PONTIANAK, EKOIN.CO- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengakselerasi visi besar Indonesia Emas 2045 melalui pembangunan industri nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pernyataan resmi di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Menurut Agus, transformasi digital dalam industri 4.0 kini mengubah secara mendasar cara industri bekerja. Implikasinya, kebutuhan akan tenaga kerja yang kompeten juga meningkat.
“Tantangan ini tidak hanya berdampak pada struktur industri dalam negeri, tetapi juga kompetensi dan kesiapan tenaga kerja nasional,” ujar Agus.
Guna menjawab tantangan tersebut, Kemenperin mengandalkan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) sebagai unit kerja strategis. BPSDMI menjalankan program peningkatan kualitas SDM industri melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.
Kepala BPSDMI, Masrokhan menegaskan komitmen pihaknya dalam menghadapi disrupsi digital. “Kami terus mendukung peningkatan daya saing SDM industri di Indonesia,” ucapnya.
Sinergi Lintas Kementerian untuk Penguatan SDM
BPSDMI Kemenperin telah melaksanakan program vokasi industri berbasis kompetensi. Program ini meliputi pendidikan, pelatihan, pemagangan, hingga sertifikasi kompetensi.
Upaya ini dilakukan secara sinergis bersama mitra dalam dan luar negeri, termasuk sektor swasta dan institusi pendidikan global. Kolaborasi ini dianggap strategis dalam menyongsong pasar kerja internasional.
Salah satu wujud nyata kolaborasi tersebut adalah kerja sama Kemenperin dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI). Kerja sama ini berfokus pada pengembangan SDM industri sebagai calon pekerja migran.
Pekan lalu, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding melakukan kunjungan kerja ke SMK-SMTI Pontianak, Kalimantan Barat. Kunjungan itu menyoroti kesiapan siswa menghadapi peluang kerja di luar negeri.
Abdul memuji kurikulum SMTI Pontianak yang dinilai sudah setara dengan standar Jepang. “Artinya, ada potensi besar bagi siswa-siswi di sini untuk bekerja ke luar negeri,” katanya.
Potensi Migrasi Tenaga Kerja Industri
Dalam kesempatan itu, Abdul juga menyoroti besarnya peluang kerja luar negeri yang belum terisi. Hingga Mei 2025, terdapat 1,7 juta job order yang belum terpenuhi.
“Kami baru bisa memenuhi sekitar 297 ribu permintaan kerja dari luar negeri,” ucapnya. Hal ini menunjukkan adanya gap signifikan antara permintaan dan ketersediaan tenaga kerja.
Menurutnya, Indonesia tengah menikmati bonus demografi, di mana tiap tahun ada tambahan 4 juta angkatan kerja. Namun, sebagian besar belum diserap optimal oleh pasar global.
SMK-SMTI Pontianak merupakan satu dari 22 unit pendidikan vokasi di bawah BPSDMI Kemenperin. Sekolah ini juga mewakili Indonesia dalam WorldSkills Competition 2024 di Lyon, Prancis.
Dua siswa SMTI Pontianak berhasil meraih peringkat ke-13 dunia dalam kompetisi tersebut. Mereka mampu mengungguli wakil dari Inggris, Jepang, dan Korea Selatan.
Dukungan Pemerintah Daerah dan Fasilitasi Bahasa
Dalam kunjungan Menteri P2MI ke Pontianak, turut hadir Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan. Ia menyatakan kesiapan Pemprov memfasilitasi pelatihan bahasa asing.
“Bahasa adalah kunci utama. Kami akan siapkan beasiswa dan pelatihan, termasuk Bahasa Jepang,” jelas Ria. Pemprov juga memiliki Balai Latihan Kerja dan lab bahasa.
Selain Bahasa Jepang, Pemprov juga siap mengembangkan pelatihan Bahasa Inggris dan Mandarin. Fasilitas ini diharapkan mendukung kesiapan siswa menghadapi tantangan global.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar turut menyatakan dukungan terhadap inisiatif Kemenperin dan KP2MI. Ia melihat peluang kerja luar negeri sebagai kesempatan emas.
Pemerintah daerah disebut akan aktif menjalin sinergi dengan sekolah vokasi agar dapat menyuplai lulusan berkualitas. Terutama yang siap kerja di sektor industri global.
Kolaborasi Internasional Semakin Menguat
Kemarin, Rabu (25/06), BPSDMI menerima kunjungan dari AAI Co., Ltd. Jepang. Kunjungan ini membawa tiga perusahaan Jepang di sektor otomotif dan logistik.
Perusahaan tersebut adalah BESTie, Sanyo Trading Group, dan Atago Corporation. Ketiganya tertarik menjajaki kerja sama kelas industri internasional.
Ketua AAI Co., Ltd., Nakamura Hirohide menyampaikan antusiasmenya. “Beberapa perusahaan Jepang yang hadir sangat tertarik bekerja sama dengan Kemenperin,” ucapnya.
Kemenperin sebelumnya telah sukses dengan pembentukan kelas industri bersama Morimitsu dan AAI. Kolaborasi ini terbukti efektif dalam menyiapkan SDM sesuai kebutuhan Jepang.(Gambar diambil dari Tribunnews)
Rencana ke depan, kelas industri internasional akan diperluas ke seluruh unit pendidikan dan pelatihan vokasi Kemenperin(*)
Berlangganan gratis WANEWS EKOIN lewat saluran WhatsUp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v.