Teheran EKOIN.CO – Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak. Pemerintah Iran menyatakan akan menyerang pasukan Israel di mana pun mereka berada, baik melalui serangan darat maupun udara. Ancaman tersebut disampaikan dalam sebuah pidato resmi oleh Ketua Parlemen Iran, Mohammad Baqer Qalibaf, pada Kamis, 24 Juli 2025.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Pernyataan tersebut menegaskan keseriusan Iran untuk menindaklanjuti konflik yang sedang berlangsung di kawasan Timur Tengah. Dalam laporan yang dikutip dari Tasnim melalui Tribunnews pada Sabtu, 26 Juli 2025, Iran menyatakan seluruh lokasi militer yang digunakan Israel menjadi target serangan potensial.
Mohammad Baqer Qalibaf secara eksplisit menyebutkan bahwa semua pasukan Angkatan Pertahanan Israel (IDF) akan menjadi sasaran serangan. Ia menegaskan bahwa pasukan Iran siap melakukan operasi besar untuk membalas segala bentuk tindakan Israel yang dianggap menyerang kedaulatan Iran atau sekutunya.
Ancaman Serangan Terbuka dari Iran
Dalam pidatonya, Qalibaf menyampaikan bahwa Iran tidak akan tinggal diam terhadap tindakan militer Israel yang dianggap mengancam keamanan regional. Menurutnya, perintah telah diberikan kepada seluruh unit militer Iran untuk bertindak tegas dan menyasar semua titik keberadaan tentara Israel.
“Setiap lokasi di mana pun tentara Israel berada akan menjadi sasaran,” ujar Qalibaf seperti dikutip dari media Tasnim. Ia menambahkan bahwa serangan bisa dilakukan melalui jalur udara maupun darat, tergantung dari kondisi medan dan kesiapan taktis militer Iran.
Pernyataan Qalibaf ini dinilai sebagai bentuk eskalasi terbaru yang semakin memperkeruh hubungan kedua negara. Iran sebelumnya telah beberapa kali melontarkan ancaman serupa, namun kali ini disebutkan bahwa langkah konkret tengah dipersiapkan.
Militer Iran Siaga Penuh
Menanggapi situasi ini, sejumlah unit militer Iran dilaporkan telah berada dalam kondisi siaga penuh. Fokus utama mereka adalah wilayah-wilayah strategis yang kemungkinan menjadi tempat keberadaan pasukan Israel. Iran menegaskan bahwa setiap serangan akan ditujukan hanya kepada target militer.
Belum ada tanggapan resmi dari pihak Israel terkait ancaman ini. Namun, beberapa analis militer menyebutkan bahwa Israel kemungkinan akan memperketat sistem pertahanannya, termasuk pengaktifan sistem pertahanan udara dan penempatan ulang pasukan IDF di kawasan perbatasan.
Selain itu, pihak Israel diyakini sedang memantau pergerakan pasukan Iran dan memperkuat pengintaian melalui teknologi satelit dan pesawat tanpa awak (drone) untuk mengantisipasi kemungkinan serangan.
Pihak internasional mulai menyuarakan kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan ini. Beberapa negara menyerukan agar kedua pihak menahan diri dan menghindari aksi militer yang dapat memicu perang skala besar.
Kementerian Luar Negeri Iran belum memberikan keterangan tambahan, namun sumber di dalam militer Iran menyatakan bahwa instruksi sudah diberikan kepada semua unit untuk bersiap menyerang pada waktu yang ditentukan.
Sementara itu, laporan dari wilayah perbatasan Iran menunjukkan peningkatan pergerakan kendaraan militer dan pengiriman logistik ke pos-pos strategis. Ini dianggap sebagai indikasi serius bahwa ancaman Iran bukan sekadar pernyataan politik.
Media Iran lainnya juga memberitakan bahwa serangan akan melibatkan rudal balistik jarak menengah dan drone bersenjata, yang telah diuji coba dalam beberapa bulan terakhir.
Keputusan akhir untuk melakukan serangan besar masih menunggu restu dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang dikabarkan tengah mempertimbangkan berbagai aspek strategis dan diplomatik.
Para analis memperkirakan jika serangan dilakukan, kawasan Timur Tengah akan menghadapi gejolak baru, dengan risiko keterlibatan negara-negara lain dalam konflik bersenjata.
PBB dan beberapa organisasi internasional lainnya meminta agar kedua negara menempuh jalur diplomatik guna meredakan ketegangan dan menghindari korban jiwa dalam skala besar.
Situasi ini terus dipantau secara intensif oleh berbagai pihak. Perkembangan terbaru kemungkinan akan menentukan arah kebijakan luar negeri Iran dalam beberapa minggu ke depan.
Sementara itu, masyarakat internasional menunggu langkah resmi dari Israel, apakah akan merespons ancaman ini dengan serangan balasan atau mengambil jalur diplomasi guna meredakan situasi.
Beberapa pengamat menyebut bahwa Iran ingin menunjukkan kekuatan militer sebagai bentuk peringatan, terutama terkait campur tangan Israel di wilayah-wilayah yang menjadi sekutu Iran.
Situasi genting ini menambah kompleksitas konflik geopolitik di Timur Tengah, yang sebelumnya telah diramaikan oleh konflik di Gaza, Suriah, dan Lebanon.
Dalam beberapa waktu mendatang, pergerakan militer dari kedua pihak akan menjadi fokus pemantauan utama oleh lembaga-lembaga pertahanan dan keamanan internasional.
Perlu dicermati bahwa setiap langkah militer dari Iran berpotensi memicu tanggapan keras dari Israel, yang memiliki kekuatan militer canggih dan hubungan strategis dengan negara-negara Barat.
Sebagai meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel membawa kekhawatiran besar bagi perdamaian kawasan. Ancaman serangan darat dan udara oleh Iran menunjukkan bahwa krisis ini belum akan mereda dalam waktu dekat. Jika tidak diredam melalui jalur diplomasi, konflik bersenjata berskala luas sangat mungkin terjadi.
Pemerintah-pemerintah dunia diharapkan turut serta dalam menengahi konflik ini guna menghindari dampak buruk yang lebih luas, termasuk terhadap ekonomi global dan stabilitas politik di Timur Tengah.
Ketegasan Iran dalam menyatakan sikapnya menunjukkan bahwa setiap tindakan Israel akan dibalas dengan respons militer, namun risiko korban dan kehancuran harus menjadi pertimbangan utama.
Masyarakat internasional hendaknya mendorong solusi damai dan mengedepankan jalur diplomasi ketimbang aksi militer, yang dapat mengorbankan banyak nyawa dan menghancurkan infrastruktur.
Sebagai negara-negara kawasan serta PBB dapat membentuk forum negosiasi khusus untuk meredakan ketegangan dan membahas solusi jangka panjang atas konflik ini. Penguatan kerja sama regional juga penting agar konflik ini tidak merambat ke negara lain dan memperluas medan pertempuran.
( * )