Gothenburg EKOIN.CO – Akademi Persib Cimahi (APC) menorehkan sejarah baru dalam dunia sepak bola usia dini setelah menjuarai ajang internasional Gothia Cup U-13 2025 yang digelar di Swedia. Pertandingan final berlangsung di SKF Arena, Gothenburg pada Sabtu, 19 Juli 2025, dengan hasil gemilang. APC menaklukkan tuan rumah FC Stockholm Internazionale dengan skor mencolok 5-1.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Keunggulan APC ditentukan melalui gol cepat dari Atfan Riski Dewa Pradipta pada menit ke-10, disusul Gifahri Al Fakih pada menit ke-19, kemudian berturut-turut oleh Muhammad Rafa Lukmansyah di menit ke-20, Muhammad Fattirmidzi Aditama di menit ke-22, serta Mochammat Farendra Saputra di menit ke-46. FC Stockholm hanya mampu membalas sekali melalui sepakan Elliot Timonen di menit ke-26.
Pertandingan final tersebut menjadi puncak performa APC selama mengikuti turnamen yang melibatkan 178 tim dari 31 negara. Dengan kemenangan telak tersebut, Akademi Persib Cimahi sukses mencuri perhatian dunia sepak bola usia muda di panggung internasional.
Perjalanan menuju puncak kemenangan
Dalam ajang bergengsi ini, persiapan matang selama dua bulan dilakukan APC sebelum berangkat ke Swedia. Pelatih Agi Maulana menjelaskan bahwa kesuksesan tersebut merupakan hasil kerja keras kolektif dari semua pihak yang terlibat dalam tim. Ia menyebut kemenangan ini sebagai pencapaian dari proses pembinaan panjang.
“Alhamdulillah, prestasi tim di Gothia Cup ini adalah hasil dari proses yang panjang dalam pembentukan tim. Kami yakinkan pemain bahwa anak-anak muda Indonesia terutama APC bisa berbicara banyak, tidak sekadar ikut turnamen ini,” ujar Agi melalui sambungan telepon.
Menurut Agi, keberhasilan APC tidak bisa dilepaskan dari peran pemain, manajemen, orang tua, serta dukungan media dan masyarakat. Ia menekankan bahwa dirinya bukan satu-satunya penentu kesuksesan ini. Semua elemen saling bersinergi hingga mampu membawa tim mencapai gelar juara.
Di bawah arahannya, tim tampil disiplin dan percaya diri di setiap pertandingan. Agi pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu perkembangan tim hingga bisa bersaing di ajang level dunia tersebut.
Kebanggaan dari sang kapten tim
Kapten APC U-13, Algifarih, turut mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas keberhasilan mereka. Ia menyebut final sebagai laga yang menegangkan, tetapi tim berhasil mengendalikan permainan sejak awal dan memanfaatkan peluang dengan baik.
“Sangat senang dan tidak menyangka bisa sampai puncak karena sebenarnya, ada 100 tim lebih. Pertandingan final juga cukup menegangkan, tapi kami bisa menekan sejak awal jadi lawan mungkin sedikit panik,” ungkap Algifarih.
Selama turnamen, Algifarih turut menyumbangkan empat gol untuk timnya. Ia menyatakan bahwa kekompakan tim adalah kunci utama dari keberhasilan APC di Gothia Cup tahun ini. Semua pemain memiliki semangat juang yang tinggi dan mampu bermain sebagai satu kesatuan.
Menurutnya, suasana kekeluargaan dalam tim sangat terasa berkat pendekatan yang diterapkan pelatih. Hal ini membuat setiap pemain merasa nyaman dan mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya di lapangan. Doa dan kerja keras menjadi pondasi keberhasilan mereka.
“Kuncinya ada di kekompakan yang dibuat pelatih. Setiap pertandingan, kami berserah kepada Allah SWT karena usaha harus disertai doa dan alhamdulillah kami juara,” tutup pemain bernomor punggung 11 tersebut.
Dengan gelar juara ini, APC tidak hanya membanggakan Persib Bandung, tetapi juga Indonesia. Capaian ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan sepak bola usia muda, khususnya di Asia Tenggara.
Kemenangan di Swedia ini memberikan validasi bahwa pembinaan sepak bola usia dini di Indonesia mampu bersaing secara global. Selain itu, hal ini juga menjadi motivasi bagi akademi-akademi sepak bola lain untuk terus berkembang dan memperhatikan kualitas pelatihan.
Turnamen Gothia Cup sendiri dikenal sebagai salah satu kompetisi sepak bola remaja paling bergengsi di dunia. Ribuan pemain dari berbagai negara berkumpul setiap tahunnya untuk saling unjuk kemampuan dan belajar dari pengalaman internasional.
Prestasi APC juga menjadi sinyal positif bagi regenerasi sepak bola nasional. Dengan pencapaian seperti ini, ada harapan besar bahwa Indonesia suatu hari akan memiliki generasi emas di level tim nasional senior.
Keterlibatan banyak pihak dalam pembentukan dan pendampingan tim muda seperti APC membuktikan bahwa kerja kolektif dalam olahraga dapat menghasilkan buah manis. Ini bisa menjadi contoh bagi klub dan akademi lain dalam mengelola talenta muda secara serius dan berkelanjutan.
Kesuksesan APC menjadi cermin dari pentingnya kontinuitas dalam pembinaan atlet sejak usia dini. Prestasi ini diharapkan mampu menjadi pelecut semangat bagi dunia olahraga Indonesia secara umum untuk terus membangun sistem yang lebih baik.
Melalui turnamen seperti Gothia Cup, anak-anak muda Indonesia mendapatkan panggung dan pengalaman bertanding di level internasional. Ini menjadi bekal penting bagi perkembangan mental, teknik, dan kedisiplinan mereka ke depan.
Dengan status juara, APC kini menginspirasi banyak akademi lainnya di Indonesia dan membuktikan bahwa pembinaan dari daerah pun bisa berprestasi di panggung global. Hal ini sekaligus memperkuat eksistensi Persib sebagai klub yang memiliki pembinaan usia muda mumpuni.
Akademi Persib Cimahi layak mendapat apresiasi atas dedikasinya mengembangkan talenta muda. Di tengah persaingan global, capaian seperti ini memberikan kebanggaan tersendiri bagi sepak bola Indonesia.
Pencapaian luar biasa ini dapat menjadi batu loncatan menuju keikutsertaan yang lebih rutin dalam turnamen internasional. Diharapkan, pembinaan serupa bisa dilakukan di berbagai kota lain di Indonesia untuk memperluas basis talenta muda nasional.
Keberhasilan APC di Swedia juga membuktikan bahwa anak-anak Indonesia mampu bersaing di kancah internasional jika diberi dukungan dan pelatihan yang tepat. Konsistensi akan menjadi kunci untuk menjaga prestasi ini di masa mendatang.
Akademi-akademi lainnya bisa belajar dari strategi dan pendekatan yang diterapkan oleh APC, terutama soal kekompakan, proses pembinaan, dan mentalitas kompetitif. Ini bisa menjadi pondasi model pembinaan ideal ke depan.
kemenangan APC di Gothia Cup menjadi representasi bahwa prestasi internasional bukan lagi sesuatu yang mustahil diraih oleh akademi sepak bola Indonesia. Kerja keras, persiapan matang, dan dukungan menyeluruh menjadi faktor utama pencapaian tersebut. Perjalanan panjang yang ditempuh APC selama ini terbukti memberikan hasil membanggakan.
Sukses ini harus dijadikan momentum untuk semakin memperkuat program pembinaan usia dini di tanah air. Pemerintah, klub, dan masyarakat perlu lebih serius memberi perhatian pada pengembangan bakat muda secara merata dan berkesinambungan. Terobosan seperti ini akan mempercepat transformasi sepak bola nasional.
Langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa para pemain muda ini terus mendapatkan kesempatan dan bimbingan yang konsisten agar karier mereka terus berkembang. Sistem pembinaan dan kompetisi berkelanjutan di level nasional sangat penting untuk menjaga semangat dan kualitas pemain.
Gothia Cup hanyalah permulaan bagi perjalanan panjang yang harus dilalui oleh para talenta muda ini. Namun dari sini, harapan besar mulai tumbuh, bahwa kelak nama-nama seperti Algifarih, Atfan, dan rekan-rekannya akan menjadi andalan sepak bola Indonesia di masa depan.
Penting bagi dunia olahraga tanah air untuk menjadikan kisah sukses ini sebagai pembelajaran bahwa dengan pendekatan yang tepat, pemain muda Indonesia bisa bersinar di panggung internasional dan membawa nama bangsa lebih tinggi. (*)