Jakarta, EKOIN.CO – Dalam rangka meningkatkan literasi dan wawasan keselamatan kerja, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) kembali menggelar program KOPI SENJA (Kelompok Berbagi Semangat dan Pembelajaran), Rabu, 16 Juli 2025.
Kegiatan ini berlangsung di Gedung Ibnu Soetowo, Kantor Ditjen Migas, Jakarta. Tema kali ini adalah “Implementasi Keselamatan Proses pada Kegiatan Usaha Migas”, dengan menghadirkan narasumber dari Medco E&P.
Peddy Citra Nesa, Lead Process Safety HSE Medco E&P, menjadi pemateri utama. Ia memaparkan pentingnya process safety sebagai bagian dari budaya kerja yang wajib diterapkan dalam industri migas.
Direktur Teknik dan Lingkungan Migas, Noor Arifin Muhammad, membuka kegiatan ini dengan menegaskan pentingnya pendekatan ilmiah dalam pengelolaan industri migas. Ia menyebutkan bahwa banyak jurnal ilmiah memuat bahasan operasi migas.
“Operasi migas ini dibentuk dari ketepatan dan kedisiplinan, tetapi tetap ada unsur-unsur scientific yang mendalam dan harus dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” ujarnya di hadapan peserta.
Memahami Perbedaan Personal dan Process Safety
Dalam pemaparannya, Peddy menjelaskan perbedaan antara process safety dan personal safety yang seringkali disalahartikan. Menurutnya, process safety berkaitan dengan bahaya yang berdampak besar, seperti ledakan atau pencemaran lingkungan.
“Saya membuka process safety, ya boleh dikatakan kita berangkat dari insiden. Tapi pelajaran insiden itu adalah pelajaran yang paling mahal,” kata Peddy, mengingatkan peserta untuk belajar dari pengalaman buruk.
Ia juga menegaskan bahwa kerusakan dalam process safety bisa menimbulkan kerugian besar secara material, nyawa, dan lingkungan. Oleh karena itu, pendekatan preventif sangat diperlukan.
Personal safety, lanjutnya, lebih mengarah pada perlindungan individu dari cedera ringan seperti terpeleset atau terkena benda jatuh. “Dua-duanya sangat penting dan saling melengkapi,” tambahnya.
Process Safety Fundamentals (PSFs) menjadi bagian dari edukasi untuk meningkatkan diskusi operasional dan kesiapsiagaan dalam menghindari potensi kecelakaan besar.
Keselamatan Proses, Pilar Industri Migas Modern
Industri migas diakui sebagai salah satu sektor usaha dengan risiko tinggi. Oleh sebab itu, menurut Ditjen Migas, aspek keselamatan tidak boleh disepelekan dan harus menjadi bagian dari perencanaan dan operasional.
Dalam kegiatan ini, peserta dari berbagai unit di Kementerian ESDM tampak aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Tujuan utama kegiatan ini adalah pembelajaran kolektif.
Noor Arifin menegaskan bahwa kegiatan usaha migas bukan hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga harus memperhatikan lingkungan dan keselamatan masyarakat sekitar.
Ia berharap seluruh pegawai yang hadir bisa memahami lebih dalam pentingnya implementasi keselamatan proses dalam setiap aktivitas yang mereka jalankan.
“Dengan pengalaman dan pengetahuan Pak Peddy, saya berharap teman-teman dapat menambah wawasan dan belajar bersama,” tutup Noor Arifin dalam sambutannya.
Kegiatan KOPI SENJA yang digelar Ditjen Migas menekankan pentingnya aspek keselamatan proses dalam industri migas. Dalam industri dengan risiko tinggi seperti migas, keselamatan harus menjadi prioritas utama yang tidak bisa ditawar.
Melalui pemaparan dan diskusi bersama ahli dari Medco E&P, peserta mendapatkan pemahaman baru mengenai perbedaan dan keterkaitan antara personal safety dan process safety. Pemahaman ini penting untuk mencegah kecelakaan kerja yang bisa menimbulkan kerugian besar.
Program seperti KOPI SENJA menjadi media efektif dalam meningkatkan kesadaran pegawai terhadap pentingnya keselamatan dan menjadikannya bagian dari budaya kerja sehari-hari. Edukasi semacam ini diharapkan terus digalakkan secara rutin.(*)