Jakarta, EKOIN.CO – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal semakin mengglobal seiring ketidakpastian ekonomi dan pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) memprediksi sekitar 83 juta lapangan kerja berisiko hilang dalam periode 2023-2027.
“23% tenaga kerja seluruh bidang bakal berubah total dalam 5 tahun. Itu berarti bakal ada profesi yang musnah tapi profesi baru banyak yang muncul,” tulis WEF dalam laporan Future of Work yang dirilis Selasa (24/6/2025).
Industri media menjadi salah yang paling terdampak. Fitur AI Overviews milik Google disebut mengurangi trafik ke portal berita hingga 36,5% seperti dialami The New York Times. “AI Overviews menghantam trafik ke portal berita yang memuat panduan liburan, kiat kesehatan, dan ulasan produk,” dikutip dari Wall Street Journal via TechCrunch.
Beberapa media besar seperti The Atlantic dan The Washington Post mulai mengubah model bisnis. Sejumlah penerbit bahkan melakukan kesepakatan berbagi konten dengan perusahaan AI, seperti kolaborasi The Times dengan Amazon untuk melatih platform AI.
WEF merilis 15 profesi paling rentan punah, termasuk teller bank, petugas pos, data entry, sekretaris, dan staf akuntansi. Sektor pemerintahan, keuangan, hingga transportasi juga diprediksi mengalami perubahan drastis.
Di sisi lain, OpenAI dan startup AI seperti Perplexity mulai membangun kerja sama dengan penerbit konten. “Kami berencana membagi pendapatan iklan dengan para penerbit saat chatbot menampilkan konten mereka,” ujar perwakilan Perplexity.