Jakarta, EKOIN.CO – Pemerintah terus mempercepat pembangunan infrastruktur strategis untuk mendukung pertumbuhan sektor pertanian nasional. Salah satunya melalui proyek Jalan Tol Betung (Sp. Sekayu) – Tempino – Jambi yang masuk dalam jaringan Tol Trans Sumatera.
Pembangunan ruas tol ini menjadi fokus dalam Acara Konsultasi Regional Kementerian Pekerjaan Umum, Mei 2025 lalu. Dalam pernyataan resmi, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono menekankan pentingnya konektivitas.
“Pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas ini tentu akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” ujarnya seperti dikutip dari siaran resmi Kemenko Infrastruktur.
Jalur ini melintasi wilayah Jambi dan Sumatera Selatan yang merupakan kawasan penghasil beras, kelapa sawit, dan karet. Konektivitas baru ini diharapkan dapat mempercepat distribusi hasil pertanian ke berbagai wilayah di Sumatera dan Jawa.
Proyek ini juga akan memangkas waktu distribusi hingga 70 persen. Perjalanan dari Betung ke Jambi yang semula memakan waktu 6,5 jam akan dipersingkat menjadi hanya 2 jam melalui jalan tol.
Menyasar Ketahanan Pangan dan Efisiensi Logistik
Lima simpang susun strategis akan dibangun di sepanjang tol untuk menghubungkan langsung ke sentra produksi. Efisiensi logistik ini diperkirakan mampu menekan biaya distribusi hingga 30 persen.
“Dengan jalan tol ini, hasil panen petani Jambi seperti beras, jagung, dan sayuran dapat sampai ke Palembang, Lampung, bahkan Jakarta dalam waktu yang jauh lebih singkat,” jelas Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.
Ia menambahkan, penghematan biaya logistik tersebut akan memperbaiki harga jual petani dan meningkatkan daya saing produk lokal. Ini juga akan menjaga kualitas produk hingga sampai ke tangan konsumen.
Tol ini diproyeksikan menjadi penghubung utama antara kawasan produksi dan pasar utama, sekaligus mengurangi kerugian pasca panen. Hal ini menjadi terobosan penting dalam strategi ketahanan pangan nasional.
Hutama Karya menargetkan penyelesaian bertahap sejak 2025 hingga kuartal IV 2026, dengan prioritas pada seksi-seksi yang berdampak langsung terhadap distribusi pangan.
Mengintegrasikan Potensi Lokal dan Sosial
Pembangunan ini juga memperhatikan aspek sosial dan keberlanjutan. UMKM lokal akan difasilitasi untuk menjual produknya di rest area yang terintegrasi di sepanjang tol.
Fasilitas crossing seperti overpass dan underpass akan memastikan aktivitas pertanian masyarakat tetap berlangsung tanpa gangguan operasional jalan tol.
Proyek ini dirancang selaras dengan filosofi Presiden Prabowo Subianto, yaitu “The greatest good for the greatest many.”
“Dengan selesainya Jalan Tol Betung (Sp. Sekayu) – Tempino – Jambi, visi Presiden RI Prabowo untuk mewujudkan ketahanan pangan dapat tercapai,” ujar Adjib.
Ia juga menyebut, jalan tol ini akan menjadi jembatan antara petani dan konsumen, menghadirkan pangan berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau bagi rakyat.
Komitmen Panjang untuk Kesejahteraan Petani
Hutama Karya hingga kini telah membangun jaringan Tol Trans Sumatera sepanjang ±1.235 km, baik yang sudah beroperasi maupun dalam konstruksi.
Beberapa ruas tol yang telah beroperasi antara lain Tol Bakauheni – Terbanggi Besar, Tol Palembang – Indralaya, serta Tol Betung – Jambi Seksi 3 (Bayung Lencir – Tempino).
Dengan komitmen mendukung Asta Cita, proyek ini dipandang sebagai investasi jangka panjang untuk transformasi ekonomi berbasis pertanian.
Pembangunan infrastruktur ini diharapkan memberikan dampak berkeadilan sosial, meningkatkan pendapatan petani, dan memperkuat kemandirian pangan nasional.
Tol Betung – Tempino – Jambi akan menjadi tulang punggung distribusi pangan di Sumatera bagian selatan dan mendukung pemerataan ekonomi hingga ke desa-desa.(*)