Jakarta, EKOIN.CO – Tiga mahasiswa dari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2022 berhasil meraih juara dua dalam kompetisi Laga Karya Tulis Ilmiah Festagama 13.0. Kegiatan ini berlangsung di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pada awal Juni 2025.
Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik PWK UGM dan diikuti oleh berbagai kampus di Indonesia. Tim ITB yang beranggotakan Andre Otniel Panggabean, Nadhilah Anargya, dan Fairuz Zahra Ghaniyyah, tampil dengan inovasi bertajuk SEGARA.
SEGARA atau Sistem Edukasi dan Gawat Darurat Risiko Alam merupakan dashboard digital berbasis sistem informasi geospasial. Inovasi ini dirancang untuk membantu masyarakat pesisir dalam menghadapi banjir rob dan penurunan muka tanah.
Dengan tampilan peta interaktif, SEGARA menyajikan berbagai informasi krusial, seperti jalur evakuasi, titik kumpul, dan wilayah rawan genangan. Sistem ini juga memungkinkan pengguna mengakses informasi secara real-time mengenai kondisi lingkungan pesisir.
Selain sebagai alat tanggap darurat, SEGARA juga berfungsi sebagai sarana edukasi berbasis komunitas. Platform ini dirancang untuk dapat diakses melalui gawai serta dikelola secara kolaboratif oleh masyarakat lokal.
Sinergi Teknologi dan Kearifan Lokal
Melalui pendekatan partisipatif, SEGARA mendorong keterlibatan aktif warga pesisir. Kombinasi antara teknologi, kearifan lokal, dan kerja sama komunitas membuat SEGARA menjadi solusi adaptif yang aplikatif terhadap risiko bencana.
“Sistem ini memang tidak hanya dibangun dari sisi teknis, tapi juga sangat mempertimbangkan aspek sosial di lapangan,” ujar Andre Otniel Panggabean, mewakili tim, saat ditemui seusai pengumuman pemenang.
Ia juga menekankan pentingnya peran dosen pembimbing mereka, Hanafi Kholifatul Iman, S.T., M.P.W.K. Menurutnya, dosen tersebut tak hanya memberikan masukan terhadap isi tulisan, tetapi juga membimbing dari aspek teknis penulisan.
“Setiap kali kami merasa buntu atau bingung menentukan arah pembahasan, beliau selalu hadir dengan pandangan yang lebih luas dan cara berpikir yang bikin kami melihat masalah dari sisi yang berbeda,” tambah Andre.
Mereka mengaku tidak punya strategi khusus selama persiapan lomba. Namun, semangat kolektif dan konsistensi menjadi kunci utama mereka. Tim ini rutin berkumpul di malam hari untuk berdiskusi dan menyusun tulisan secara bergantian.
Solusi Nyata untuk Tantangan Iklim
Partisipasi mereka dalam Festagama 13.0 bukan sekadar pencapaian akademik, melainkan kontribusi nyata terhadap isu perubahan iklim. SEGARA diharapkan menjadi model sistem mitigasi risiko yang dapat direplikasi di berbagai wilayah pesisir lainnya.
Dengan menempatkan masyarakat sebagai pusat pengelolaan informasi, sistem ini mengedepankan keberlanjutan dan pemberdayaan lokal. SEGARA tidak hanya menjawab persoalan teknis, tetapi juga membangun daya tahan sosial di tengah ancaman lingkungan.
Melalui keberhasilan ini, mahasiswa ITB menunjukkan bahwa inovasi anak muda mampu menjembatani kesenjangan antara sains, teknologi, dan kebutuhan masyarakat. Festagama 13.0 menjadi panggung pembuktian bahwa pemuda mampu menawarkan solusi yang relevan dan inklusif.
Pencapaian tim mahasiswa ITB dalam Festagama 13.0 menegaskan bahwa kekuatan inovasi tidak hanya terletak pada teknologi, tetapi juga dalam kemampuan memahami konteks sosial dan melibatkan masyarakat dalam proses perubahan. SEGARA menjadi contoh konkret bagaimana integrasi antara data geospasial, kesadaran lingkungan, dan kolaborasi komunitas dapat menghasilkan solusi adaptif untuk tantangan pesisir.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi di Indonesia mampu mencetak mahasiswa yang peka terhadap isu-isu lingkungan dan sosial. Dengan bimbingan akademik yang tepat dan semangat kerja sama yang tinggi, ide-ide inovatif dapat diterjemahkan menjadi sistem yang siap diterapkan di lapangan.
Keterlibatan dalam lomba ini tidak hanya membawa nama baik institusi, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa dalam menerapkan ilmunya secara nyata. Hal ini sejalan dengan semangat tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.(*)