Jakarta, Ekoin.co ini adalah analisis terbaru tentang siapa yang “menang” jika terjadi perang terbuka antara Iran dan Amerika Serikat, lengkap dengan pendukung utama
Kekuatan militer langsung
- Amerika Serikat (dan sekutunya) memiliki keunggulan mutlak dalam hal teknologi deteran, jumlah jet tempur, kapal induk, add-on bunker busters, dan intelijen. Serangan kilat ke fasilitas nuklir Iran—misalnya di Fordo, Natanz, dan Isfahan—mampu dijalankan dengan presisi tinggi
- Iran memiliki pertahanan udara terbatas, rudal balistik (seperti Qassem Bassir) dan drone, serta kemampuan serangan terbatas terhadap AS, Israel, atau rute laut seperti Selat Hormuz
dari segi kekuatan militer konvensional, AS berada di atas angin. Namun menang mutlak tidak serta-merta; Iran bisa melakukan serangan asimetris yang melelahkan dan memicu eskalasi lebih luas.
Kemampuan balasan Iran
- Retaliasi Iran bisa berupa penutupan Selat Hormuz, serangan rudal/drone ke pangkalan AS atau kilang minyak, bahkan ke Israel .
- Namun banyak analis menilai serangan AS kemungkinan akan terbatas—mirip serangan terhadap Soleimani pada 2020—jadi kemungkinan cepat mereda, kecuali ruang eskalasi terbuka lebih luas .
Allies dan pendukung
AS & Israel
- Kedua negara sangat solid, AS bahkan memiliki hubungan militer dan intelijen sangat erat dengan Israel .
- Republik Islam tidak memiliki pertahanan udara barat, bergantung pada Israel/AS untuk serangan nuklirment non-nuklir.
Iran & Proxy
- Iran memiliki jaringan “axis of resistance” (Hezbollah, Hamas, militia Syiah di Irak, Houthis di Yaman)
- Namun kini jaringan itu melemah: banyak kelompok kehilangan kapabilitas operasional, tidak siap menyerang secara langsung ke Iran
- Beijing dan Moskow secara diplomatik mendukung Iran, tapi menolak keterlibatan militer langsung .
Proyeksi hasil akhir
- AS/Israel bisa berhasil menunda atau menghancurkan fasilitas nuklir Iran, tetapi kemungkinan strategi itu hanya bersifat sementara. Iran bisa mempercepat program nuklir saat perang mereda .
- Iran akan menderita kerugian besar, tetapi kemungkinan tidak runtuh—rezim bertahan melalui karakteristik ideologisnya dan dukungan internal .
- Konflik jangka panjang: akan menghasilkan penderitaan luas, eskalasi regional yang sulit dikendalikan, harga minyak naik, dan keamanan global terganggu .
Siapa jadi pemenang
Tidak ada “pemenang mutlak”:
- AS/Israel unggul militer, tapi kurang solusi akhir—risiko kebangkitan nuklir Iran tetap ada.
- Iran bisa dipukul berat, tapi kemungkinan tetap bertahan dan merespons lewat perang asimetris serta mempercepat nuklir setelah itu.
Secara keseluruhan, ini lebih menyerupai kemenangan taktis AS/Israel, tetapi Iran tidak “kalah total.” Dunia akan memasuki periode ketidakstabilan tanpa pemenang strategis.
Dukungan pihak-pihak
Pihak | Pendukung Militer/Diplomatik |
---|---|
Amerika Serikat | – Israel (koordinasi militer & intel)– Sekutu NATO Barat (dukungan diplomatik dan sanksi)– Arab Saudi, UAE, Mesir (dukungan terselubung) |
Iran | – Hezbollah (meskipun melemah) – Houthis & milisi Irak (dukungan terbatas) – Rusia & China (dukungan diplomatik/tengah) |
Secara militer, AS bersama Israel tampaknya berada di posisi menang taktis. Iran kemungkinan menderita kerugian signifikan, tetapi tidak diperkirakan runtuh—kemungkinan membalas dengan perang asimetris, menunda permusuhan, lalu mempercepat program nuklir. Konflik ini berpotensi bertahan lama dan memicu ketidakstabilan regional besar tanpa pemenang strategis yang jelas.(*).
Berlangganan gratis WA NEWS EKOIN lewat saluran Whatsapp EKOIN di : https://whatsapp.com/channel/0029VbAEmcR6mYPIvKh3Yr2v