Jakarta EKOIN.CO – Pelatih tim nasional Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, sedang bersiap memangkas jumlah pemain menjelang gelaran Piala AFF U-23 2025. Turnamen ini akan berlangsung di Indonesia pada 15–29 Juli 2025, dengan dua stadion utama sebagai lokasi pertandingan, yaitu Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) di Jakarta dan Stadion Patriot Candrabhaga di Bekasi.
Dari 30 pemain yang dipanggil untuk menjalani pemusatan latihan (TC), hanya 23 nama yang akan dimasukkan ke dalam daftar susunan pemain setiap pertandingan. Hal ini sesuai regulasi resmi turnamen yang mengatur bahwa hanya 23 pemain yang boleh diturunkan per laga, meskipun tim diperbolehkan membawa 28 pemain dalam skuad resmi.
Seleksi Ketat dan Aturan Turnamen
Gerald Vanenburg telah mencoret dua nama dari skuad awal, yaitu penjaga gawang Husna Al Malik dari Persik Kediri dan Putra Sheva Sanggasi dari Persib Bandung. Dengan pencoretan ini, saat ini tersisa 28 pemain dalam daftar sementara timnas Indonesia U-23.
Namun, lima pemain lainnya kemungkinan besar akan disisihkan menjelang pertandingan, meski tidak diumumkan secara terbuka oleh PSSI. Proses pencoretan ini disesuaikan dengan regulasi Pasal 33.2.2 poin (d) AFF, yang menyatakan bahwa setiap tim hanya boleh mendaftarkan 23 pemain aktif untuk satu laga.
Regulasi tersebut memperbolehkan pelatih membawa hingga 28 pemain ke turnamen, namun 5 nama harus dieliminasi setiap pertandingan secara administratif. Hal ini memungkinkan Vanenburg menyesuaikan strategi tanpa harus mengumumkan siapa yang tidak bermain.
PSSI diperkirakan tidak akan mengumumkan siapa lima pemain yang dicoret sebelum pertandingan. Pencoretan bisa bersifat internal dan baru terungkap saat matchday melalui daftar resmi susunan pemain yang dirilis oleh panitia.
Situasi ini membuat sejumlah pemain dalam skuad berada dalam posisi yang belum pasti, karena pencoretan akan terus bergulir menjelang laga. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi Vanenburg dalam menyusun rotasi pemain secara efektif.
Fokus Mentalitas dan Performa
Pelatih asal Belanda itu menekankan bahwa ajang ini bukan sekadar turnamen regional biasa. Vanenburg menganggap turnamen ini sebagai momen penting dalam pembentukan karakter dan mental juara bagi skuad muda Indonesia.
“Terlepas dari siapa lawan kami, kami harus fokus pada diri sendiri dan berusaha berkembang setiap hari, baik sebagai tim maupun sebagai individu,” kata Vanenburg, seperti dilansir dari laman ASEAN Utd, Kamis (3/7/2025).
Ia juga menegaskan bahwa seluruh pemain harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menanamkan kebanggaan sebagai pemain tim nasional. Menurutnya, setiap pertandingan harus dijalani dengan motivasi dan dedikasi penuh.
Indonesia yang tergabung di Grup A bersama Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam, menjadi satu-satunya grup dengan empat peserta. Artinya, persaingan akan lebih ketat dibandingkan dua grup lain yang hanya berisi tiga tim.
Format turnamen kali ini hanya mengizinkan juara grup dan satu runner-up terbaik dari tiga grup untuk melaju ke semifinal. Ini membuat setiap laga di fase grup sangat menentukan langkah selanjutnya.
Vanenburg menyebut bahwa seluruh pemain harus siap menghadapi tekanan kompetisi, baik dari sisi teknis maupun mental. Ia menyadari bahwa persaingan di tingkat regional bisa menjadi batu loncatan bagi karier para pemain muda.
Skuad Garuda Muda juga diharapkan dapat menunjukkan performa terbaik di kandang sendiri. Bermain di depan publik tuan rumah memberi motivasi tambahan bagi tim, sekaligus menambah ekspektasi tinggi.
Vanenburg kini fokus mengamati perkembangan tiap pemain selama TC. Evaluasi dilakukan setiap hari berdasarkan performa latihan dan kesiapan fisik maupun taktik para pemain.
Dengan adanya rotasi pemain yang dinamis menjelang setiap pertandingan, pelatih bisa menyesuaikan formasi sesuai kebutuhan lawan yang dihadapi. Ini memungkinkan fleksibilitas strategi lebih tinggi sepanjang turnamen.
Di sisi lain, pengamat menilai sistem ini bisa memberi tekanan psikologis pada pemain yang belum pasti bermain. Namun hal itu juga dinilai sebagai bagian dari proses profesionalisme dalam sepak bola modern.
Turnamen ini dipandang sebagai panggung penting untuk menjaring bakat muda Indonesia menuju level senior. Pelatih dan federasi akan memanfaatkan ajang ini untuk mengidentifikasi pemain dengan potensi jangka panjang.
Meskipun persiapan tergolong padat, Vanenburg optimistis timnya dapat tampil kompetitif dan memberikan hasil maksimal. Ia mengajak seluruh pemain untuk menjaga semangat dan fokus menghadapi tantangan di depan mata.
PSSI berharap pelaksanaan turnamen sebagai tuan rumah dapat berjalan sukses secara organisasi dan prestasi. Dukungan dari publik sangat diharapkan demi mengangkat moral para pemain muda yang sedang membangun fondasi timnas masa depan.
publik diimbau memberikan dukungan positif kepada seluruh anggota timnas U-23, termasuk mereka yang tidak tampil di lapangan. Dukungan mental dari masyarakat bisa menjadi motivasi tambahan bagi para pemain yang berjuang untuk tampil optimal.
Langkah seleksi yang ketat memang menimbulkan persaingan internal, tetapi ini merupakan proses penting dalam membentuk kekompakan tim. Diperlukan pemahaman bahwa tidak semua pemain bisa tampil dalam satu laga, tetapi peran mereka tetap penting dalam membangun dinamika tim.
Bagi pelatih, keputusan mencoret pemain bukanlah tindakan pribadi, melainkan bagian dari strategi kolektif untuk memperoleh hasil terbaik. Pemain yang dicoret pada satu laga tetap punya peluang tampil di laga selanjutnya.
PSSI juga perlu terus memastikan transparansi dan komunikasi internal dengan pemain tetap berjalan baik, agar mereka dapat menerima setiap keputusan dengan sportif dan profesional.
Secara keseluruhan, keikutsertaan Indonesia sebagai tuan rumah harus dimanfaatkan sebagai momentum mengembangkan sepak bola usia muda. Evaluasi dari ajang ini akan sangat berharga untuk penguatan sistem pembinaan sepak bola nasional ke depan. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v