Jakarta, EKOIN.CO – Pasar mobil listrik bekas di Indonesia mengalami penurunan harga yang signifikan, dengan selisih mencapai ratusan juta rupiah hanya dalam waktu 1-2 tahun pemakaian. Maulana Hakim, After Sales Service Director PT SGMW Motor Indonesia, mengungkapkan bahwa harga baterai yang mahal menjadi penyebab utama fenomena ini.
“Konsumen masih ragu karena komponen utama mobil listrik adalah baterainya yang harganya tinggi. Belum ada layanan khusus untuk perbaikan baterai,” jelas Maulana di pabrik Wuling Cikarang. Sebagai contoh, Wuling Air ev Standard Range yang baru dibanderol Rp240 juta, kini dijual bekas Rp130 juta untuk tahun 2023.
Kondisi serupa terjadi pada merek lain. Hyundai Ioniq 5 Signature Long Range yang semula Rp844 juta, kini dihargai Rp465-550 juta untuk unit bekas tahun 2023. Chery J6 juga mengalami penurunan dari Rp505,5 juta menjadi Rp450 juta untuk mobil bekas tahun 2024.
Maulana menambahkan, produksi lokal baterai untuk Wuling Cloud EV dan Binguo EV diharapkan dapat menekan harga. “Dengan komponen yang bisa dipisah-pisah, biaya perbaikan akan lebih murah,” ujarnya. Sementara itu, Evvy Kartini dari National Battery Research Institute menyoroti model bisnis baru seperti sewa baterai yang diterapkan Vinfast dan Alva.