Berlin, EKOIN.CO – Kanselir Jerman Friedrich Merz pada Jumat, 18 Juli 2025, kembali melontarkan kritik tegas terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza. Dalam konferensi pers di Berlin, Merz menyampaikan bahwa apa yang terjadi saat ini tidak dapat diterima dan menyerukan penghentian segera kekerasan serta pemberian bantuan kemanusiaan tanpa hambatan kepada warga Palestina.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Merz menyatakan bahwa dirinya telah memulai pembicaraan diplomatik dengan sejumlah pemimpin Eropa untuk membahas gencatan senjata di Gaza. Ia menyebutkan bahwa prioritas Jerman saat ini adalah mendorong penghentian konflik dan membuka akses kemanusiaan ke wilayah yang terdampak.
“Tindakan di Jalur Gaza tidak lagi dapat kami terima,” tegas Merz dalam pernyataannya. Ia juga menambahkan, “Kami mendorong, pertama, gencatan senjata di sana dan, kedua, bantuan kemanusiaan yang komprehensif bagi masyarakat di wilayah tersebut.”
Dalam upaya diplomatiknya, Merz telah menghubungi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui sambungan telepon. Ia menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi sipil di Gaza dan mendesak Israel untuk mempertimbangkan langkah-langkah deeskalasi.
Jerman Tekankan Diplomasi Kemanusiaan
Merz mengungkapkan bahwa dirinya juga telah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Kamis (17/7) di London, untuk menyelaraskan posisi Eropa terkait konflik ini. Dalam pertemuan tersebut, keduanya sepakat bahwa tekanan internasional harus ditingkatkan untuk menghentikan kekerasan.
Ia mengonfirmasi bahwa pertemuan lebih lanjut akan digelar bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dijadwalkan mengunjungi Berlin minggu depan. Agenda utamanya adalah membahas peran bersama dalam mendorong perdamaian dan respons kemanusiaan di Gaza.
“Pertemuan dengan Macron akan menjadi langkah penting bagi Uni Eropa dalam memperkuat posisi bersama terhadap konflik ini,” ujar Merz. Ia menegaskan bahwa pendekatan diplomatik multilateral harus diperkuat agar pesan Eropa lebih terdengar.
Kanselir Jerman itu menambahkan, “Kami ingin membantu negara itu (Israel), tetapi kami juga menyatakan dengan jelas dan tegas apa yang tidak dapat diterima.” Ia menekankan bahwa dukungan kepada Israel tidak berarti menerima semua tindakannya.
Desakan Bantuan Kemanusiaan Tanpa Syarat
Merz juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kesulitan yang dihadapi organisasi bantuan dalam menyalurkan pasokan penting ke Gaza. Ia menekankan perlunya akses kemanusiaan tanpa syarat ke wilayah tersebut.
Menurutnya, blokade dan pembatasan distribusi telah memperburuk penderitaan penduduk sipil. Oleh karena itu, Jerman akan mendesak Israel untuk membuka koridor bantuan yang aman dan permanen.
Ia menggarisbawahi bahwa pengiriman bantuan harus mencakup air bersih, obat-obatan, dan logistik penting lain yang dibutuhkan segera oleh masyarakat sipil. Ia juga meminta agar konvoi bantuan tidak dihambat dengan alasan keamanan yang tidak proporsional.
Kanselir Merz menyatakan bahwa Jerman sedang mempersiapkan alokasi dana tambahan untuk lembaga kemanusiaan internasional yang bekerja di Gaza, termasuk UNRWA dan Palang Merah. Dukungan logistik dan diplomasi akan diberikan secara paralel.
Pemerintah Jerman juga akan memantau secara ketat situasi di lapangan melalui koordinasi dengan mitra internasional. Laporan independen dari organisasi kemanusiaan akan dijadikan rujukan dalam menyusun kebijakan lebih lanjut.
Sementara itu, tekanan dari kelompok sipil di Jerman terhadap pemerintah untuk mengambil langkah lebih tegas terhadap Israel terus meningkat. Demonstrasi dan seruan publik telah mewarnai beberapa kota besar di negara itu sejak awal bulan Juli.
Merz dalam pernyataannya menegaskan bahwa ia memahami sentimen publik dan akan memperhatikan suara masyarakat Jerman dalam pengambilan keputusan terkait konflik ini. Ia menambahkan, “Kita harus menjaga keseimbangan antara solidaritas dan prinsip kemanusiaan.”
Merz juga tidak menutup kemungkinan bahwa Jerman akan mengusulkan resolusi baru di Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mendesak gencatan senjata dan mengatur mekanisme bantuan kemanusiaan. Hal ini disebut sebagai langkah lanjutan jika pendekatan bilateral gagal.
Langkah Merz ini menandai perubahan nada dalam kebijakan luar negeri Jerman yang selama ini dikenal cukup hati-hati terhadap Israel. Pernyataannya dianggap mencerminkan tekanan diplomatik yang semakin besar dari komunitas internasional.
Sejumlah analis menyebutkan bahwa Jerman kemungkinan akan memainkan peran lebih aktif di Dewan Keamanan PBB jika konflik terus berlarut. Merz dinilai berusaha mendorong posisi Eropa agar lebih solid dalam merespons krisis Gaza.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Israel terkait pernyataan Merz. Namun media-media Israel melaporkan bahwa pihak Tel Aviv tengah mengevaluasi tekanan internasional yang semakin meningkat terhadap operasi militer di Gaza.
Beberapa diplomat Eropa juga menyampaikan dukungan terhadap langkah Jerman, seraya menyatakan bahwa kemanusiaan harus diutamakan di atas kepentingan politik dalam menyikapi konflik ini.
Situasi di Gaza sendiri dilaporkan kian memburuk, dengan jatuhnya korban sipil dalam jumlah besar dan infrastruktur sipil yang rusak berat. Organisasi kemanusiaan internasional memperingatkan bahwa bencana kemanusiaan besar sedang terjadi jika tidak ada intervensi.
Kondisi tersebut mendorong pemimpin dunia, termasuk Merz, untuk semakin vokal dan aktif dalam mendesak penghentian konflik. Gencatan senjata dianggap sebagai satu-satunya cara untuk membuka ruang penyelamatan warga sipil secara efektif.
Merz mengakhiri pernyataannya dengan penegasan bahwa Jerman akan menggunakan seluruh saluran diplomatik untuk memastikan bahwa krisis ini berakhir dan akses bantuan dipulihkan. Ia menegaskan komitmen Jerman pada perdamaian dan hukum internasional.
Pernyataan Merz menambah tekanan terhadap Israel untuk menahan diri dan membuka ruang perundingan, di tengah seruan global yang semakin nyaring untuk mengakhiri kekerasan.
Pernyataan Friedrich Merz mencerminkan perubahan nada diplomatik Eropa terhadap Israel. Komitmennya pada gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan memberi sinyal bahwa kesabaran terhadap operasi militer Israel mulai menipis. Upaya Jerman ini bisa menjadi katalis penting dalam membentuk sikap kolektif Uni Eropa terhadap konflik.
Secara politis, Merz menunjukkan bahwa dukungan terhadap Israel tidak bersifat tanpa syarat. Langkahnya ini mungkin membuka ruang bagi negara-negara lain untuk lebih lantang menyuarakan keprihatinan terhadap krisis kemanusiaan di Gaza. Diplomasi yang ia jalankan menekankan bahwa solidaritas internasional juga harus dibarengi dengan prinsip kemanusiaan.
Jika tekanan internasional terhadap Israel semakin kuat, ada peluang nyata untuk mendorong terbentuknya koridor kemanusiaan yang aman. Selain itu, gencatan senjata yang didukung banyak pihak dapat membantu menciptakan ruang negosiasi baru yang lebih damai.
kepada komunitas internasional adalah agar lebih aktif menggalang dukungan diplomatik lintas negara guna menekan semua pihak untuk mengakhiri kekerasan. Selain itu, media dan organisasi sipil juga perlu terus mengawasi dan menyoroti situasi di Gaza agar tidak tenggelam dalam keheningan.
Dalam waktu dekat, langkah Friedrich Merz akan menjadi uji penting atas kemampuan Eropa dalam memainkan peran perdamaian global. Keberhasilan atau kegagalan upaya ini akan sangat menentukan arah respons dunia terhadap konflik yang semakin kompleks di Timur Tengah. (*)
Bakamla RI Evakuasi Korban Kebakaran KMP Barcelona 5 di Perairan Talise
Manado , EKOIN - CO - — Bakamla RI melalui unsur KN Gajah Laut-404 dan HSC 32-03 melakukan aksi cepat...