Jakarta, EKOIN.CO – Deputi Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Sri Wahyuni, menerima audiensi dari pegiat pilates dan yoga di Kemenpora, Jakarta, Rabu (18/6).
Audiensi tersebut menjadi momen penting bagi para pelaku kebugaran untuk menyampaikan gagasan dan kekhawatiran mereka terhadap praktik pilates dan yoga yang kini semakin digemari masyarakat luas.
Salah satu pegiat pilates, Anette Liana Dewi, yang juga merupakan owner iSometric Pilates Studio, mengungkapkan bahwa popularitas pilates meningkat tajam, terutama di kota besar seperti Jakarta.
“Kami mencermati pilates ini berkembang pesat, khususnya di Jakarta. Oleh karenanya, kami ingin instruktur dan alat yang tersedia harus mempunyai standarisasi yang tepat,” ujar Anette.
Ia juga menyampaikan keprihatinannya atas sejumlah kasus cedera yang dialami peserta pilates akibat kurangnya standar dalam praktik latihan.
Perhatian terhadap Keselamatan Masyarakat
“Manfaat pilates ini sangat bagus untuk kebugaran. Jangan sampai yang tadinya mau sehat justru cedera karena tidak adanya standarisasi,” sebut Anette.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Sri Wahyuni merespons positif dan menyatakan dukungannya terhadap perlunya standarisasi dalam olahraga kebugaran seperti pilates dan yoga.
“Ini menjadi masukan yang sangat penting. Masyarakat saat ini semakin aktif berolahraga, termasuk lewat pilates dan yoga. Namun tanpa standarisasi yang baik, justru bisa menimbulkan risiko,” katanya.
Ia menyebut bahwa upaya penguatan standar harus melibatkan asosiasi olahraga masyarakat agar sistem yang lahir benar-benar efektif dan sesuai kebutuhan di lapangan.
Menurutnya, pengakuan terhadap profesi instruktur pilates dan yoga perlu didasari pada kompetensi yang terukur.
Dorongan Standarisasi Nasional
“Kita tidak ingin sembarang orang mengklaim sebagai instruktur pilates atau yoga yang profesional, padahal tidak memiliki kompetensi yang memadai. Ini soal keselamatan dan efektivitas olahraga itu sendiri,” tegas Deputi Sri Wahyuni.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa keberadaan komunitas pegiat pilates dan yoga dapat menjadi energi baru dalam peningkatan kebugaran masyarakat Indonesia.
“Kehadiran para pegiat pilates dan yoga menjadi energi baru sebagai upaya peningkatan kebugaran nasional. Dia berharap kolaborasi antara pemerintah dan pegiat olahraga seperti ini akan terus berkembang, guna mewujudkan masyarakat yang sehat, bugar, dan produktif.”
Sri Wahyuni juga mengingatkan pentingnya peran asosiasi olahraga dalam menjaga mutu dan keselamatan dalam aktivitas kebugaran.
“Asosiasi olahraga harus betul-betul memperhatikan standarisasi demi keselamatan bersama,” pungkasnya.
Pertemuan antara Deputi Kemenpora dan komunitas pilates menjadi titik awal penting dalam mendorong regulasi olahraga kebugaran. Lonjakan minat terhadap pilates dan yoga harus diimbangi dengan sistem yang menjamin keselamatan dan profesionalitas para pelaku.
Kurangnya standarisasi selama ini telah menimbulkan risiko yang tidak sedikit, mulai dari cedera ringan hingga gangguan tubuh yang lebih serius. Langkah penyusunan sistem pelatihan dan sertifikasi instruktur secara resmi menjadi sangat mendesak.
Kolaborasi antara pemerintah dan komunitas olahraga kebugaran seperti ini dinilai sebagai langkah strategis. Dengan dukungan regulasi yang tepat, masyarakat akan mendapatkan manfaat maksimal dari aktivitas olahraga tanpa harus khawatir soal risiko yang mengintai.(*)