Bandung, EKOIN.CO –Di sisi lain, pada 22 Juni 2025, terjadi longsor di proyek pembangunan SDN Gang Aut, Kelurahan Gudang, Bogor Tengah. Korban Iwan Setiawan (51) meninggal setelah tertimbun tanah saat menggali fondasi sekitar pukul 10.00 WIB Evakuasi dilakukan segera, namun nyawanya tak tertolong dalam perjalanan ke RS Vania .
Lurah Gudang Ferdi Setiawan menjelaskan bahwa material tanah dan batu dari proyek jatuh membebani korban, yang berada di kedalaman sekitar dua hingga tiga meter Proses evakuasi berlangsung cepat, dibantu petugas Damkar, TNI, dan warga setempat.
Kejadian ini kembali memicu perhatian terhadap kualitas pengawasan konstruksi dan penanganan risiko longsor di wilayah Jabodetabek. Pekerjaan penggalian fondasi dekat bangunan siaga tinggi terhadap permukaan tanah tidak stabil.
Reaksi resmi muncul dari BPBD Kabupaten Bogor dan instansi terkait. Mereka melakukan peninjauan lokasi serta memperketat prosedur keselamatan kerja di proyek pembangunan, terutama saat cuaca ekstrim dan permukaan tanah labil.
Dari sisi kesehatan masyarakat, polusi udara di kota-kota besar Jawa Barat diwarnai partikel halus PM2.5 dan PM10. Paparan jangka panjang dapat memicu gangguan pernapasan, iritasi mata, hingga peningkatan risiko penyakit kronis.
Sejumlah ahli kesehatan dari Kompas.com menyarankan penggunaan masker N95 oleh masyarakat yang tetap harus beraktivitas di luar ruangan. Disarankan pula peningkatan ventilasi di dalam ruangan menggunakan AC dengan purifier atau alat pembersih udara.
Gempa Garut meskipun relatif kecil, memberi pelajaran penting bagi warga untuk meningkatkan kesadaran mitigasi gempa. BMKG mengimbau agar setiap rumah tangga memiliki rencana tanggap darurat dan mengenali lokasi evakuasi terdekat.
Secara periodik, aktivitas vulkanik Gunung Tangkubanparahu harus tetap dipantau. Meskipun saat ini normal, perubahan kecil dalam hembusan asap atau tremor dapat menandakan peningkatan tekanan di dalam kawah
BMKG juga berharap masyarakat tidak panik, tetapi selalu siap dan mengikuti arahan resmi bila terjadi cuaca ekstrem. Keselamatan publik tetap menjadi prioritas utama.
Berbagai peristiwa ini menunjukkan kompleksitas kondisi Jawa Barat saat ini: dari polusi udara, cuaca ekstrim, gempa lokal, hingga kecelakaan konstruksi. Semua membutuhkan respons terpadu dari pemerintah daerah dan masyarakat.
Masyarakat perlu membatasi aktivitas di luar ruangan terutama saat AQI berada di level tidak sehat; penggunaan masker dan penyaring udara dalam ruangan sangat penting.
Untuk proyek konstruksi, prosedur keselamatan harus diperketat, termasuk penilaian geoteknik dan pengawasan saat penggalian, mengingat potensi longsor yang dapat berakibat fatal.
Pemerintah daerah dan BMKG harus memperkuat edukasi mitigasi bencana: penjagaan menjelang hujan lebat, kesiapan menghadapi gempa, dan antisipasi erupsi vulkanik sekecil apapun tanda awalnya.
Pemantauan kualitas udara juga mendesak dilakukan dengan lebih rutin, disertai pelaporan publik agar masyarakat cepat tanggap dan dapat mengambil tindakan pencegahan.
Kesadaran kolektif diperlukan: masyarakat melindungi diri, pemerintah memperkuat sistem peringatan dini, dan semua pihak bekerjasama dalam menjaga keselamatan bersama. (*)
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v