HalmaheraSelatan, EKOIN.CO – Banjir melanda lima desa di Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, sejak Minggu dini hari, 22 Juni 2025, mengakibatkan ribuan warga mengungsi.
Curah hujan tinggi sejak Sabtu malam memicu luapan Kali Inggoi sehingga merendam permukiman dan jalan raya hingga setinggi satu meter
Menurut data BPBD, hingga Senin pagi, 23 Juni 2025, tercatat 2.430 jiwa dari 640 kepala keluarga diungsikan ke delapan lokasi pengungsian
Hujan intens menimbulkan luapan sungai yang masuk ke Desa Labuha, Amasing Kota, Amasing Kota Barat, Amasing Kota Utara, dan Indomut. Air merendam rumah warga dan ruas jalan utama sejak dini hari
Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, menyatakan, “Banjir kali ini memang paling terparah yang terjadi di wilayah itu, sehingga saat ini kita ungsikan mereka ke delapan titik lokasi pengungsian”
Evakuasi dilakukan sejak Minggu pagi oleh tim gabungan BPBD, TNI, dan Polri. Pengungsian dijalankan di masjid dan balai desa yang tersedia.
Distribusi kebutuhan dasar seperti makanan, selimut, dan air bersih didahulukan bagi anak-anak dan lansia. Penjagaan kondisi pengungsi juga difokuskan karena hujan diperkirakan berlanjut.
Prakirawan dari BMKG Kelas I Sultan Babullah Ternate, Muhammad Dzikti Abdul Fatah, memperingatkan hujan mungkin masih terus terjadi hingga tiga hari ke depan
Tim BMKG memperkirakan curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan dalam tiga hari ke depan. Masyarakat diminta tetap waspada terhadap risiko banjir susulan .
Sektor pendidikan dan ekonomi terganggu karena jalan-jalan desa lumpuh total. Beberapa pedagang lokal mengalami kerugian akibat banjir.
Warga menanggung ketidaknyamanan karena kehilangan akses makanan dan air bersih, serta kekhawatiran terhadap sanitasi di lokasi pengungsian.
Pemkab Halsel telah menetapkan status tanggap darurat sejak Minggu. Bupati Kasuba menegaskan penanganan berbasis data dan lokasi terdampak, serta distribusi bantuan prioritas.
“Kami saat ini mencari titik-titik mana menjadi sumber banjir, sehingga bisa menanganinya, agar ke depan tidak lagi terjadi kejadian yang sama lagi,” ungkapnya
Selain evakuasi, TNI dan Polri membantu pengawasan dan distribusi logistik. Tim juga memetakan aliran Kali Inggoi untuk antisipasi wilayah rawan banjir susulan.
BPBD dan instansi terkait akan memonitor selama minimal tiga hari ke depan, menyiagakan perahu karet dan personel evakuasi bila hujan kembali intens.
Pemkab juga menjajaki perbaikan lingkungan dan normalisasi badan sungai di lima desa terdampak.
Hingga Senin siang, intensitas hujan menurun, namun semua pengungsian masih aktif. Belum ada laporan korban jiwa, namun beberapa warga mengalami gangguan kesehatan ringan.
Warga bersama relawan lokal bergotong royong menyusun sistem tanggap cepat. Kolaborasi desa berperan dalam distribusi bantuan makanan dan pendataan cepat.
BPBD Halsel terus memperbarui data tiap tiga jam, bekerjasama dengan BMKG dan pihak desa agar respons berjalan akurat dan tepat waktu.
Pemkab mulai menghitung rancangan normalisasi sungai, pembangunan saluran air, dan perbaikan jalan akses cepat menuju desa-desa rawan.
Bupati Kasuba menyatakan rencana mitigasi banjir bakal dijajaki tahun depan, bekerja sama dengan provinsi dan pemerintah pusat.
Beberapa pos pelayanan kesehatan didirikan di lokasi pengungsian untuk antisipasi gangguan kesehatan akibat banjir dan sanitasi.
Bantuan bersih, makanan siap saji, selimut, dan air mineral telah disalurkan sejak Minggu, menjangkau delapan titik pengungsian.
Masyarakat berharap hujan cepat mereda sehingga bisa pulang ke rumah dan memulai pembersihan lingkungan awal pekan ini.
Gerakan bersih lingkungan dan saluran air oleh warga sudah dimulai sejak Senin pagi dengan alat sederhana.
Pemda Halsel telah berkoordinasi dengan dinas provinsi Malut untuk cadangan logistik dan tenaga medis.
BPBD akan meningkatkan sistem peringatan dini berbasis desa demi antisipasi maksimal pada peristiwa selanjutnya.
BMKG mengimbau agar masyarakat waspada dan memperhatikan peringatan hujan karena potensi genangan air tinggi masih ada.
Media lokal membantu menyebarluaskan informasi pengungsian dan kebutuhan mendesak sehingga cepat terkoordinasi.
Relawan dari pulau-pulau sekitar Bacan turut membantu distribusi bantuan dan evakuasi warga lanjut usia.
Rencana pemberdayaan ekonomi melalui pemberian modal usaha kecil bagi pedagang terdampak mulai disusun pihak desa.
Dinas Pendidikan Kabupaten menyiapkan pembersihan sekolah dan pengaturan sistem belajar darurat di pengungsian jika diperlukan.
Pemasangan tandon air darurat di titik pengungsian telah dilaksanakan untuk menjaga suplai air bersih.
Dinkes Halsel menyediakan tenaga medis cadangan, posyandu, dan imunisasi untuk anak-anak di lokasi pengungsian.
Kemenhub, Basarnas, dan Kemenag siap mendukung bila situasi memburuk dan evakuasi massal dibutuhkan.
Pemda merencanakan rehabilitasi sungai dan saluran drainase jangka pendek dalam 1–2 bulan ke depan.
BPBD Kabupaten Halsel akan terus memantau dampak berikutnya hingga kondisi benar-benar aman.
Pemkab menyiapkan program sosialisasi dan pelatihan tanggap bencana di lima desa terkait.
Bupati Kasuba menyampaikan pentingnya menjaga lingkungan agar debit air tidak cepat naik.
Pemkab hendak menggandeng akademisi untuk menilai ulang tata ruang di wilayah aliran sungai.
masyarakat hendaknya tetap waspada dan mengikuti arahan BPBD karena potensi hujan masih tinggi. Kolaborasi antara pemerintah, relawan, dan warga lokal sangat penting untuk respons cepat dan efektif. Evaluasi dan rehabilitasi infrastruktur mesti dilakukan segera agar kejadian serupa tidak terulang. Peningkatan sistem peringatan dini di tingkat desa dapat memberikan waktu lebih panjang untuk evakuasi. Kesadaran lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan, turut mendukung keberhasilan mitigasi banjir.
(*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v