Jakarta, EKOIN.CO – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus memperkuat komitmennya dalam mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia untuk menembus pasar global melalui program BNI Xpora. Salah satu kisah sukses yang lahir dari program tersebut adalah Java Frinsa Estate, produsen kopi asal Pangalengan, Jawa Barat, yang berhasil mengekspor produknya ke Eropa, Amerika Serikat, Jepang, hingga Australia.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menjelaskan, program BNI Xpora difokuskan untuk membantu pelaku UMKM ekspor dalam hal advisory dan pengembangan peluang bisnis. “Fokus utama program ini pada 2025 adalah advisory dan penyelenggaraan business event yang membuka peluang peningkatan daya saing dan dampak bisnis UKM secara langsung,” ujar Okki dalam keterangan tertulisnya.
Salah satu mitra BNI Xpora yang telah merasakan langsung manfaat program ini adalah Wildan Mustofa, pendiri Java Frinsa Estate. Wildan telah menekuni pertanian sejak 1993, dan mulai mengembangkan kebun kopi berkelanjutan pada 2010 di wilayah yang sebelumnya digunakan untuk tanaman musiman di lahan rawan erosi.
Usaha kopi yang dimulai pada 2011 bersama petani lokal dan mitra pemasaran Hikmah Farm itu berkembang pesat lewat CV Frinsa Argolestari. Wildan dan tim memperkenalkan sistem pertanian kopi yang ramah lingkungan, pemasaran digital, serta pemberian diskon produk untuk menarik pasar yang lebih luas.
Varietas kopi yang dikembangkan pun beragam, seperti Sigararutang, Gayo 1 dan 2, Kopyol, Musda, Kaptora, hingga hibrida modern. Dengan kualitas premium yang konsisten, produk Frinsa berhasil menembus pasar ekspor sejak 2015.
Dukungan Fasilitas Ekspor dan Prestasi Global
Kopi Frinsa juga telah meraih sejumlah penghargaan bergengsi, di antaranya juara 2 Cupping Contest-6 (2014), runner-up Coffee Auction SIAL Interfood (2015), dan Gold Medal di Nelsen Australia (2018). Pencapaian ini semakin memperkuat posisi kopi Frinsa di pasar internasional.
BNI mendukung penuh perjalanan ekspor Frinsa melalui pemberian pinjaman investasi sebesar Rp200 juta, modal kerja senilai Rp1,9 miliar, serta fasilitas kredit ekspor hingga Rp6 miliar. Dukungan tersebut digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas jaringan ekspor.
“Nilai ekspor kami mencapai US$1 juta dengan pengiriman kopi sebanyak empat kontainer ke Eropa dan dua kontainer ke Amerika Serikat,” ujar Wildan.
Selain berkontribusi terhadap ekspor nasional, Frinsa juga menciptakan lapangan kerja di daerah. Saat ini, Frinsa mempekerjakan 30 karyawan tetap, 10 staf, dan tenaga kerja musiman sesuai kebutuhan panen dan produksi.
Wildan pun membagikan kiat sukses bagi pelaku UMKM kopi yang ingin menembus pasar ekspor. “Kualitas harus bagus, komitmen juga bagus, konsisten, harga bersaing. Anda juga harus punya perhatian pada konservasi alam, kesetaraan gender, dan pendidikan,” pesannya.
Pendampingan UMKM Berbasis Dampak Berkelanjutan
Langkah BNI dalam mendampingi UMKM seperti Java Frinsa Estate mencerminkan strategi perusahaan untuk mendorong lebih banyak pelaku usaha Indonesia tampil di panggung global, sekaligus menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan di daerah.
Program BNI Xpora tidak hanya memberikan fasilitas pembiayaan, namun juga menghubungkan pelaku UMKM dengan mitra dagang global melalui pameran bisnis dan sesi pendampingan. Hal ini membuka akses luas terhadap pasar ekspor.
Pendekatan yang dilakukan BNI membuktikan bahwa UMKM dapat berkembang pesat bila mendapatkan akses informasi, modal usaha, dan jaringan pasar yang tepat. Frinsa menjadi contoh nyata dari keberhasilan tersebut.
Java Frinsa Estate menunjukkan bagaimana kerja sama strategis antara lembaga keuangan dan pelaku UMKM dapat mengakselerasi potensi ekspor Indonesia. Dukungan BNI melalui Xpora memberi ruang bagi UMKM untuk tumbuh dan bersaing secara global.
Dengan tetap mengedepankan keberlanjutan, konservasi lingkungan, dan keterlibatan sosial, Frinsa tidak hanya membawa kopi Indonesia dikenal dunia, tetapi juga menjadi agen perubahan ekonomi lokal di Pangalengan.
Kisah Wildan Mustofa dan Frinsa menjadi inspirasi bahwa kesuksesan ekspor tidak harus dimulai dari kota besar, tetapi dari komitmen terhadap kualitas, nilai sosial, dan kerja sama yang solid.(*)