Jakarta, EKOIN.CO – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan program aktivasi bertajuk Kampung Main di Jakarta, Selasa (24/6/2025). Program ini merupakan hasil kolaborasi dengan 18 mitra Co-Branding Wonderful Indonesia.
Program Kampung Main bertujuan memperkenalkan desa wisata sebagai destinasi berkelanjutan, khususnya kepada anak-anak yang sedang memasuki masa libur sekolah. Anak-anak diharapkan menjadi agen perubahan yang menyuarakan pariwisata bertanggung jawab.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Ni Made Ayu Marthini, menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pihak. “Kehadiran program aktivasi Kampung Main ini patut kita apresiasi. Keterlibatan 18 mitra Co-Branding Wonderful Indonesia menandakan bahwa kepedulian terhadap regenerative tourism tidak hanya datang dari pemerintah, tetapi juga stakeholder lainnya,” ujar Made.
Ia menyampaikan bahwa aktivasi Kampung Main akan berlangsung di lima kota. Lokasi pertama adalah Jakarta, di Taman Mini Indonesia Indah (26-29 Juni 2025), disusul Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Tabanan sepanjang bulan Juli 2025.
“Kerja sama serta dukungan berbagai pihak mampu menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi lingkungan, masyarakat, dan ekonomi,” tambah Made saat memberikan keterangan tertulis di Jakarta.
Edukasi Wisata Lewat Kegiatan Interaktif
Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf, Firnandi Gufron, menjelaskan bahwa Kampung Main menghadirkan bentuk kepedulian nyata terhadap keberlangsungan alam dan budaya.
“Kami berharap kampanye ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu regenerative tourism. Semoga partisipasi generasi muda dalam aktivasi Kampung Main ini bisa memotivasi tindakan nyata untuk menjaga alam, budaya, serta lingkungan saat berwisata,” ungkap Firnandi.
Para mitra co-branding mengemas kegiatan edukatif dalam bentuk permainan tradisional, kegiatan seni, dan aktivitas berbasis kreativitas seperti DIY coloring dan story telling. Anak-anak diajak mengenal kearifan lokal melalui interaksi langsung.
Selain itu, pengunjung bisa menikmati instalasi seni dari limbah daur ulang seperti botol kaca, plastik, potongan kain, dan barang bekas lain. Karya tersebut menjadi simbol pesan pelestarian lingkungan yang ingin diangkat dalam program ini.
Firnandi juga menambahkan bahwa pengunjung berpeluang memenangkan hadiah menarik dan paket wisata ke desa wisata dengan membagikan pengalaman mereka di media sosial menggunakan tagar kampanye khusus.
Kolaborasi Menuju Pariwisata Berkelanjutan
Program Kampung Main tidak hanya berfokus pada hiburan, tetapi juga membentuk tanggung jawab kolektif terhadap keberlanjutan pariwisata. Anak-anak menjadi subjek penting dalam menumbuhkan empati terhadap desa wisata.
“Kampung Main ini bukan sekadar menyuguhkan hiburan serta edukasi dampak lingkungan semata, namun juga memberikan tanggung jawab kepada generasi muda untuk berpartisipasi aktif menjaga pelestarian desa wisata di berbagai daerah,” tegas Firnandi.
Melalui keterlibatan para mitra co-branding, pesan pelestarian dan pembangunan berkelanjutan disebarkan dengan cara yang menyenangkan dan relevan bagi keluarga, khususnya anak-anak.
Langkah ini juga memperkuat sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendukung pembangunan pariwisata nasional yang inklusif dan berkesinambungan.
Program Kampung Main menjadi salah satu contoh pendekatan strategis untuk mengedukasi publik sekaligus mempromosikan destinasi wisata lokal yang ramah lingkungan.
Peluncuran program Kampung Main oleh Kemenparekraf menunjukkan upaya serius pemerintah dalam menumbuhkan kesadaran wisata berkelanjutan sejak dini. Melibatkan anak-anak sebagai target utama, program ini menyasar pembentukan karakter peduli lingkungan melalui edukasi dan hiburan.
Keterlibatan 18 mitra co-branding Wonderful Indonesia menambah kekuatan kampanye, memperluas jangkauan pesan, serta memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta. Aktivitas yang ditawarkan tidak hanya bersifat menghibur tetapi juga menyampaikan pesan sosial dan lingkungan yang mendalam.
Dengan penyelenggaraan di lima kota utama, Kampung Main menjadi ruang bertemunya edukasi, budaya, dan kepedulian terhadap desa wisata. Harapan akan lahirnya generasi muda yang peduli dan aktif terhadap kelestarian wisata lokal tampaknya bukan sekadar wacana, tetapi mulai diwujudkan secara konkret dalam bentuk kegiatan nyata.(*)