Jakarta, EKOIN.CO – PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) melaporkan kerugian yang membengkak 251% menjadi US$67 juta (Rp1,08 triliun) pada kuartal pertama 2025. Data ini tercatat dalam laporan keuangan resmi yang dirilis melalui BEI, menunjukkan penurunan signifikan dibanding periode sama 2024 yang sebesar US$19,08 juta.
Direktur BUMA International Group Iwan Fuad Salim menjelaskan penyebab utama penurunan kinerja. “Curah hujan ekstrem di Indonesia dan Australia memicu banjir di area tambang, disertai penghentian operasional selama 27 hari di dua lokasi utama,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (30/6/2025).
Dampak gangguan operasional terlihat pada beberapa indikator kunci:
– Pendapatan usaha turun 17% menjadi US$351,88 juta
– Produksi batu bara merosot 17% menjadi 18 juta ton
– Volume overburden removal anjlok 26% menjadi 101 juta BCM
– Beban pokok pendapatan mencapai US$375,99 juta
“Kami merespons dengan kebijakan alokasi modal lebih ketat dan program efisiensi di seluruh grup,” tambah Iwan. Langkah ini diklaim mulai membuahkan hasil dengan perbaikan kinerja di kuartal kedua.
Kondisi keuangan per Maret 2025 menunjukkan:
– Total aset US$1,57 miliar (menyusut dari US$1,59 miliar akhir 2024)
– Liabilitas US$1,46 miliar
– Ekuitas US$110,85 juta