Jakarta, EKOIN.CO – Sekolah Rakyat, sebuah wadah inklusif bagi mereka yang terpinggirkan dari sistem pendidikan formal, kini menjadi fokus strategis pemerintah. Program ini dinilai mampu menjembatani kesenjangan sosial, terutama dalam hal pendidikan. Sejalan dengan momentum tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berupaya memperkuat fondasi ini dengan sentuhan digitalisasi. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas, tetapi juga memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam arus transformasi digital.
Ekonom, Gundi Cahyadi, menyebutkan bahwa implementasi teknologi digital sangat diperlukan untuk mendukung aktivitas belajar-mengajar di Sekolah Rakyat. Ia mencontohkan, banyak aplikasi yang sudah umum dipakai seperti Microsoft Office dan Canva dapat diintegrasikan dalam kurikulum. “Jadi itu semua skill-skill yang perlu untuk ditingkatkan, karena ke depannya nanti itu merupakan salah satu modal juga buat mereka bisa berkontribusi di sektor ini,” ujarnya seperti dikutip pada Senin, 18 Agustus 2025. Gundi juga menambahkan bahwa sistem pembayaran digital pun sangat memungkinkan untuk diterapkan, dengan catatan tata kelola yang baik. “Saya rasa as long as governance-nya jelas ya dan gak mungkin kayaknya kalau dari segi BI (Bank Indonesia) mereka akan lalai terhadap governance (tata kelola). Kan itu sih yang paling penting,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menekankan peran krusial Kemkomdigi dalam mendorong inklusivitas digital di bidang pendidikan. Beliau melihat Sekolah Rakyat sebagai terobosan penting untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan. “Sekolah ini selain memberikan ilmu dan karakter, juga membekali keterampilan. Kami tidak ingin ada yang tertinggal dalam transformasi digital ini,” ujar Nezar Patria beberapa waktu lalu.
Transformasi ini, bagaimanapun, tidak datang tanpa tantangan. Meratanya akses internet, terutama di daerah terpencil, menjadi kendala utama. Meski demikian, Nezar Patria menegaskan bahwa hal tersebut bukan menjadi penghalang. Kemkomdigi telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi hambatan ini, termasuk penyediaan koneksi internet berkecepatan tinggi hingga 200 Mbps.
Selain infrastruktur, kurikulum juga akan diperkaya. Nezar Patria menambahkan, “Bagaimana menggunakan piranti-piranti digital untuk belajar coding, belajar bahasa komputer, dan kita juga memastikan di dalam proses belajar-mengajar, anak-anak ini bisa masuk memperdalam pengetahuannya melalui satu platform digital yang bisa terus berinteraksi dengan mereka.” Peningkatan ini mencakup pengenalan perangkat, etika digital, dan pemanfaatan platform media sosial, serta penguatan proses belajar melalui Learning Management System (LMS) yang memungkinkan pelajar belajar mandiri secara daring.