JAKARTA — EKOIN.CO- Suasana penuh kehangatan tercipta di Sentra Handayani, Jakarta Timur, saat Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya menghadiri acara silaturahmi dan dialog bersama orangtua calon siswa Sekolah Rakyat, Minggu, 29 Juni 2025.
Kegiatan ini digagas oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), sekaligus bagian dari kunjungan kerja menjelang tahun ajaran baru yang dimulai 14 Juli 2025.
Hadir pula Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo dalam kesempatan tersebut, memperkuat kolaborasi antarkementerian dalam program pendidikan inklusif ini.
Dialog digelar terbuka dengan suasana penuh empati, saat para orangtua menyampaikan kondisi kehidupan mereka secara langsung kepada pejabat negara.
Salah satunya adalah Irwan, ayah dari calon siswa Muhammad Cikal, yang bekerja sebagai kuli panggul dan tinggal di rumah sempit seluas 4×5 meter di lahan pemakaman kawasan Kapuk, Jakarta Barat.
Kisah-Kisah Haru dari Orangtua
“Dapat sehari Rp100 ribu belum bersih Pak. Alhamdulillah (dengan Sekolah Rakyat) Insya Allah bisa membantu buat saya dan keluarga,” ucap Irwan, dengan suara lirih.
Cerita lainnya datang dari Suratna, ibu dari Galih Yahdan Atlantik, seorang janda dengan empat anak yang tinggal di kontrakan seharga Rp500 ribu per bulan.
Suratna menghidupi keluarga dari hasil berjualan nasi uduk dan mencuci pakaian. Ia berharap Galih mendapatkan pendidikan lebih layak.
“Alhamdulilah (Sekolah Rakyat) membantu sekali. Galih sebenarnya anak yang pintar, cuma karena kondisi saya orang tua yang kurang mampu mendidik,” ujar Suratna.
Kisah-kisah ini menggugah perhatian Letkol Teddy yang menegaskan komitmen negara terhadap keluarga prasejahtera melalui program Sekolah Rakyat.
“Sekolah Rakyat dirancang oleh Bapak Presiden bertujuan untuk membangun anak-anak agar lebih sehat, lebih mendapatkan pendidikan yang bermutu, lebih aman, lebih terlindung dan lebih sejahtera,” tegas Teddy.
Cek Langsung Lokasi Sekolah
Letkol Teddy juga mengajak seluruh hadirin untuk meninjau langsung kesiapan fisik Sekolah Rakyat yang berada dalam kompleks Sentra Handayani seluas 10 hektare.
“Setelah ini mungkin kita langsung cek, jadi kita tahu dan kita pastikan tempatnya bagus kemudian layak digunakan layak ditempati, aman, dan terlindungi,” katanya.
Bersama Gus Ipul dan Dody Hanggodo, Letkol Teddy berkeliling meninjau fasilitas seperti asrama, ruang kelas, ruang makan, dan lapangan olahraga.
Kunjungan ini juga menyertakan para orangtua dan calon siswa, memperlihatkan keterbukaan dan kepedulian negara terhadap akses pendidikan.
Tak hanya itu, rombongan juga sempat mengunjungi kontrakan kecil tempat tinggal Galih, hanya sekitar 100 meter dari sekolah.
Kesiapan Sekolah dan Target Awal
Sekolah Rakyat Handayani menargetkan pembukaan tahun ajaran baru dengan tiga rombongan belajar jenjang SMP dan total 75 siswa.
Para siswa berasal dari keluarga desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi (DTSEN), yang termasuk kategori sangat miskin.
Progres pembangunan fisik sekolah telah mencapai 88,81 persen, dengan realisasi pekerjaan 92,63 persen, menyisakan sembilan hari menuju penyelesaian.
Fasilitas utama seperti gedung kelas, rumah guru, toilet ramah disabilitas, hingga lapangan basket telah disiapkan untuk digunakan.
Selain di Sentra Handayani, Sekolah Rakyat di DKI Jakarta juga akan hadir di Sentra Mulya Jaya dan Pusdiklat Margaguna.
Kurikulum dan Seleksi Nasional
Kurikulum dirancang menyeluruh, dimulai dari pembinaan fisik dan mental, dilanjutkan pengajaran intrakurikuler dan ekstrakurikuler berbasis pemetaan bakat.
Materi juga mencakup pembentukan karakter, nasionalisme, literasi, serta nilai spiritualitas sebagai bagian dari pembinaan kepribadian siswa.
Para guru diseleksi secara nasional oleh Kemendikdasmen, untuk menjamin kualitas pengajaran dan pendampingan siswa.
Sebanyak 1.554 guru telah ditetapkan, dibantu oleh 2.730 tenaga kependidikan yang telah melalui pelatihan intensif.
Tercatat 53 kepala sekolah telah mengikuti retret nasional selama lima hari, sementara 47 lainnya akan menyusul pelatihan pada 1 Juli 2025.
Cakupan Nasional dan Gelombang Selanjutnya
Program Sekolah Rakyat tahap awal mencakup 395 rombongan belajar di jenjang SD, SMP, dan SMA yang tersebar di 100 lokasi seluruh Indonesia.
Sebaran terbanyak ada di Pulau Jawa sebanyak 48 titik, kemudian Sumatra 22, Sulawesi 15, serta Bali-Nusra, Kalimantan, Maluku masing-masing 4, dan Papua 3 titik.
Pemerintah tengah mempersiapkan perluasan program ini dengan memanfaatkan 122 Balai Latihan Kerja (BLK) milik Kemenaker.
Sebanyak 45 gedung milik pemerintah daerah juga akan dioptimalkan untuk perluasan tahap selanjutnya.(Gambar diambil dari Disway)
Target lanjutan mencakup 424 rombongan belajar dengan total 10.600 siswa, 2.180 guru, serta 4.069 tenaga kependidikan yang akan dilibatkan.(*)