Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menggelar audiensi strategis pada Jumat (25/7) di Jakarta untuk memperkuat sinergi pendidikan tinggi dan pendanaan beasiswa.
Pertemuan ini bertujuan mendorong percepatan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul serta mendukung penguatan industri masa depan Indonesia melalui transformasi skema beasiswa nasional yang lebih adaptif dan terarah.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyampaikan pentingnya peran penerima beasiswa dalam menggerakkan transformasi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045 melalui pendekatan talent mobility dan pengalaman global.
“Kita tidak hanya mendorong mereka mendapatkan gelar, tetapi juga pengalaman dan ekosistem yang mendukung transformasi Indonesia Emas 2045,” kata Brian. Ia menekankan bahwa beasiswa harus menjadi alat orkestrasi SDM strategis.
Ia menjelaskan bahwa arah kebijakan beasiswa perlu menjawab kebutuhan nasional serta diselaraskan dengan pembangunan sektor prioritas seperti pangan, energi, digitalisasi, hingga pertahanan dan hilirisasi industri.
Skema Beasiswa dan Pilar ROT
Mendiktisaintek mengusulkan reformulasi skema beasiswa LPDP mengacu pada pendekatan Resource Orchestration Theory (ROT) dengan lima pilar utama sebagai dasar arah kebijakan yang akan diterapkan ke depan.
- Search/Selection: menyesuaikan bidang studi dengan delapan industri prioritas nasional (pangan, energi, maritim, kesehatan, digitalisasi, pertahanan, hilirisasi, dan manufaktur maju).
- Configuration/Deployment: meningkatkan proporsi penerima beasiswa dari dan untuk perguruan tinggi kelas dunia pada bidang strategis.
- Structuring: mengalokasikan beasiswa secara tematik sesuai kebutuhan sektor pembangunan.
- Bundling: menyatukan sinergi lulusan LPDP dalam dan luar negeri, serta melibatkan stakeholder industri.
- Leveraging: memaksimalkan kontribusi alumni agar pada tahun 2045, 30–40% PDB Indonesia berasal dari sektor-sektor strategis tersebut.
Direktur Utama LPDP, Sudarto, merespons positif usulan tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya siap memperkuat proses seleksi, monitoring, serta memperluas dampak berkelanjutan beasiswa terhadap pembangunan nasional.
“Program beasiswa harus semakin berkualitas, transparan, dan berdampak nyata bagi pembangunan SDM unggul di Indonesia,” ujar Sudarto. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi dengan Kemdiktisaintek dalam penguatan program beasiswa.
Hingga 2024, LPDP telah membiayai lebih dari 54.000 beasiswa dan menghasilkan lebih dari 20.800 lulusan. Dana abadi LPDP tercatat mencapai Rp154,11 triliun sebagai bentuk dukungan pendidikan jangka panjang.
Prioritas 2025 dan Integrasi Riset
Alokasi tahun 2025 mencakup 4.000 beasiswa luar negeri dengan proporsi sepertiga program doktor dan dua pertiga program magister. Fokus akan diberikan pada bidang strategis dan riset hilirisasi industri nasional.
Sebanyak 80 persen beasiswa akan diarahkan ke bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM). Riset STEM dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu riset fundamental dan riset terapan.
Sisa beasiswa lainnya akan mendukung program industrialisasi dan pembangunan sektor strategis. Skema ini diharapkan memperkuat ketahanan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi nasional jangka panjang.
Untuk meningkatkan ekosistem riset, program beasiswa dan riset LPDP akan disinergikan melalui kolaborasi strategis. Jejaring dosen dan profesor dalam negeri akan dilibatkan dalam penjaringan talenta riset nasional.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Kemdiktisaintek dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi dan riset yang berdampak, adaptif, dan visioner guna menyongsong visi besar Indonesia Emas 2045.
Audiensi strategis antara Kemdiktisaintek dan LPDP menandai titik penting dalam upaya memperkuat arah kebijakan pendidikan tinggi berbasis kebutuhan nasional dan pengembangan industri masa depan. Kebijakan ini mendorong sinergi antara SDM unggul dan sektor strategis.
Transformasi skema beasiswa yang diusulkan melalui pendekatan ROT menjadi panduan reformasi yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga dampak ekonomi nasional jangka panjang. LPDP menyatakan kesiapannya mendukung reformasi secara menyeluruh.
Melalui integrasi pendidikan tinggi, riset, dan pendanaan beasiswa, Indonesia berupaya membangun sistem SDM yang berdaya saing tinggi di tingkat global. Ini merupakan strategi penting dalam menyongsong era transformasi menuju Indonesia Emas 2045.(*)