Lombok, ekoin.co – Seorang wisatawan asal Brasil, Juliana Marins (26), dilaporkan terjebak selama tiga hari di kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia dikabarkan terperosok di jalur dekat area kawah aktif saat melakukan pendakian mandiri pada akhir pekan lalu.
Menurut laporan dari Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), insiden terjadi ketika Marins, yang mendaki seorang diri, kehilangan pijakan di medan yang licin dan curam. Ia dilaporkan tidak mampu naik kembali ke jalur utama karena cedera ringan pada pergelangan kakinya.
Lokasi Sulit, Evakuasi Terkendala Medan dan Cuaca
Kepala BTNGR, Hendra Gunawan, menjelaskan bahwa tim SAR segera dikirim begitu laporan diterima dari sesama pendaki yang mendengar teriakan minta tolong. Namun, medan terjal, tebing curam, dan kabut tebal menghambat upaya evakuasi secara langsung.
“Lokasinya berada di cekungan tebing yang sangat sempit. Tim penyelamat harus menuruni jurang dan membawa peralatan lengkap. Hingga Senin sore, kami belum berhasil menjangkau titik tersebut secara fisik,” ujar Hendra.
Sebagai langkah darurat, tim SAR menggunakan drone untuk mengirimkan logistik seperti air, makanan, dan pembalut luka ringan. Marins masih sadar dan mampu merespons perintah dari pengeras suara drone, meski dalam kondisi lemah.
Keluarga Panik, Pemerintah Pastikan Proses Penyelamatan Terus Berjalan
Kabar terjebaknya Marins menyebar cepat di media sosial setelah seorang teman pendaki asal Perancis mengunggah video permintaan bantuan. Keluarga korban di Brasil dikabarkan panik dan meminta bantuan diplomatik melalui Kedutaan Besar Brasil di Jakarta.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mengoordinasikan semua pihak, termasuk pihak Taman Nasional, BNPB, dan Kedubes Brasil, untuk memastikan evakuasi berlangsung aman.
“Keselamatan wisatawan asing menjadi tanggung jawab kami bersama. Prosedur SAR masih berjalan dan kami update situasi setiap jam,” ujar Jubir Kemenlu.
Rinjani Dikenal Rawan Longsor dan Kabut Mendadak
Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl memang menjadi salah satu favorit wisatawan dunia. Namun, jalur pendakiannya kerap menghadirkan tantangan ekstrem, terutama di musim peralihan seperti saat ini.
Sejumlah pendaki lokal yang ditemui tim EKOIN mengatakan bahwa area sekitar kawah tempat Marins terjebak dikenal sebagai “Zona Mati Komunikasi” dan tidak direkomendasikan untuk dilalui sendirian.
“Kondisinya berbahaya. Banyak yang kelelahan atau tersesat. Kalau tidak bawa pemandu lokal, sangat riskan,” kata Anjar, seorang porter senior asal Sembalun. (*)