Jakarta EKOIN.CO – Menteri Agama Nasaruddin Umar secara resmi membuka kegiatan Istiqlal Halal Walk 2025 di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Sabtu (23/8/2025). Acara yang mengusung tema “One Path, One Purpose, One Ummah” ini berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan lomba, bazaar produk halal, hingga edukasi literasi halal.
Dalam sambutannya, Menag menekankan pentingnya acara tersebut sebagai langkah strategis memperkuat literasi halal di masyarakat. Ia menegaskan bahwa kesadaran halal bukan hanya urusan agama, melainkan juga berkaitan erat dengan kualitas hidup masyarakat.
Bacaj uga : Kiprah Kiai Abbas Buntet Menginspirasi Generasi Muda
Menteri Agama mengingatkan masyarakat agar tidak terkecoh dengan sesuatu yang tampak halal secara kasat mata, tetapi sejatinya haram. Ia mencontohkan bahwa walau hanya setetes air atau sepotong makanan haram masuk ke tubuh, dampaknya sangat besar bagi kehidupan akhirat.
“Walau hanya setetes air, dan sepotong kecil makanan yang bersumber dari yang haram, akan masuk ke dalam tubuh dan menjadi darah kita. Itu tidak akan bisa dibersihkan kecuali dengan api neraka,” ujar Nasaruddin Umar dalam sambutannya.
Ia juga menegaskan bahwa mustahil jika ada sesuatu yang haram dalam diri seseorang dapat menyentuh surga. Pesan itu menjadi pengingat bagi umat Islam untuk lebih teliti dalam menjaga kehalalan setiap konsumsi sehari-hari.

Kehadiran Tokoh dan Dukungan BPJPH
Selain Menag, acara tersebut turut dihadiri Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan. Ia memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan yang dianggap menjadi barometer edukasi halal di Indonesia.
“Ini salah satu barometer acara yang patut dicontoh dalam mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat tentang gaya hidup halal,” kata Ahmad Haikal Hasan.
Menurutnya, gaya hidup halal kini berkembang menjadi tren global dan simbol kualitas masyarakat. Karena itu, kolaborasi lintas sektor dianggap penting untuk memperkuat literasi halal di seluruh lapisan masyarakat.
Ahmad Haikal juga menekankan bahwa program sertifikasi halal harus semakin terintegrasi dengan sektor usaha kecil dan menengah, sehingga UMKM mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Penutupan dan Antusiasme Masyarakat
Rangkaian acara ditutup oleh Menteri Agama pada Minggu (24/8/2025) di Masjid Istiqlal. Penutupan berlangsung semarak dengan jalan sehat bersama ratusan peserta serta pembagian doorprize. Momentum ini sekaligus menjadi bentuk perayaan masuknya bulan Rabiul Awal.
Dalam sambutannya saat penutupan, Menag mengajak masyarakat untuk menjadikan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai ajang memperkuat kecintaan kepada Rasulullah dan memakmurkan masjid sebagai rumah bersama umat.
“Mari jadikan momentum Rabiul Awal ini sebagai ajang memperkuat cinta kepada Rasulullah sekaligus memakmurkan Masjid Istiqlal,” ajak Menag.
Selain jalan sehat, masyarakat juga meramaikan pameran produk halal, donor darah, hingga kajian literasi halal. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari peserta yang memadati area masjid selama dua hari penyelenggaraan.
Menag pun berkesempatan meninjau langsung bazaar UMKM halal. Kehadirannya menjadi bentuk dukungan nyata terhadap pelaku usaha kecil dan menengah yang kini semakin terhubung dengan program sertifikasi halal.
Dengan demikian, Istiqlal Halal Walk 2025 tidak hanya menjadi ajang seremonial, melainkan juga wadah penguatan literasi halal, pemberdayaan UMKM, dan penghidupan kembali fungsi masjid sebagai pusat literasi serta kebersamaan umat.
Kegiatan Istiqlal Halal Walk 2025 telah memberikan kontribusi penting dalam upaya mendorong kesadaran halal di masyarakat. Acara ini membuktikan bahwa pendekatan literasi halal bisa dikemas secara edukatif sekaligus menarik minat publik.
Melalui kolaborasi pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat, literasi halal dapat semakin meluas serta berdampak pada peningkatan kualitas hidup. Kesadaran halal tidak berhenti pada aspek agama, melainkan juga mencakup kesehatan, ekonomi, dan keberlanjutan.
Keberhasilan acara ini juga menunjukkan bahwa masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan pusat aktivitas sosial, ekonomi, dan pendidikan umat. Masjid Istiqlal menjadi contoh nyata bagaimana rumah ibadah dapat mempersatukan masyarakat melalui kegiatan bermanfaat.
Langkah serupa sebaiknya terus diperkuat di berbagai daerah agar literasi halal semakin merata. Dengan demikian, gaya hidup halal dapat menjadi bagian dari identitas bangsa yang mendukung daya saing global.
Ke depan, kegiatan seperti Istiqlal Halal Walk diharapkan menjadi agenda rutin yang lebih besar, berkelanjutan, dan mampu menjangkau masyarakat luas, sehingga literasi halal benar-benar mengakar dalam kehidupan sehari-hari. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v