, proyek tersebut mendapatkan perhatian penuh.
Tanggul direncanakan membentang dari Banten hingga Gresik, dengan fokus utama di Jakarta dan Semarang. Kehadiran dinding raksasa ini bukan hanya untuk menahan rob, tapi juga sebagai solusi jangka panjang terhadap kenaikan permukaan air laut yang dipicu perubahan iklim.
Selain itu, proyek ini diproyeksikan membuka peluang pembangunan kawasan baru di sepanjang Pantura. Pemerintah menargetkan adanya pengembangan pusat ekonomi terpadu, permukiman, hingga pelabuhan internasional. Namun, tantangan lingkungan dan sosial harus diperhatikan agar pembangunan tanggul laut tidak menimbulkan masalah baru.
Didit Herdiawan menegaskan pihaknya akan mengedepankan prinsip keseimbangan. “Kami akan melaksanakan proyek ini dengan penuh kehati-hatian. Keamanan masyarakat, keberlanjutan lingkungan, serta efektivitas pembangunan menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Langkah awal yang akan dilakukan adalah menyusun peta jalan menyeluruh, termasuk pemetaan wilayah rawan rob, dampak sosial, dan keterlibatan pemerintah daerah. Dukungan kementerian teknis seperti Kementerian PUPR, KKP, dan Kementerian Lingkungan Hidup akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan tanggul laut ini.
Presiden Prabowo sebelumnya menyebut proyek tersebut sebagai “penyelamat masa depan pesisir Jawa”. Ia menegaskan, investasi negara dalam tanggul laut akan menjadi warisan besar bagi generasi mendatang.
Dengan pengalaman Didit yang luas dan tim pendamping yang solid, publik menaruh harapan besar proyek ini dapat berjalan sesuai rencana. Namun, konsistensi dalam pendanaan dan pengawasan akan menjadi faktor penentu kesuksesan.
Jika proyek ini berhasil, tidak hanya warga Pantura yang merasakan dampaknya, melainkan juga stabilitas ekonomi nasional. Rob yang selama ini merugikan masyarakat bisa ditekan, sementara kawasan pesisir bisa berkembang lebih modern dan tertata.
Ke depan, semua pihak akan menantikan langkah nyata Didit Herdiawan dalam mengawal proyek yang telah lama ditunggu-tunggu ini. Proyek tanggul laut tidak sekadar infrastruktur, melainkan simbol komitmen Indonesia menghadapi tantangan perubahan iklim.
Proyek tanggul laut Pantura adalah prioritas nasional yang tidak bisa ditunda lagi. Didit Herdiawan dipilih sebagai pemimpin otorita karena memiliki rekam jejak panjang dalam urusan maritim dan pemerintahan.
Keputusan Presiden Prabowo melantiknya menunjukkan pentingnya kehadiran figur tegas dan berpengalaman untuk mengawal pembangunan. Hal ini sekaligus menjadi sinyal seriusnya pemerintah menuntaskan proyek yang sempat mangkrak.
Harapan masyarakat kini bertumpu pada kerja nyata otorita baru ini. Tanggul tidak hanya akan melindungi dari bencana rob, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi pesisir.
Keterlibatan semua pihak, mulai dari kementerian, pemerintah daerah, hingga masyarakat, akan sangat menentukan arah pembangunan. Prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjutan harus menjadi fondasi.
Pada akhirnya, keberhasilan proyek tanggul laut akan menjadi pembuktian bahwa Indonesia mampu melindungi pesisirnya sekaligus menyiapkan warisan bagi generasi masa depan. ( * )
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v