BRUSSELS, EKOIN.CO – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen secara resmi mengumumkan pemberlakuan kebijakan visa terbaru bagi warga negara Indonesia (WNI) saat mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral di markas Komisi Eropa, Brussels, Belgia, pada Minggu, 14 Juli 2024.
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v
Dalam pernyataan bersama tersebut, von der Leyen menyatakan bahwa Uni Eropa telah mengadopsi sistem visa cascade yang memungkinkan pemohon visa Schengen dari Indonesia untuk memperoleh visa multientry, khususnya bagi mereka yang telah melakukan kunjungan kedua kali atau lebih ke kawasan Uni Eropa.
“Artinya, mulai dari sekarang warga negara Indonesia yang berkunjung ke Uni Eropa untuk kedua kalinya dapat mengajukan visa Schengen yang berjenis multientry,” ungkap Ursula von der Leyen di hadapan Prabowo dan para awak media.
Visa multientry Schengen memberikan kemudahan bagi pemegangnya untuk masuk dan keluar dari negara-negara anggota Uni Eropa berkali-kali selama masa berlaku visa tersebut tanpa perlu mengajukan ulang.
Von der Leyen menyebutkan bahwa kebijakan ini dirancang untuk mempermudah WNI yang memiliki kepentingan kunjungan, studi, maupun jaringan profesional di wilayah Uni Eropa, serta memperkuat ikatan antarwarga kedua belah pihak.
“Intinya, kami ingin membangun jembatan antarmasyarakat (Indonesia dan Uni Eropa),” tambah von der Leyen, menegaskan pentingnya keterhubungan langsung masyarakat kedua kawasan.
Pada kesempatan yang sama, ia juga menyampaikan bahwa segala bentuk kerja sama yang terjalin antara Uni Eropa dan Indonesia sepatutnya memberikan dampak nyata dan langsung bagi masyarakat masing-masing negara.
“Mereka harus yang pertama kali mendapatkan keuntungan dari hubungan kuat ini,” ujarnya menegaskan komitmen Uni Eropa terhadap kerja sama yang inklusif dan bermanfaat.
Hubungan Diplomatik yang Menguat
Presiden Prabowo dalam pernyataan persnya menyambut baik langkah Uni Eropa yang mempermudah akses visa bagi warga Indonesia. Ia menyebutkan bahwa kebijakan tersebut menjadi bagian dari hubungan yang makin erat antara kedua belah pihak.
“Kami melihat Eropa sebagai mitra yang sangat penting,” ucap Prabowo. Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap upaya para menteri dan komisioner dari kedua belah pihak dalam menyelesaikan perundingan CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement).
Prabowo menggarisbawahi bahwa keterlibatan Uni Eropa di kawasan Indo-Pasifik penting untuk memastikan stabilitas geopolitik serta menjaga keseimbangan dalam perdagangan dan ekonomi global.
“Kami ingin melihat lebih banyak peran dan partisipasi Eropa dalam perekonomian kami,” tegasnya, merujuk pada potensi besar kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
Perundingan CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa, yang selama beberapa tahun terakhir mengalami proses intensif, kini menunjukkan perkembangan signifikan. Hal ini diharapkan menjadi tonggak penting bagi hubungan dagang dan investasi yang lebih luas.
Selain kemudahan visa, pembahasan bilateral turut mencakup isu-isu global seperti perubahan iklim, keamanan pangan, dan transisi energi bersih yang menjadi prioritas kedua pihak.
Pertemuan ini disebut sebagai salah satu kunjungan luar negeri pertama Prabowo setelah terpilih sebagai Presiden RI, menunjukkan komitmennya terhadap diplomasi aktif dan penguatan kemitraan strategis global.
Kemudahan Mobilitas dan Investasi
Kebijakan visa cascade yang diumumkan menjadi bentuk konkret peningkatan kepercayaan Uni Eropa terhadap Indonesia sebagai mitra strategis. Ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha, pelajar, serta diaspora Indonesia di Eropa.
Dengan visa multientry, para pemegang paspor Indonesia memiliki akses mobilitas yang lebih fleksibel untuk kunjungan kerja, pendidikan, maupun sektor pariwisata di 27 negara anggota Uni Eropa.
Dikutip dari Komisi Eropa, penerapan visa cascade ini biasanya diberikan kepada negara-negara mitra yang memiliki kerja sama bilateral yang stabil dan aktif, serta memiliki catatan imigrasi yang baik.
Kebijakan baru ini juga diyakini dapat memperkuat hubungan ekonomi bilateral. Banyak pengusaha Indonesia yang membutuhkan kehadiran rutin di pasar Eropa, dan visa multientry dapat mendukung aktivitas bisnis lintas negara secara efisien.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyambut baik pengumuman tersebut dan menyatakan kesiapan untuk mendukung implementasi kebijakan visa baru ini secara menyeluruh.
Kementerian juga akan melakukan diseminasi informasi kepada masyarakat luas agar dapat memahami mekanisme pengajuan visa Schengen multientry secara tepat.
Dengan langkah ini, diharapkan jumlah kunjungan warga Indonesia ke Uni Eropa akan meningkat, seiring dengan penguatan konektivitas antarnegara dalam bidang pariwisata, pendidikan, hingga kerja sama teknologi.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dijadwalkan akan memberikan keterangan tambahan dalam beberapa hari mendatang terkait detail teknis pengajuan visa tersebut.
Pertemuan Prabowo dan von der Leyen disebut menjadi pembuka dari babak baru hubungan bilateral yang lebih strategis, tidak hanya terbatas pada isu politik dan keamanan, namun juga menyentuh aspek-aspek praktis yang langsung menyentuh masyarakat.
Langkah ini turut mencerminkan semangat inklusivitas yang ingin dibangun oleh kedua pihak sebagai bagian dari tatanan dunia yang saling terhubung dan setara.
Diharapkan, hasil dari pertemuan ini akan segera ditindaklanjuti dalam bentuk perjanjian lanjutan atau roadmap bersama guna memaksimalkan potensi yang ada
Kebijakan visa cascade yang diumumkan oleh Uni Eropa menjadi angin segar bagi warga Indonesia yang ingin membangun hubungan lebih intensif dengan negara-negara Eropa. Dengan visa multientry, peluang untuk menjalin jejaring pendidikan, bisnis, dan sosial menjadi lebih luas dan fleksibel.
Langkah ini menegaskan komitmen Uni Eropa dalam membangun hubungan yang bersifat saling menguntungkan dengan Indonesia. Hal tersebut mencerminkan keseriusan kedua belah pihak dalam menjalin hubungan jangka panjang yang inklusif.
Kehadiran Presiden Prabowo dalam pertemuan penting ini menunjukkan arah baru kebijakan luar negeri Indonesia yang aktif dan adaptif terhadap dinamika global. Dengan diplomasi yang terbuka, Indonesia memperkuat posisinya di panggung internasional.
Keterlibatan Eropa dalam kerja sama ekonomi dan geopolitik Indonesia membawa harapan akan stabilitas kawasan yang lebih kuat. Hubungan antarwilayah yang erat akan menciptakan peluang besar dalam berbagai sektor.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya berhenti pada pengumuman kebijakan, namun ditindaklanjuti secara konkret melalui kerja sama nyata yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat Indonesia dan Eropa.(*)