Jakarta, EKOIN.CO – Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, pada Kamis, 10 Juli 2025. Tujuannya adalah menggali dan mempromosikan potensi wisata wilayah penyangga Danau Toba.
Dalam lawatannya, Wamenpar menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Ia mengajak pemerintah daerah dan masyarakat setempat bersama-sama memajukan destinasi wisata yang ada, baik dari aspek budaya maupun alam.
“Saya melihat begitu luar biasa potensi di Kabupaten Humbang Hasundutan,” ucap Wamenpar Ni Luh Puspa usai mengunjungi berbagai destinasi di kawasan Danau Toba.
Ni Luh juga menyoroti perlunya pelatihan sadar wisata bagi masyarakat lokal. Ia mengatakan, upaya ini penting untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapan warga dalam menyambut wisatawan domestik maupun mancanegara.
Kabupaten Humbang Hasundutan sendiri merupakan bagian dari kaldera Toba. Wilayah ini memiliki keberagaman budaya dari beberapa suku seperti Batak Toba, Karo, dan Simalungun.
Kunjungan ke Destinasi Alam dan Budaya
Dalam kunjungan tersebut, Wamenpar menyambangi Geosite Sipinsur, destinasi unggulan yang menyajikan panorama Danau Toba dari ketinggian. Geosite ini dikelilingi hutan pinus yang rimbun dan sejuk.
Ia lalu mengunjungi Istana Sisingamangaraja, situs bersejarah yang berkaitan dengan dinasti Batak ternama. Tempat ini menjadi saksi bisu kekuatan budaya lokal yang masih bertahan.
Tak hanya itu, Wamenpar juga menjejakkan kaki di Air Terjun Janji. Air terjun setinggi 30 meter ini bermuara langsung ke Danau Toba dan sarat makna sejarah.
Air Terjun Janji diyakini sebagai lokasi di mana Raja Sisingamangaraja menyatukan tiga raja Batak. “Di sinilah beliau berpesan agar mereka tidak bertikai dan hidup rukun,” terang Ni Luh.
Wamenpar juga menyinggung kunjungannya ke Huta Banjar Tonga, sentra kerajinan alat musik tradisional. Di sana, ia mencicipi kuliner lokal seperti mie gomak dan mengunjungi persawahan terasering.
Potensi Wisata Butuh Dukungan Bersama
Wamenpar Ni Luh menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan komunitas lokal. Menurutnya, promosi wisata berbasis alam dan sejarah harus dikelola secara terpadu dan berkelanjutan.
Ia berharap Humbang Hasundutan tidak hanya dikenal lewat alamnya, tetapi juga nilai-nilai luhur warisan Suku Batak. “Wisata budaya dan alam harus jalan berdampingan,” ujarnya.
Bupati Humbang Hasundutan, Oloan Paniaran Nababan, menyambut baik dukungan pemerintah pusat. Ia menyebut kunjungan tersebut sebagai bentuk perhatian nyata terhadap pembangunan pariwisata daerah.
“Kemarin Ibu Menteri datang, sekarang Ibu Wamen. Karena kepedulian pemerintah pusat kepada Kabupaten Humbang Hasundutan yang kita cintai dan kita banggakan. Horas. Horas. Horas,” kata Oloan.
Kunjungan Wamenpar Ni Luh Puspa ke Kabupaten Humbang Hasundutan menjadi langkah konkret dalam mendukung kawasan penyangga Danau Toba sebagai destinasi wisata unggulan. Kehadiran tokoh kementerian menandakan keseriusan pusat dalam pembangunan pariwisata berbasis lokal.
Dengan pesona geosite, peninggalan sejarah, serta kekayaan budaya Suku Batak, Humbang Hasundutan menyimpan potensi besar yang belum tergarap maksimal. Kolaborasi antarsektor menjadi kunci keberhasilan pengembangan kawasan ini.
Kementerian Pariwisata berharap sinergi antara masyarakat dan pemerintah daerah terus diperkuat. Dengan demikian, pariwisata berkelanjutan di kawasan Danau Toba dapat tumbuh, membawa manfaat ekonomi dan sosial yang merata bagi warga sekitar.(*)