JAKARTA, EKOIN.CO – Industri handphone (HP) global mencatat pertumbuhan tipis sebesar 1% secara tahunan pada kuartal II-2025. Meski masih tumbuh, pasar ponsel dunia tengah menghadapi tekanan besar akibat perang tarif dan kondisi ekonomi global yang tidak stabil. Salah satu dampak nyata terlihat dari pergeseran posisi merek-merek besar, di mana Oppo terlempar dari jajaran lima besar, digantikan oleh Transsion, produsen HP dengan merek Infinix, Tecno, dan Itel.
Gabung WA Channel EKOIN di sini.
Menurut IDC, segmen HP Android kelas bawah menjadi yang paling terpukul. Senior Research Director IDC, Nabila Popal, menyebut bahwa ketidakpastian ekonomi menekan daya beli kelompok masyarakat dengan sensitivitas harga tinggi. “Hasilnya, HP Android segmen bawah mengalami krisis yang membebani pertumbuhan pasar secara keseluruhan,” jelasnya.
Tekanan itu berdampak pada Oppo, salah satu produsen besar asal China. Pada kuartal II-2025, Oppo kehilangan posisinya di daftar lima besar global. Padahal, pada kuartal I-2025, Oppo masih berada di posisi keempat meski dengan pertumbuhan minus 6,8% YoY.
Transsion Mencuri Perhatian Pasar HP
Merek Transsion, yang relatif masih baru di pasar global, berhasil menyalip Oppo dan masuk daftar lima besar ponsel terlaris dunia pada periode April–Juni 2025. Meski kinerjanya secara tahunan turun 1,7%, langkah Transsion tetap dianggap signifikan karena berhasil menggeser pemain mapan.
Di Indonesia, performa Transsion tidak bisa diremehkan. Menurut IDC, sepanjang 2024 Transsion menjadi pemimpin pasar HP nasional dengan pangsa pasar 18,3%, naik 61,7% dibanding tahun sebelumnya. Hal itu menunjukkan daya tarik merek yang menyasar kebutuhan harga terjangkau dengan fitur kompetitif.
Pada kuartal I-2025, data Canalys mencatat Transsion berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 17,4%. Saat itu, Xiaomi menempati posisi teratas di Indonesia dengan pangsa 19,5%. Namun, tren ini menunjukkan Transsion punya peluang untuk terus bersaing ketat di pasar Tanah Air.
Sementara itu, Vivo mengambil alih posisi keempat global dengan pertumbuhan 4,8% YoY pada kuartal II-2025. Kenaikan Vivo ini sekaligus menegaskan persaingan ketat di segmen menengah dan bawah yang semakin terfokus pada harga dan inovasi produk.
Samsung dan Apple Masih Jadi Pemimpin Pasar HP
Di posisi global, Samsung masih memimpin dengan pangsa pasar 19,7% pada kuartal II-2025. Angka ini naik 7,9% dibanding periode yang sama tahun lalu. Francisco Jeronimo, VP Client Devices IDC, mengatakan keberhasilan ini ditopang penjualan Galaxy A36 dan A56 yang membawa fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) ke kelas menengah. “Samsung berhasil mengkonsolidasikan kepemimpinan pasarnya dengan mencapai pertumbuhan yang kuat pada kuartal ini,” ungkapnya.
Apple tetap bertahan di posisi kedua dengan pangsa pasar 15,7%. Namun, pertumbuhan Apple hanya 1,5% YoY, jauh lebih rendah dibanding kuartal pertama 2025 yang mencapai 10%. Tekanan paling besar datang dari pasar China, di mana pengapalan iPhone menurun 1%.
Xiaomi berada di posisi ketiga dengan pertumbuhan tipis 0,6% YoY, sementara Vivo menempati posisi keempat dan Transsion di peringkat kelima. Perubahan komposisi lima besar ini menandai semakin kompetitifnya pasar HP dunia, terutama dengan munculnya pemain baru yang mampu menyaingi merek mapan.
Secara keseluruhan, pertumbuhan HP global di paruh pertama 2025 tercatat 1% YoY, lebih rendah dibanding kuartal I yang mencapai 1,5%. Angka ini menunjukkan perlambatan, meskipun permintaan terhadap fitur baru seperti AI masih menjadi daya tarik utama konsumen.
Pasar HP global pada kuartal II-2025 menegaskan dinamika baru dengan pergeseran posisi para pemain utama. Oppo harus menerima kenyataan keluar dari lima besar, sementara Transsion muncul sebagai pendatang baru yang berhasil menggebrak pasar.
Samsung memperkokoh kepemimpinannya lewat strategi produk yang menyasar segmen menengah dengan teknologi AI. Apple masih kuat di posisi kedua meski menghadapi tantangan di China, sedangkan Xiaomi, Vivo, dan Transsion bersaing ketat di bawahnya.
Bagi Indonesia, dominasi Transsion menunjukkan perubahan preferensi konsumen terhadap HP terjangkau dengan spesifikasi menarik. Hal ini bisa memicu persaingan harga yang lebih agresif di masa mendatang.
Kinerja pasar global yang hanya tumbuh tipis menandakan perlunya inovasi lebih besar dari para produsen agar dapat mempertahankan daya tarik. Teknologi AI diprediksi akan menjadi kunci persaingan berikutnya.
Secara keseluruhan, tahun 2025 menjadi titik balik penting dalam peta industri ponsel, di mana merek-merek baru mulai menantang dominasi lama. Perubahan ini bisa terus berlanjut, terutama jika kondisi ekonomi global tetap penuh ketidakpastian. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v