Jakarta, Ekoin.co – Founder KedaiKopi, Hendri Satrio menyayangkan pemerintah karena tidak memiliki data berupa profil lengkap desa seluruh Indonesia. Menurutnya, data itu sangat penting untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat desa terhadap program nasional khususnya Koperasi Merah Putih (KMP) yang diresmikan Pemerintahan Prabowo-Gibran sejak 21 Juli lalu.
“Ini kita ngomongin Koperasi Merah Putih ya. Ternyata kita tidak punya data-data profil desa yang berjumlah 80 ribu itu. Maksudnya, bukan cuma nama desa A, tapi desa A ini penduduknya berapa banyak? pekerjaannya apa saja? kebutuhannya apa saja? sehingga bisa disesuaikan dengan koperasinya,” kata pria yang akrab disapa Bung Hensa kepada Eddy Wijaya dalam podcast EdShareOn yang tayang pada Rabu, 23 Juli 2025, yang dikutip pada Jumat (25/7).
Bung Hensa mengatakan Koperasi Merah Putih (KMP) sangat bagus karena bercita-cita meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kelurahan melalui penguatan ekonomi berbasis gotong royong dan kemandirian. Namun, bila datanya tidak ada, maka akan rentan bermasalah.
“Kalau bicara data, saya juga kaget, saya kira BPS punya, saya pikir juga BKKBN punya, atau Kementerian punya? Ternyata tidak punya,” kata Ketua Umum IKA FIKOM Universitas Padjajaran itu.
Akademisi kelahiran Jakarta, 23 Mei 1978 itu lantas menyarankan agar program tersebut dibarengi dengan rencana bisnis yang jelas. Hal itu penting untuk menjaga kemungkinan buruk seperti gagalnya masyarakat desa mengembalikan pinjaman yang diperoleh dari KMP.
“Ini uang gede kan, bayangkan saja Rp 3 sampai Rp 5 miliar. Jadi benar tuh, pertanyaan DPR, mana business plan-nya? jangan sampai mereka meminjam tidak bisa mengembalikan, akhirnya disita-sita,” ujarnya.
Bung Hensa berharap pemerintah menjadikan program ini sebagai pendorong prioritas perbaikan data komprehensif masyarakat sebagai program nasional.
“Memang fundamental data kita mesti diberesin, musti dibenerin,” ucapnya. ()