Pekalongan, EKOIN.CO – Persoalan pengelolaan sampah kembali menjadi perhatian di Kota Pekalongan, menyusul arahan yang disampaikan Wali Kota HA Afzan Arslan Djunaid dalam kegiatan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) di wilayah Pekalongan Timur pada Selasa, 24 Juni 2025. Dalam pertemuan tersebut, ia menekankan pentingnya kerja sama dari seluruh elemen masyarakat untuk membangun kesadaran bersama terkait kebersihan lingkungan.
Wali Kota yang akrab disapa Aaf ini menyampaikan bahwa perubahan pola pikir dan sikap masyarakat terhadap sampah harus menjadi prioritas. Menurutnya, penanganan sampah tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah semata, tetapi membutuhkan partisipasi aktif warga.
“Kesadaran bersama sangat penting, karena kebersihan itu mencerminkan nilai budaya masyarakat kita,” ujarnya dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Kecamatan Pekalongan Timur.
Acara tersebut turut dihadiri para lurah, kepala puskesmas, serta sejumlah tokoh masyarakat dari wilayah tersebut. Dalam kesempatan itu, Aaf mendorong semua pihak agar bergerak secara terpadu guna menumbuhkan budaya bersih di kalangan warga.
Ia juga mengajak seluruh komponen masyarakat, baik perangkat kelurahan maupun instansi lainnya, untuk mengambil peran dalam mengedukasi warga seputar pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan masing-masing.
“Jangan biarkan pemerintah berjalan sendiri. Ini pekerjaan rumah kita bersama,” lanjutnya.
Lebih jauh, Aaf menyebutkan bahwa penyelesaian masalah sampah perlu didukung dengan pendekatan dari berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga tokoh masyarakat. Keterlibatan seluruh unsur dianggap sangat penting dalam menumbuhkan perubahan perilaku.
Dalam kegiatan Forkopimcam tersebut, ia juga mendorong agar edukasi lingkungan dimasukkan dalam agenda rutin di setiap kelurahan. Menurutnya, penyuluhan bisa dilakukan dalam berbagai forum, baik formal maupun nonformal.
“Kalau kita mulai dari keluarga dan lingkungan terkecil, hasilnya akan lebih efektif,” tegas Aaf.
Ia juga berharap adanya dukungan aktif dari para lurah untuk memimpin gerakan kebersihan di wilayah masing-masing, dengan melibatkan kader-kader masyarakat.
Kepala puskesmas yang hadir pun diminta untuk memberikan edukasi kepada pasien dan warga sekitar mengenai pentingnya hidup bersih sebagai bagian dari upaya preventif kesehatan.
Dalam sambutannya, Wali Kota juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Pekalongan telah melakukan sejumlah upaya pengelolaan sampah, namun tanpa dukungan masyarakat, hasilnya tidak akan maksimal.
Ia menilai masih banyak masyarakat yang belum sadar akan dampak buruk dari sampah yang dibiarkan menumpuk, mulai dari banjir, penyebaran penyakit, hingga pencemaran lingkungan.
Karena itu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk memulai perubahan dari hal kecil, seperti memilah sampah rumah tangga dan membuang sampah sesuai waktu yang ditentukan.
Selain itu, Aaf juga menyarankan agar setiap kecamatan membentuk tim pemantau kebersihan yang melibatkan tokoh masyarakat, petugas kesehatan, dan perangkat kelurahan.
Menurutnya, dengan adanya tim pengawas tersebut, monitoring terhadap kebersihan lingkungan bisa dilakukan secara lebih efektif dan terstruktur.
Wali Kota menambahkan bahwa gerakan bersama akan lebih mudah dijalankan apabila ada sinergi antara perangkat pemerintahan, tokoh agama, dan warga.
Ia mencontohkan bahwa peran tokoh agama dalam menyampaikan pesan kebersihan dalam kegiatan keagamaan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku masyarakat.
Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas beberapa permasalahan spesifik yang terjadi di beberapa kelurahan, termasuk masih rendahnya partisipasi warga dalam kegiatan kerja bakti.
Aaf mengatakan, ke depan akan ada evaluasi rutin terhadap peran serta kelurahan dalam menjaga kebersihan wilayahnya masing-masing.
“Kalau perlu, kita buat indikator dan penilaian khusus untuk mendorong mereka lebih aktif,” ucapnya.
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada beberapa wilayah yang telah menunjukkan inisiatif tinggi dalam menjaga lingkungan dan menjadikan kebersihan sebagai bagian dari budaya lokal.
Wali Kota berharap, semangat tersebut bisa menular ke wilayah lainnya melalui program gotong royong yang konsisten.
Lebih lanjut, ia mengusulkan agar kegiatan edukasi tentang sampah menjadi bagian dari kurikulum sekolah dasar dan menengah di Kota Pekalongan.
Menurutnya, dengan menanamkan nilai kebersihan sejak dini, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang peduli terhadap lingkungan.
Dalam forum tersebut, para peserta juga memberikan masukan dan menyampaikan kendala yang dihadapi di masing-masing wilayah terkait pengelolaan sampah.
Beberapa lurah menyampaikan bahwa diperlukan fasilitas tambahan seperti tempat pembuangan sementara dan petugas kebersihan yang mencukupi.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Aaf menyatakan akan menindaklanjuti usulan tersebut bersama dinas terkait dan menyesuaikannya dengan kemampuan anggaran daerah.
Ia juga mendorong para pihak untuk mencari solusi kreatif, seperti pengelolaan sampah berbasis komunitas dan penggunaan bank sampah.
“Kalau ada inisiatif dari masyarakat, Pemkot siap mendukung dari sisi fasilitas,” ucapnya.
Kegiatan Forkopimcam ini diakhiri dengan penandatanganan komitmen bersama untuk membangun kesadaran kolektif dalam menjaga kebersihan lingkungan di Pekalongan Timur.
Para peserta menyepakati pentingnya kerja sama lintas sektor dan siap menjalankan program-program yang telah dirumuskan dalam forum tersebut.
Wali Kota Aaf berharap forum serupa juga dilaksanakan di kecamatan lain untuk menyamakan persepsi dan memperkuat koordinasi antarpihak.
Ia menegaskan bahwa tanggung jawab atas kebersihan bukan hanya soal teknis, tetapi juga menyangkut nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat.
Dalam penutup sambutannya, Aaf menekankan kembali bahwa perubahan hanya akan terjadi jika dimulai dari kesadaran individu dan keluarga.
“Kita semua adalah bagian dari solusi, bukan hanya penonton,” pungkasnya.
Pemerintah Kota Pekalongan dapat memperluas kolaborasi lintas sektor dengan melibatkan lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dan pelaku usaha dalam kampanye sadar sampah.
Perlu dikembangkan sistem penghargaan bagi warga dan wilayah yang aktif dalam pengelolaan kebersihan sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.
Kegiatan edukatif yang menyenangkan, seperti lomba kebersihan antar RT atau RW, dapat dijadikan alat penyadaran massal yang efektif.
Penyediaan sarana dan prasarana penunjang, seperti tempat sampah terpilah dan TPS terpadu, harus terus ditingkatkan secara merata.
Pemkot juga perlu mengembangkan sistem informasi dan pelaporan warga terhadap pelanggaran kebersihan untuk memperkuat pengawasan.
Masalah sampah di Kota Pekalongan tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah, tetapi membutuhkan peran aktif seluruh lapisan masyarakat.
Wali Kota Aaf menekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif sebagai fondasi dalam menciptakan lingkungan bersih.
Forum Forkopimcam menjadi wadah yang strategis untuk menyatukan berbagai pihak dalam menyusun solusi bersama.
Edukasi dan pendekatan budaya menjadi kunci dalam mengubah perilaku masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
Dengan komitmen dan langkah nyata dari semua pihak, Kota Pekalongan berpotensi menjadi contoh kota bersih dan berbudaya lingkungan.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di :
https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v