Jakarta, EKOIN.CO – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengonfirmasi skema gas swap dengan Singapura akan mulai beroperasi akhir Juli 2025. Melalui skema ini, pasokan gas dari Lapangan Grissik, Sumatera Selatan, yang semula dialokasikan untuk Singapura akan dialihkan untuk kebutuhan domestik.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi menjelaskan, “Skema gas swap dari Natuna yang tadinya mengalir ke Singapura belum bisa dioptimalkan, kita swap gas, mengalir ke Sumatera. Harapannya akhir Juli sudah berjalan sehingga menambah pasokan domestik,” ujarnya dalam acara Coffe Morning CNBC Indonesia, Jumat (18/7/2025).
Transaksi ini merupakan hasil negosiasi dengan pembeli luar negeri yang mendukung kebijakan ketahanan energi nasional. “Para mitra sangat paham kebijakan kita untuk mendorong ketahanan energi dalam negeri,” tambah Kurnia. Lapangan Grissik sendiri dioperasikan oleh Medco E&P Grissik Ltd., sementara pasokan pengganti untuk Singapura akan berasal dari wilayah Natuna.
Persiapan teknis telah dimulai sejak penandatanganan Domestic Gas Swap Agreement pada Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) ke-49, 21 Mei 2025. Medco Energi Internasional, melalui anak usahanya Medco E&P Natuna Ltd. dan Medco E&P Grissik Ltd., menjadi salah satu pelaksana utama skema ini bersama PT Pertamina, PGN, dan perusahaan migas lainnya.
Direktur MedcoEnergi Ronald Gunawan menegaskan komitmen perusahaan dalam kolaborasi ini. “Inisiatif ini mencerminkan komitmen kuat kami terhadap ketahanan energi nasional melalui solusi pasokan yang kolaboratif dan seimbang,” jelasnya saat penandatanganan perjanjian.
Selain perjanjian swap, Medco E&P Natuna Ltd. bersama mitra juga menandatangani Perjanjian Penjualan Gas Domestik terpisah dengan PGN. Volume gas yang dialihkan dari Sumatera akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sementara Singapura menerima pasokan dari Natuna.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi SKK Migas mengatasi ketidakseimbangan pasokan gas domestik. Kurnia menambahkan, “Kita dorong percepatan produksi lapangan gas baru untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.”