JAKARTA, EKOIN.CO – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia menjadi negara yang kerap dijadikan acuan oleh negara lain di kawasan ASEAN. Hal ini menurutnya disebabkan oleh keberhasilan Indonesia menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen secara konsisten.
Gabung WA Channel EKOIN
Airlangga mengungkapkan capaian tersebut diraih melalui kerja keras kementerian yang ia pimpin selama puluhan tahun. Ia menilai konsistensi pertumbuhan yang dimiliki Indonesia tidak dimiliki negara lain di kawasan maupun di Barat.
“Alhamdulillah capaian kerja Kemenko Perekonomian selama 59 tahun sudah luar biasa, kita bisa menjadi negara yang menjaga pertumbuhan 5 persen dalam beberapa dekade terakhir. Tidak ada negara lain yang bisa tumbuh secara konsisten di 5 persen, bahkan Amerika Serikat maupun di Eropa, dan kita di ASEAN menjadi pemimpin. Negara-negara ASEAN selalu menengok kepada Indonesia, apa yang dilakukan Indonesia, dan Indonesia menjadi referensi,” ucap Airlangga dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Ekonomi Konsisten dan Investasi Tinggi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 tercatat 5,12 persen. Angka itu didukung inflasi yang terjaga rendah dan investasi yang tinggi, mencapai Rp 942 triliun. Kondisi ini membuat Indonesia tetap stabil meski banyak negara lain menghadapi perlambatan.
Selain itu, keberhasilan Indonesia membuka pasar baru melalui keanggotaan BRICS menjadi momentum penting. Langkah strategis lainnya adalah penyelesaian perundingan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dengan Uni Eropa pada Juli 2025.
Dengan capaian itu, Indonesia semakin diakui di mata internasional sebagai negara yang mampu menjaga fondasi ekonominya. Konsistensi ekonomi membuat banyak negara menaruh perhatian terhadap kebijakan yang dijalankan.
Airlangga juga menyebut bahwa pencapaian tersebut tidak hanya bergantung pada stabilitas makro, melainkan juga pada upaya peningkatan kualitas investasi. Investor, kata dia, semakin percaya terhadap prospek jangka panjang Indonesia.
Peluang Baru Lewat Perjanjian Perdagangan
Ke depan, Indonesia juga berencana bergabung dengan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). Perjanjian ini diharapkan membuka pasar baru, memperkuat rantai pasok regional, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih luas.
Airlangga menyoroti sektor otomotif sebagai salah satu fokus yang bisa terdorong lewat kerja sama tersebut. Menurutnya, kuota ekspor Indonesia ke Meksiko masih terlalu kecil dibandingkan dengan potensi yang dimiliki.
“Kita tahu bahwa ekspor salah satu besar Indonesia adalah otomotif, dan dengan Meksiko diberikan kuota yang sangat sedikit, hanya 70.000, padahal ekspor otomotif kita itu bisa lebih besar dari 400.000,” jelas Airlangga.
Ia menambahkan, bila target ekspor dapat dicapai dalam kurun satu hingga dua tahun ke depan, maka kapasitas industri nasional akan meningkat signifikan. Hal ini juga akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur.
Menurutnya, perluasan pasar ekspor otomotif tidak hanya memberi keuntungan ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di pasar global.
Airlangga optimistis langkah ini akan menempatkan Indonesia dalam posisi strategis di rantai pasok dunia, terutama dalam bidang industri kendaraan.
Dengan begitu, Indonesia diyakini mampu meningkatkan kinerja ekspor dan memperbesar peranannya di pasar internasional.
Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5 persen secara konsisten. Hal ini menjadikan negara lain di kawasan ASEAN menempatkan Indonesia sebagai referensi penting dalam strategi pembangunan.
Keberhasilan pemerintah menjaga stabilitas inflasi dan menarik investasi menjadi kunci utama tercapainya konsistensi pertumbuhan tersebut.
Selain itu, langkah strategis bergabung dengan BRICS, menyelesaikan perundingan IEU-CEPA, serta rencana masuk ke CPTPP menunjukkan bahwa Indonesia semakin diperhitungkan dalam perdagangan global.
Sektor otomotif menjadi sorotan karena dinilai mampu menjadi motor utama peningkatan ekspor, khususnya dengan adanya peluang baru di Meksiko.
Dengan fondasi ekonomi yang kuat, Indonesia diperkirakan akan terus menjadi acuan bagi negara lain, baik di kawasan maupun di luar ASEAN. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v