Jakarta, EKOIN.CO – International Diabetes Federation (IDF) mencatat sebanyak 19,5 juta orang dewasa di Indonesia mengidap diabetes, menempatkan negara ini di peringkat kelima dunia dengan kasus tertinggi. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Menurut laporan IDF Diabetes Atlas edisi ke-11, sekitar 589 juta orang dewasa usia 20-79 tahun di dunia hidup dengan diabetes pada 2024. Angka ini diprediksi melonjak menjadi 853 juta pada 2050. “Lebih dari 40% penderita tidak menyadari kondisi mereka,” terang laporan tersebut.
Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menyoroti hubungan erat antara peningkatan kasus diabetes dengan konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak. “Dua dari tiga orang Indonesia mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan setiap hari,” ungkap data Susenas 2023.
“Konsumsi 250 ml minuman manis per hari meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebesar 27%,” tegas CISDI mengutip hasil studi global. Tak hanya diabetes, prevalensi obesitas di Indonesia juga naik dua kali lipat dalam 15 tahun terakhir.
Beban pembiayaan BPJS Kesehatan untuk penyakit terkait diabetes dan obesitas turut membengkak. Dalam lima tahun terakhir, anggaran untuk penanganan penyakit katastropik melonjak dari Rp19 triliun (2019) menjadi Rp32 triliun (2023).
Sebagai solusi, CISDI mendorong penerapan kebijakan pelabelan gizi di kemasan dan cukai minuman manis. “Tanpa intervensi tegas, angka diabetes akan terus meningkat,” tegas organisasi tersebut. Langkah ini sejalan dengan target RPJMN 2025-2029 untuk menekan laju penyakit tidak menular.