BANDUNG – EKOIN.CO – Stok beras di Kota Bandung saat ini masih terpantau aman meskipun harga mulai mengalami kenaikan secara bertahap. Kenaikan harga ini dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah cuaca yang tidak menentu yang memengaruhi hasil panen di tingkat petani.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Hal ini diketahui setelah jajaran Pemerintah Kota Bandung melakukan pemantauan langsung ke sejumlah pasar tradisional dan pusat perbelanjaan. Beberapa titik yang dipantau antara lain Pasar Sederhana, Pasar Kosambi, Yogya Retail di Jalan Sunda, serta Supermarket Bandung Indah Plaza, termasuk gudang Bulog.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin, memastikan bahwa ketersediaan beras dalam kondisi aman. “Alhamdulillah, hasil monitoring menunjukkan stok ketersediaan beras di Kota Bandung aman,” ujarnya pada Kamis (31/7/2025).
Namun demikian, Ronny menambahkan bahwa terdapat sedikit kenaikan harga pada beras jenis medium. Kenaikan tersebut disebabkan kondisi cuaca yang tidak menentu, yang mengakibatkan penurunan hasil panen para petani di wilayah sekitar.
Harga Beras Medium dan Premium Naik Bertahap
Meski stok aman, harga beras medium sudah mulai mengalami kenaikan, meskipun masih dianggap wajar. “Memang ada sedikit kenaikan harga, tapi masih dalam batas normal. Untuk beras SPHP, alhamdulillah sudah tersedia di pasar tradisional, seperti di Pasar Sederhana,” ungkap Ronny.
Kepala Bulog Cabang Kota Bandung, Ashville Nusa Panata, menjelaskan bahwa Bulog telah menyalurkan beras SPHP ke sejumlah pasar di Kota Bandung untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan. “Kami sudah menyalurkan beras SPHP ke lima pasar pencatatan BPS, termasuk Pasar Sederhana dan Pasar Gedebage,” jelas Ashville.
Untuk dua pasar lainnya, yakni Pasar Jaringin dan Pasar Kosambi, masih dalam proses verifikasi penyaluran. Hingga Rabu (30/7/2025), Bulog telah menyalurkan sekitar 20 ton beras SPHP ke beberapa titik yang telah ditentukan.
Ashville menyebutkan bahwa saat ini stok beras di Bulog Bandung masih melimpah. Total cadangan beras untuk wilayah Bandung Raya mencapai 35.000 ton, jumlah tersebut dinilai cukup untuk kebutuhan konsumsi masyarakat selama enam bulan ke depan.
Distribusi SPHP dan Kondisi Pasar
Ashville menambahkan, “Padahal ambang batas kebutuhan hanya empat bulan. Selama harga masih tinggi, kami akan terus menggelontorkan beras melalui operasi pasar.” Bulog juga terus memantau kebutuhan pasar agar dapat melakukan penyaluran secara tepat sasaran.
Seorang pedagang beras di Pasar Kosambi, Rahmat Kurnia (52), menyampaikan bahwa kenaikan harga sudah terjadi sejak satu bulan lalu. “Harga beras jenis premium dan medium naik antara Rp 200 sampai Rp 1.000,” ucap Rahmat.
Rahmat menjelaskan lebih lanjut bahwa harga beras medium saat ini berada di kisaran Rp 14.000 per kilogram, sedangkan untuk beras premium harga terendahnya mencapai Rp 18.000 per kilogram. Kenaikan ini dirasakan cukup berdampak bagi pedagang maupun konsumen.
Pemantauan terus dilakukan oleh pihak Disdagin dan Bulog guna memastikan ketersediaan serta harga tetap stabil di pasar. Koordinasi antar instansi pun berjalan intensif untuk menyesuaikan distribusi beras SPHP ke wilayah-wilayah yang membutuhkan.
Pemkot Bandung melalui Disdagin juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian secara berlebihan. Upaya menjaga kestabilan harga dilakukan bersamaan dengan operasi pasar yang akan digelar rutin oleh Bulog dan pihak terkait.
Monitoring ini menjadi salah satu langkah antisipasi untuk menghadapi potensi lonjakan harga di masa mendatang, terlebih memasuki musim paceklik. Pemerintah daerah menyatakan kesiapannya dalam menangani fluktuasi harga kebutuhan pokok seperti beras.
Sementara itu, penyaluran beras SPHP akan diperluas tidak hanya di pasar-pasar utama, tetapi juga ke sejumlah toko ritel dan supermarket di wilayah Kota Bandung. Hal ini bertujuan agar masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dalam memperoleh beras dengan harga terjangkau.
Selain itu, pihak Bulog terus melakukan evaluasi stok harian guna menyesuaikan jumlah pasokan ke titik distribusi agar tidak terjadi kekurangan. Strategi ini dinilai penting agar harga di pasar tidak melonjak terlalu tinggi.
Kenaikan harga beras ini juga sedang dalam pengawasan tim Satgas Pangan untuk memastikan tidak terjadi penimbunan atau spekulasi harga oleh pihak-pihak tertentu yang bisa merugikan konsumen.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan bijak dalam melakukan pembelian beras. Pihak berwenang memastikan bahwa suplai beras cukup dan akan terus ditingkatkan apabila diperlukan.
Secara keseluruhan, kondisi pasar di Kota Bandung masih terkendali, dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah dan lembaga terkait. Fokus utama saat ini adalah menjaga agar harga tetap stabil dan pasokan tidak terganggu.
Langkah-langkah strategis terus diambil guna menjaga stabilitas pangan, terutama menjelang musim kemarau panjang yang biasanya berdampak pada produksi padi nasional.
Pemantauan akan terus dilakukan secara berkala untuk mengetahui perkembangan harga dan stok di pasar, serta merespons setiap perubahan kondisi dengan cepat dan tepat.
Dalam menghadapi kenaikan harga beras, pemerintah Kota Bandung disarankan untuk memperluas distribusi beras SPHP ke seluruh pasar dan ritel guna menjangkau lebih banyak konsumen. Diperlukan pula peningkatan koordinasi antara Bulog, Disdagin, dan instansi lainnya untuk memastikan distribusi berjalan lancar. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk membeli beras secara bijak agar tidak terjadi kelangkaan buatan di pasar. Dukungan dari pedagang untuk menjaga harga tetap wajar sangat penting dalam menciptakan stabilitas pasar.
Kondisi cuaca yang memengaruhi panen harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan pusat, khususnya untuk menjaga kestabilan pasokan. Perlu ada penguatan sistem informasi cuaca dan penyuluhan kepada petani agar bisa melakukan antisipasi yang lebih baik dalam masa tanam. Selain itu, penting bagi Bulog untuk meningkatkan cadangan stok agar siap menghadapi lonjakan permintaan kapan pun dibutuhkan. Distribusi yang merata akan membantu menekan lonjakan harga di tingkat konsumen.
Pemerintah juga dapat mendorong program diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras sebagai bahan pokok utama. Edukasi masyarakat mengenai pilihan pangan alternatif menjadi penting agar tekanan permintaan terhadap beras berkurang. Diperlukan pula insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi padi dalam kondisi cuaca ekstrem agar hasil panen tetap optimal. Strategi jangka panjang ini akan membantu menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Peran pengawasan dari lembaga terkait seperti Satgas Pangan sangat dibutuhkan untuk menghindari adanya praktik tidak adil di pasar. Tindakan cepat terhadap penimbunan harus ditegakkan untuk menjaga kepercayaan publik. Langkah ini juga penting dalam menjaga harga tetap dalam kendali. Selain itu, transparansi informasi harga di pasar perlu ditingkatkan agar masyarakat bisa memantau perkembangan dengan jelas.
Dengan sinergi antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat, stabilitas harga dan ketersediaan beras di Bandung diharapkan tetap terjaga. Strategi jangka pendek dan panjang perlu dilaksanakan bersamaan agar ketahanan pangan bisa lebih kuat menghadapi tantangan yang ada. Ketersediaan stok yang cukup menjadi kunci utama dalam menghindari gejolak harga lebih lanjut. Operasi pasar dan distribusi beras SPHP secara rutin akan membantu menenangkan pasar. Harapannya, kondisi ini segera membaik dan harga kembali normal. (*)