Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar) menyelenggarakan Pelatihan Manajemen Event secara daring selama tiga hari pada 15 hingga 17 Juli 2025. Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Jogja Tourism Training Center (JTTC).
Kegiatan ini diikuti oleh 130 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka merupakan perwakilan dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang aktif dalam pengelolaan pariwisata lokal berbasis komunitas.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar Martini Mohamad Paham mengatakan, pelatihan ini fokus pada penguatan kapasitas sumber daya manusia pariwisata. Tujuannya agar mereka mampu mengelola kegiatan komunitas secara profesional dan berkelanjutan.
“Selama pelatihan, peserta mendapatkan materi seputar perencanaan dan pengelolaan event, strategi promosi digital, penyusunan anggaran, hingga teknik mencari sponsor,” kata Martini dalam keterangannya, Rabu (17/7).
Materi disampaikan oleh tim instruktur dari JTTC serta praktisi industri event berpengalaman. Pelatihan ini menjadi bagian dari strategi peningkatan kualitas destinasi wisata melalui penguatan komunitas lokal.
Mendorong Profesionalisme dan Keberlanjutan
Menurut Martini, event lokal seperti festival budaya dan pameran UMKM berpotensi besar dalam menarik wisatawan. Namun, kesuksesan pelaksanaannya bergantung pada keterampilan perencanaannya.
“Karena itu, peningkatan kapasitas menjadi kunci,” ujar Martini, menekankan pentingnya profesionalisme dalam menyelenggarakan kegiatan wisata berbasis komunitas.
Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Masyarakat Kemenpar Ika Kusuma Permana Sari menambahkan bahwa pelatihan ini dirancang untuk menjawab tantangan teknis yang dihadapi Pokdarwis.
Menurut Ika, tantangan tersebut meliputi keterbatasan perencanaan, minimnya promosi digital, hingga kendala dalam pendanaan. Oleh karena itu, peserta dipilih berdasarkan legalitas organisasi, keaktifan media sosial, dan rekam jejak event.
“Kriteria peserta ditentukan berdasarkan rekam jejak penyelenggaraan event, legalitas kelembagaan, serta keaktifan media sosial sebagai kanal promosi,” jelas Ika.
Dukungan dari Lembaga Pelatihan Pariwisata
Direktur Utama JTTC Hairullah Gazali mengatakan bahwa pihaknya mendukung penuh penyelenggaraan pelatihan ini. JTTC fokus pada pengembangan SDM pariwisata yang inklusif dan partisipatif.
Menurut Hairullah, praktik pengelolaan event yang baik harus ditanamkan sejak awal pada komunitas wisata. Dengan begitu, mereka dapat memberi dampak positif pada pembangunan ekonomi lokal.
“Kami percaya bahwa pelaku pariwisata berbasis komunitas seperti Pokdarwis memiliki peran penting dalam membangun destinasi,” ujar Hairullah.
Ia menambahkan bahwa JTTC hadir untuk membekali komunitas dengan keterampilan praktis dan wawasan strategis. Harapannya, pelatihan ini bisa memperkuat peran komunitas dalam membangun pariwisata yang berdampak.
Pelatihan Manajemen Event yang digelar oleh Kemenpar bersama JTTC menjadi langkah konkret dalam mendukung pertumbuhan sektor pariwisata berbasis komunitas di Indonesia. Dengan melibatkan Pokdarwis dari berbagai daerah, kegiatan ini tidak hanya memberi pelatihan teknis, tetapi juga menguatkan jejaring antar pelaku wisata lokal.
Melalui penyampaian materi dari instruktur berpengalaman, peserta memperoleh pemahaman menyeluruh tentang tata kelola event yang profesional dan berkelanjutan. Pendekatan ini diharapkan menjadi solusi atas tantangan praktis yang sering dihadapi oleh komunitas wisata dalam menyelenggarakan event.
Dukungan dari JTTC mempertegas pentingnya sinergi antara pemerintah dan lembaga pelatihan untuk memperkuat kapasitas lokal. Peningkatan SDM ini menjadi fondasi dalam menciptakan destinasi wisata yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar secara ekonomi dan sosial.(*)