Jakarta Ekoin.co- Pemerintah Thailand dan militer telah secara resmi membantah klaim bahwa mereka telah merebut atau menguasai Candi Preah Vihear. Kolonel Ritcha Suksuwanon dari Angkatan Darat Thailand menyatakan bahwa operasi militer Thailand berfokus pada pertahanan dan melawan agresi militer Kamboja—bukan bertujuan menduduki situs budaya atau candi sakral
Media Kamboja bahkan mengecam serangan udara dan artileri Thailand yang telah menyebabkan kerusakan serius pada struktur candi, termasuk gopura dan tangga utara—serta menuduh pelanggaran konvensi internasional tentang perlindungan situs warisan budaya
Dengan kata lain, Thailand belum mencaplok atau mengambil alih Candi Preah Vihear. Klaim tersebut saat ini dianggap sebagai fake news oleh pihak berwenang Thailand.
Apa penyebab konflik dan latar belakang sejarah?
- Candi Preah Vihear berada di daerah perbatasan yang sengketa dan telah menjadi sumber ketegangan antara Thailand dan Kamboja selama lebih dari satu abad. Meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) pada tahun 1962 dan 2013 menegaskan kedaulatan candi berada di Kamboja, batas wilayah di sekitarnya tetap diperdebatkan dan belum sepenuhnya dibatasi
- Clashes terbaru muncul sejak May 2025, ketika seorang tentara Kamboja tewas akibat peledakan ranjau, disusul oleh serangkaian serangan artileri, drone, dan jet tempur oleh kedua pihak yang memuncak tanggal 24 Juli 2025
Tidak ditemukan bukti bahwa Thailand memperoleh senjata dari Israel sebagai bagian dari konflik ini. Semua laporan yang tersedia sejauh ini fokus pada penggunaan jet tempur F‑16, serangan artileri BM‑21, drone, serta serangan udara oleh militer Thailand terhadap sasaran militer Kamboja. Tidak ada referensi bahwa senjata dari Israel digunakan atau disampaikan dalam konflik ini.
Kronologi dan dampak per 24–25 Juli 2025
- Tanggal 24 Juli, terjadi kontak tembak di dekat Prasat Ta Muen Thom, serta serangan roket dan pemboman udara T‑Thai dengan F‑16 ke posisi militer Kamboja
- Sekitar 9–15 warga sipil Thailand tewas, lebih dari 40.000 orang mengungsi di Thailand, ribuan lainnya di Kamboja. Semua penyeberangan darat ditutup
- Diplomasi merosot dengan saling pengusiran diplomat. Kamboja menuntut pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, sementara ASEAN dan negara-negara besar menyerukan de‑eskalasi(*)
- Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v”