New York, EKOIN.CO – Aksi unjuk rasa melawan serangan udara Amerika ke Iran terjadi di sejumlah kota besar Amerika Serikat pada Minggu 23 Juni 2025. Massa membawa spanduk bertuliskan “Trump is a war criminal” yang artinya “Trump adalah penjahat perang”, serta menyerukan agar perang dihentikan. Mereka juga menuntut agar anggaran militer dialihkan untuk pendidikan dan layanan kesehatan.
Di Chicago, sekitar 100 orang turun ke jalan. Seorang pengunjuk rasa yang juga pengungsi asal Iran menyampaikan keresahannya karena tidak bisa menghubungi keluarganya setelah serangan udara ke fasilitas nuklir Iran. “Saya sangat takut. Saya tidak tahu keadaan keluarga saya di Teheran,” katanya saat berada di Daley Plaza.
Di Times Square New York, ribuan warga menggelar aksi damai sambil meneriakkan “Hands off Iran” yang berarti “Jangan ganggu Iran”. Di Washington D.C., massa berkumpul di depan Gedung Putih membawa poster bertuliskan “No War on Iran” atau “Jangan Perang dengan Iran”.
Beberapa organisasi seperti Koalisi Jawaban dan Partai Sosialisme dan Pembebasan ikut turun bersama warga. Para orator menyampaikan serangan udara yang dilakukan Presiden Donald Trump terhadap tiga fasilitas nuklir di Iran melanggar hukum internasional dan konstitusi Amerika karena tidak ada persetujuan dari Kongres.
Di San Francisco, pengunjuk rasa menyampaikan keberatannya atas keputusan Trump. Salah satunya menyampaikan, “Mengapa uang kami harus digunakan untuk menjatuhkan bom ke negara lain, sementara banyak warga di sini tidak punya akses ke perawatan kesehatan atau pendidikan?” ucapnya di depan balai kota.
Anggaran perang dikritik warga dari banyak kota
Sebelumnya, Trump mengumumkan bahwa pasukan AS telah menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan ini ia sebut sebagai respons atas tindakan Iran yang menolak berdialog dan tetap melanjutkan program nuklirnya. “Iran menolak semua pendekatan damai. Kami tidak punya pilihan selain mengambil tindakan tegas,” ucapnya dari kampanye di Texas.
Serangan tersebut memicu kecaman global. Di dalam negeri, gelombang protes terus berlangsung dengan tuntutan agar Trump dihentikan. Ia dituduh menyalahgunakan kekuasaan dan menempatkan dunia dalam situasi berbahaya.
Anggaran perang yang digunakan dalam serangan ini diperkirakan mencapai ratusan juta dolar Amerika. Jika dikonversi ke rupiah, satu juta dolar AS setara dengan sekitar Rp16 miliar, tergantung kurs pasar. Aktivis di beberapa kota menyuarakan penolakan atas penggunaan dana tersebut dan menegaskan pentingnya menghentikan konflik luar negeri.
Protes masih berlangsung di beberapa wilayah sampai hari Senin pagi waktu setempat. Pihak keamanan setempat menyatakan aksi berlangsung damai tanpa insiden besar.