Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui Deputi Bidang Kewirausahaan memfasilitasi 100 pelaku usaha terpilih di Kota Batu, Jawa Timur. Akses pembiayaan inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan diberikan sebagai bentuk nyata dari upaya peningkatan inklusi keuangan nasional.
Acara bertajuk Entrepreneur Hub Finance Batu 2025 digelar di Kota Batu pada Kamis, 17 Juli 2025. Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah hadir dan memberikan sambutan pada kegiatan tersebut yang menandai langkah penting pemberdayaan UMKM di daerah.
Siti Azizah menyatakan forum ini bukan hanya ajang pertemuan, melainkan juga penggerak utama peningkatan kapasitas UMKM agar mampu tumbuh, kredibel, dan layak menerima pembiayaan dari lembaga keuangan formal.
“Kami ingin memastikan pembiayaan tidak hanya dinikmati oleh mereka yang besar dan mapan, tetapi juga merata untuk usaha mikro, pemula, generasi muda, hingga usaha berbasis komunitas,” ujar Azizah saat menyampaikan pidatonya di lokasi acara.
Target peningkatan rasio kewirausahaan juga disampaikan secara gamblang oleh Azizah. Ia menyebut pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan sebesar 3,1 persen pada 2025, 3,6 persen pada 2029, dan 8 persen pada 2045 sesuai RPJMN.
Kolaborasi Ekosistem sebagai Kunci Pendekatan
Menurut Azizah, tantangan utama pelaku UMKM antara lain rendahnya literasi keuangan, kurangnya kemampuan menyusun laporan keuangan, serta belum optimalnya digitalisasi bisnis. Hal ini menjadi fokus dalam pendekatan ekosistem kolaboratif yang diusung kementeriannya.
Kementerian UMKM menggandeng berbagai pemangku kepentingan untuk mempertemukan pelaku usaha dengan ekosistem pembiayaan. Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Bank Jatim, BSI, BRI, serta lembaga non-bank seperti Pusat Investasi Pemerintah (PIP).
Selain lembaga pembiayaan, juga hadir kolaborator pendukung usaha seperti PLUT KUMKM Batu, Grab Indonesia, Mebiso, Qasir.id, Rayspeed Logistik, dan Komunitas Tangan Di Atas (TDA). Semua pihak berkontribusi dalam rangkaian pendampingan yang lebih menyeluruh.
“Rendahnya literasi keuangan dan digital adalah kendala utama. Melalui forum ini, kami ingin menjawab tantangan itu secara konkret,” jelas Azizah.
Digitalisasi dan Transformasi Berkelanjutan
Azizah menambahkan bahwa kementeriannya mendorong transformasi UMKM yang tidak hanya bersifat sesaat, tetapi berkelanjutan. Pelatihan digitalisasi, penguatan identitas merek, dan peningkatan ketahanan bisnis menjadi fokus utama.
“Keuangan inklusif bukan sekadar charity, melainkan pemberdayaan. Mari kita pastikan wirausaha naik kelas, profesional, dan mampu bertransformasi dari informal menjadi formal, dari bertahan menjadi bertumbuh,” tegas Azizah menutup pernyataannya.
Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak luas terhadap peningkatan daya saing UMKM di Kota Batu, serta turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal dan penciptaan lapangan kerja berkualitas.
Kegiatan Entrepreneur Hub Finance Batu 2025 menjadi simbol konkret komitmen pemerintah dalam menghadirkan pemerataan akses keuangan untuk seluruh lapisan wirausaha Indonesia.
Kegiatan Entrepreneur Hub Finance Batu 2025 mencerminkan komitmen kuat pemerintah dalam membangun UMKM yang tangguh dan inklusif. Dengan melibatkan berbagai pihak dari sektor keuangan dan teknologi, forum ini menjawab tantangan utama dunia usaha mikro secara praktis.
Dukungan pembiayaan tak lagi menjadi monopoli usaha mapan, melainkan menyentuh pelaku usaha kecil dan komunitas pemula. Langkah ini menjadi penting dalam menyambut target rasio kewirausahaan nasional yang ambisius namun realistis dalam kerangka pembangunan jangka panjang.
Melalui kolaborasi lintas sektor, diharapkan pelaku UMKM dapat berkembang secara berkelanjutan, mengakses pasar yang lebih luas, dan menjadi bagian penting dari pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.(*)