Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah Indonesia dan Malaysia kembali menegaskan bahwa ketegangan perbatasan tidak akan memicu konflik militer. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyampaikan hal ini saat pidato di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa, 29 Juli 2025.
Indonesia dan Malaysia selama ini menjalin komitmen menyelesaikan sengketa perbatasan, baik darat maupun laut, melalui jalur hukum dan diplomasi. Seperti dikatakan Anwar: “Orang yang waras harus memilih jalan negosiasi. Dan itulah yang kami lakukan,” sambil menegaskan bahwa pemerintahnya tidak memilih opsi perang
Menteri Luar Negeri RI Sugiono turut menyampaikan apresiasi atas kemajuan dalam negosiasi perbatasan kedua negara saat menerima Duta Besar Malaysia Syed Mohamad Hasrin Tengku Hussin, Rabu, 12 Maret 2025 Ia menekankan komitmen berkelanjutan Indonesia dalam menyelesaikan sengketa yang masih tertunda.
Sengketa wilayah maritim di Ambalat menjadi salah satu isu utama dalam hubungan kedua negara. Malaysia menegaskan pendekatan hukum internasional dan menolak sikap agresif, menekankan bahwa wilayah tersebut berada dalam kerangka UNCLOS dan putusan ICJ 2002
Dalam pertemuan GBC Malindo yang digelar pada Oktober 2023, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan rekan Malaysia menyatakan komitmen menyelesaikan sengketa perbatasan secara menyeluruh. Presiden Jokowi dan Anwar Ibrahim juga menegaskan harapan penyelesaian tujuh segmen Outstanding Boundary Problems (OBP), termasuk Ambalat dan Sebatik
muncul sebelumnya terkait isu perang: klaim bahwa Presiden Jokowi menyatakan perang terhadap Malaysia dan tuduhan pemutusan hubungan diplomatik serta pengiriman kapal perang. Kedua klaim tersebut terbukti tidak benar dan termasuk dalam kategori misleading content
Anwar Ibrahim Tegaskan Negosiasi, Bukan Perang
Anwar Ibrahim, saat pidato di Jakarta pada 29 Juli 2025, menyatakan bahwa Malaysia tidak akan memilih opsi perang dalam menyelesaikan masalah perbatasan dengan Indonesia . Ia menjelaskan setelah berdiskusi dengan Presiden Prabowo Subianto, bahwa jalur damai adalah satu-satunya pilihan yang rasional.
Dia menyebut jika oposisi di parlemen mengecamnya dengan isu keras soal Sulawesi dan Ambalat, namun ia tetap memilih dilogikakan “pergi berperang atau bernegosiasi”, dan memilih jalur diplomasi. Pendekatan ini dijalankan berdasarkan UNCLOS 1982, keputusan historis, dan perjanjian bilateral yang berlaku
Menlu RI Apresiasi Kemajuan Negosiasi Batas
Pada 12 Maret 2025, di Kantor Kemlu RI, Menlu Sugiono menyampaikan bahwa negosiasi perbatasan laut dan darat mengalami kemajuan positif. Ia menyampaikan komitmen Indonesia untuk terus melanjutkan pembicaraan pada segmen batas yang belum selesai
Sugiono juga menyampaikan kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan dukungan terhadap keketuaan Malaysia di ASEAN selama 2025. Nilai perdagangan bilateral di 2024 tercatat USD 21,1 miliar dengan surplus ekspor Indonesia sekitar USD 800 juta
Informasi Tambahan:
Blok Ambalat seluas 15.235 km² di Laut Sulawesi masih menjadi area tumpang-tindih klaim antara Indonesia dan Malaysia. Jaringan diplomasi terus berupaya menemukan resolusi berbasis hukum internasional dan win-win solution kedua pihak
Media tempo lalu juga mencatat bahwa penyebaran hoaks mengenai penggeseran patok perbatasan oleh Malaysia saat isu antara Indonesia dan Cina memanas adalah narasi menyesatkan. Pergeseran itu justru terjadi pada 2019 di Pulau Sebatik dan bukan karena tekanan eksternal baru-baru ini
secara keseluruhan situasi antara Indonesia dan Malaysia tetap stabil meski ada tantangan perbatasan. Pendekatan melalui hukum internasional dan dialog diplomatik menentukan arah resolusi demi menjaga persaudaraan dan stabilitas regional. Kedua pemerintah menunjukkan itikad untuk menghindari konfrontasi, memilih jalan damai yang rasional dan tertib. Komunikasi intens serta forum seperti GBC Malindo menjadi wadah strategis dalam memperkuat penyelesaian sengketa secara sistematis. Masyarakat diminta waspada terhadap informasi yang belum terverifikasi, terutama hoaks yang bisa memprovokasi. Diharapkan kedua negara terus memperkuat kepercayaan dan komitmen kerja sama lintas batas demi keamanan bersama. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v