Jakarta, EKOIN.CO – Harga emas dunia melanjutkan tren penurunan, mencapai level terendah dalam lebih dari sebulan terakhir. Pada perdagangan Senin (30/6/2025) pukul 06.37 WIB, harga emas spot melemah 0,16% ke posisi US$3.267,79 per troy ons.
Penurunan ini merupakan kelanjutan dari pekan sebelumnya, di mana harga emas terkoreksi 2,82%. Pada Jumat (27/6/2025), logam mulia itu bahkan sempat anjlok 1,65% ke level US$3.272,99 per troy ons.
Meredanya ketegangan geopolitik menjadi faktor utama pelemahan harga emas. Perjanjian perdagangan AS-China terkait ekspor tanah jarang serta gencatan senjata antara Iran dan Israel mengurangi daya tarik emas sebagai safe haven.
“Perlambatan geopolitik memberi kesempatan investor mengambil untung, terutama setelah prospek ketegangan dengan China dan Timur Tengah mereda,” jelas Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, seperti dikutip Reuters.
Di sisi lain, data ekonomi AS turut memengaruhi sentimen pasar. Belanja konsumen AS secara tak terduga menurun pada Mei 2025, sementara inflasi tetap moderat. Pasar kini memprediksi The Fed akan memangkas suku bunga 75 basis poin mulai September, namun hal ini belum cukup mendorong pemulihan harga emas.
Sementara itu, permintaan emas fisik di India justru melemah meski harganya turun. Pedagang di Kolkata menawarkan diskon hingga US$18 per troy ons, lebih rendah dari diskon pekan sebelumnya sebesar US$27.
“Pembeli ritel masih menunggu harga turun lebih dalam karena musim permintaan sedang sepi,” ujar seorang pedagang perhiasan di Kolkata, seperti dilaporkan Reuters.
Secara teknis, harga emas kini berada di bawah tekanan setelah menembus level kunci US$3.300. Jika penurunan berlanjut, level support berikutnya berada di US$3.250, bahkan berpotensi menyentuh US$3.166.