Tehran EKOIN.CO – Iran telah menyelesaikan proses penggantian sejumlah sistem pertahanan udara yang rusak akibat serangan dari Israel. Tindakan ini diambil demi menjaga stabilitas dan keamanan wilayah udara nasional setelah kerusakan besar yang terjadi selama konflik militer.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Pernyataan resmi disampaikan oleh Wakil Operasi Angkatan Darat Reguler Iran, Mahmoud Mousavi, pada Senin (21/7), seperti dikutip dari Reuters. Mousavi menyatakan bahwa sistem pertahanan Iran sempat mengalami kerusakan serius akibat dominasi udara dari pihak musuh.
“Beberapa sistem pertahanan udara kami memang mengalami kerusakan. Ini bukan sesuatu yang bisa kami sembunyikan,” ujar Mousavi saat menjelaskan situasi yang terjadi sebelumnya.
Dalam konflik militer terakhir, Israel diketahui melancarkan serangan udara yang menghancurkan beberapa instalasi pertahanan strategis di sekitar ibu kota, Tehran. Serangan ini direspons oleh Iran dengan peluncuran rudal dan drone ke wilayah Israel.
Sistem Cadangan Dalam Negeri Gantikan yang Rusak
Menurut Mousavi, Iran telah menggunakan sistem cadangan yang sebelumnya disiapkan dan disimpan di lokasi-lokasi strategis. Penggantian ini sepenuhnya mengandalkan sumber daya lokal tanpa dukungan dari luar negeri.
“Rekan-rekan kami telah menggunakan sumber daya dalam negeri dan menggantinya dengan sistem cadangan yang sebelumnya telah disimpan di lokasi-lokasi strategis untuk menjaga keamanan wilayah udara,” jelas Mousavi.
Langkah ini menunjukkan kesiapan logistik dan teknis Iran dalam menghadapi situasi darurat, khususnya dalam merespons kerusakan sistem pertahanan akibat konflik.
Iran diketahui memiliki dua jenis sistem pertahanan udara jarak jauh, yakni Bavar-373 buatan lokal dan S-300 yang diimpor dari Rusia. Keduanya berfungsi sebagai pertahanan utama dari serangan udara.
Pulih Cepat dan Tampilkan Kekuatan di Tengah Konflik
Meski mengalami kerusakan, Iran menunjukkan kemampuannya untuk memulihkan pertahanan dengan cepat. Dalam waktu singkat, mereka telah mampu menormalkan kembali posisi pertahanan strategisnya.
Sebelumnya, Iran juga sempat menjadi target serangan terbatas dari Israel. Namun, dalam waktu dekat setelah itu, militer Iran kembali menunjukkan kekuatannya dengan menggelar latihan menggunakan sistem pertahanan udara Rusia.
Langkah ini dinilai sebagai bagian dari strategi unjuk kekuatan dan stabilitas di tengah ketegangan geopolitik yang meningkat antara kedua negara.
Konflik antara Iran dan Israel terus berkembang dan menyebabkan ketegangan regional, terutama dalam hal penguasaan udara dan keunggulan teknologi militer.
Iran kini fokus untuk menjaga keamanan udara dari potensi serangan lebih lanjut dengan memperkuat posisi pertahanan mereka di seluruh titik strategis nasional.
Sementara itu, Israel belum memberikan tanggapan langsung atas laporan terbaru mengenai pemulihan sistem pertahanan Iran ini.
Langkah pembaruan sistem pertahanan ini menjadi indikator bahwa Iran tetap mempertahankan kesiapsiagaan dan respons cepat terhadap ancaman militer yang datang dari luar.
Reuters menyebut bahwa penggunaan sistem cadangan dalam negeri menjadi salah satu kunci keberhasilan Iran dalam menjaga integritas wilayah udaranya di tengah konflik.
Selain sistem jarak jauh, Iran juga memperkuat jaringan radar dan sistem rudal jarak menengah untuk menutup celah pada zona pertahanan udara mereka.
Meski tekanan terus datang dari luar, Iran menyampaikan komitmennya untuk melindungi kedaulatan negara dan mencegah terulangnya kerusakan serupa.
Para analis pertahanan melihat bahwa pemulihan cepat ini menunjukkan perencanaan militer jangka panjang dan investasi dalam industri pertahanan dalam negeri.
Langkah strategis Iran untuk memanfaatkan sumber daya lokal juga mengurangi ketergantungan terhadap teknologi asing dalam situasi darurat.
Keputusan ini juga dinilai sebagai sinyal bahwa Iran siap menghadapi segala kemungkinan eskalasi di masa mendatang tanpa menunggu dukungan dari luar.
Dari sisi internal, militer Iran terus membangun kapasitas melalui latihan intensif dan peningkatan koordinasi antar-divisi pertahanan.
Kesiapan ini diyakini akan memperkuat posisi Iran dalam menghadapi tekanan regional, terutama dari kekuatan militer yang lebih besar seperti Israel dan sekutunya.
Dalam kondisi geopolitik yang belum stabil, Iran tampaknya terus mempersiapkan berbagai skenario pertahanan untuk mengantisipasi konflik lanjutan.
dari situasi ini memperlihatkan bahwa Iran mampu bangkit dengan cepat setelah serangan dan menjaga keberlanjutan fungsi pertahanan nasional. Pembaruan sistem secara efisien juga menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki strategi pemulihan yang telah dirancang sebelumnya dan dijalankan secara terstruktur.
Penggunaan sistem pertahanan buatan dalam negeri serta pemanfaatan cadangan strategis menjadi bukti bahwa Iran mengantisipasi potensi serangan lanjutan. Hal ini sekaligus menampilkan kesiapsiagaan dan kontrol penuh terhadap wilayah udaranya, terutama di masa ketegangan regional yang meningkat.
Pemulihan cepat ini juga menjadi peringatan tersirat kepada pihak lawan bahwa serangan tidak akan dengan mudah melumpuhkan pertahanan Iran. Ketahanan sistemik dan perencanaan logistik terbukti menjadi senjata strategis yang diandalkan militer Iran.
Di sisi lain, penggunaan sistem pertahanan Rusia yang dipamerkan dalam latihan memberikan sinyal bahwa Iran tetap memiliki akses ke teknologi militer canggih meski sanksi internasional terus berlaku.
Oleh karena itu, dapat disarankan bahwa negara-negara di kawasan sebaiknya menahan diri dan memilih jalur diplomasi untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Langkah provokatif hanya akan memicu reaksi militer yang bisa memperbesar konflik secara regional.
Negara-negara di kawasan perlu mendorong solusi damai berbasis dialog agar situasi tidak berkembang menjadi perang terbuka. Keterlibatan organisasi internasional dalam memediasi ketegangan antara Iran dan Israel juga bisa menjadi opsi strategis.
Dukungan terhadap stabilitas regional perlu diperkuat melalui kerja sama lintas batas di bidang pertahanan sipil dan pemantauan wilayah. Pendekatan ini akan menciptakan keseimbangan keamanan yang adil bagi semua pihak.
Penting bagi komunitas internasional untuk memastikan bahwa akses teknologi pertahanan tidak digunakan secara agresif. Oleh sebab itu, regulasi dan pemantauan ketat terhadap perdagangan senjata menjadi langkah penting dalam menjaga perdamaian.
Akhirnya, para pemangku kepentingan di kawasan perlu mengedepankan prinsip-prinsip keamanan kolektif dan tidak saling mengintervensi wilayah kedaulatan negara lain. Dengan demikian, kestabilan jangka panjang dapat terwujud melalui saling pengertian dan komitmen damai. (*)